Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
pexels.com/Charlotte May

Jika selama ini mengira pohon hanya diam dan tidak berinteraksi, kamu harus siap-siap tercengang. Ternyata, pohon punya cara unik untuk berkomunikasi satu sama lain secara luar biasa. Sekilas, tanaman di sekitarmu terlihat seperti hanya tumbuh sendiri-sendiri.

Selama ini kita mengenal pohon sebagai penghasil oksigen, buah-buahan, dan elemen estetika dalam lingkungan. Namun, mereka lebih dari sekadar itu. Penasaran bagaimana cara mereka berkomunikasi? Yuk, kita kupas tuntas.

1. Jaringan jamur di bawah tanah

pixabay.com/Antranias

Di bawah tanah, akar-akar pohon ternyata diam-diam saling berkomunikasi melalui "network fungi" atau jamur yang tumbuh di sekitar dan di dalam akar pohon yang dikenal sebagai mikoriza. Jamur ini menyuplai pohon dengan nutrisi yang dibutuhkan untuk tumbuh. Sebagai imbalannya, jamur mendapatkan gula dari akar pohon hasil fotosintesis.

Penemu mikoriza pertama adalah Albert Bernhard Frank, seorang ahli botani Jerman, pada 1885. Frank mendeskripsikan hubungan simbiosis antara jamur dan akar tanaman yang kini kita kenal sebagai mikoriza. Frank menemukan bahwa jamur membantu akar tanaman menyerap nutrisi terutama fosfor, sementara tanaman memberikan karbohidrat kepada jamur. Penemuan ini menjadi dasar dalam ilmu ekologi dan pertanian modern.

2. Bahasa kimia lewat daun

pixabay.com/Nennieinszweidrei

Selain jaringan bawah tanah, pohon juga bisa "ngobrol" lewat udara. Dalam kondisi berbahaya, mereka melepaskan volatile organic compounds (VOC) untuk berkomunikasi. Misalnya, Pohon Akasia di Afrika melepaskan gas ethylene saat digigit jerapah. Gas ini memberi peringatan kepada pohon lain di sekitarnya untuk segera memproduksi zat pahit di daunnya agar jerapah “kapok” memakannya. Ini semacam sistem alarm alami di dunia tumbuhan.

3. Pohon ibu dan anak

pexels.com/Kindel Media

Di hutan, ada yang disebut pohon ibu. Pohon ini biasanya berusia lebih tua dengan akar yang lebih besar dan kuat. Pohon ibu berperan sebagai pusat komunikasi dan sering berbagi nutrisi dengan pohon-pohon muda di sekitarnya melalui jaringan mikoriza. Mereka bahkan bisa membantu pohon muda bertahan saat kekurangan cahaya atau nutrisi.

Hubungan mereka lebih dari sekadar simbiosis antara tanaman dan jamur. Mikoriza menciptakan jaringan komunikasi bawah tanah yang kompleks atau bisa kita sebut dengan istilah (Wood Wide Web) yang cara kerjanya mirip dengan internet manusia (World Wide Web). Pohon dapat bertukar informasi, memahami kebutuhan satu sama lain, atau bahkan berkomunikasi dengan spesies berbeda.

4. Saling berbagi nutrisi

pexels.com/Mikhail Nilov

Pohon tidak selalu bersaing untuk bertahan hidup. Mereka juga bisa saling membantu. Penelitian menunjukkan bahwa pohon sehat sering berbagi nutrisi dengan pohon yang sakit atau sekarat melalui akar dan jaringan mikoriza. Ini membuktikan bahwa pohon di hutan lebih bergotong royong daripada manusia di kota.

Namun, tidak semua hubungan antarpohon itu baik. Misalnya, Pohon Kenari Hitam dapat melepaskan sinyal kimia beracun untuk menyabotase tanaman lain di sekitarnya agar mati. Jadi, persaingan di alam juga tetap ada.

5. Contoh di Indonesia

Di hutan hujan tropis Indonesia, banyak spesies pohon yang bergantung pada jaringan mikoriza untuk bertahan hidup. Misalnya, Pohon Meranti (Shorea spp.), yang merupakan pohon khas hutan Kalimantan dan Sumatra, sangat bergantung pada mikoriza untuk mendapatkan nutrisi dari tanah yang asam dan miskin hara. Hubungan ini membantu Pohon Meranti tumbuh tinggi dan menjadi bagian penting dari ekosistem hutan hujan.

6. Dampak perubahan iklim pada komunikasi pohon

pexels.com/Pixabay

Deforestasi dan perubahan iklim mengancam komunikasi alami antara pohon. Penebangan hutan yang masif dapat menghancurkan jaringan mikoriza dan memutus jalur komunikasi antara pohon di dalam hutan. Selain itu, peningkatan suhu global juga dapat mengubah pola pelepasan zat kimia oleh pohon, sehingga dapat mengganggu cara mereka memeringatkan satu sama lain terhadap ancaman.

7. Studi dan penelitian terkait

pexels.com/Johannes Plenio

Beberapa studi terbaru menunjukkan bahwa pohon dapat mengenali keluarga mereka sendiri. Penelitian Suzanne Simard, ekolog dari University of British Columbia, menemukan bahwa Pohon Cemara Douglas lebih cenderung berbagi nutrisi dengan pohon yang berasal dari bibit yang sama dibandingkan dengan spesies lain. Studi ini semakin menguatkan teori bahwa pohon tidak hanya berkomunikasi, tetapi juga memiliki semacam kepedulian terhadap sesama mereka.

8. Jadi, pohon bisa ngobrol beneran?

pexels.com/Ron Lach

Meski belum dapat dibuktikan secara ilmiah secara mutlak, banyak peneliti percaya bahwa pohon memiliki bentuk kepedulian terhadap sesamanya. Mereka tidak hanya berbagi nutrisi, tetapi juga melindungi pohon muda di sekitarnya. Ada teori yang menyebutkan bahwa pohon dapat merasakan stres atau bahkan kesepian saat tidak ada pohon lain di dekatnya.

Meskipun komunikasi pohon bukan seperti obrolan manusia, cara mereka untuk saling terhubung menunjukkan betapa kompleks dan canggihnya ekosistem hutan. Jadi, bisa jadi saat jalan-jalan ke hutan, jangan heran kalau sebenarnya pohon-pohon di sekitar kalian sebenarnya sedang "bergosip" tentang kamu.

Tertarik dengan rahasia alam lainnya? Yuk, lebih sering meluangkan waktu untuk mengenal lebih dekat lingkungan kita.

Editorial Team