Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

11 Contoh Umpatan Bahasa Bali, Jangan Diucapkan Sembarangan

Ilustrasi umpatan. (unsplash.com/krakenimages)

Kosakata Bahasa Bali memiliki beragam jenis dari bahasa alus (kruna alus), bahasa sehari-hari (kruna andap), dan bahasa kasar (kruna kasar). Kruna kasar sering digunakan sebagai umpatan yang ditujukan kepada orang lain.

Umpatan biasa digunakan ketika seseorang merasa kesal dengan orang lain. Berikut ini macam-macam umpatan dalam Bahasa Bali. Kamu perlu mempelajarinya agak paham dan tidak sembarangan digunakan.

1. Ndas bedag

Ilustrasi kepala. (unsplash.com/Mitchell Luo)

Ndas berasal dari kata tendas (bahasa kasar) yang memiliki arti kepala. Bedag dari kata bebedag yang berarti anak kuda. Umpatan ini mirip dengan kata "sialan," "ya ampun," atau "waduh."

2. Cicing cai atau nyai

anak anjing (unsplash.com/Karsten Winegeart)

Cicing artinya anjing, cai berarti kamu untuk laki-laki, dan nyai untuk perempuan. Kedua kata ini adalah bahasa kasar yang sama dengan umpatan "anjing" dalam Bahasa Indonesia.

3. Jelema lengeh

Ilustrasi orang yang sedang sakit. (unsplash.com/Sharon McCutcheon)

Jelema memiliki arti orang atau manusia, dan lengeh artinya gila. Umpatan ini biasanya ditujukan kepada orang yang berbuat tidak baik. Misalnya sering memukul orang, lalai, ceroboh, dan sejenisnya.

4. Bebangkan

Ilustrasi orang jahat. (unsplash.com/Mehdi MeSSrro)

Bebangkang adalah umpatan yang memiliki makna bedebah.

5. Liunan peta

Ilustrasi Anggota Tubuh (Mulut) (IDN Times/Mardya Shakti)

Liunana peta terdiri dari dua kata. Yaitu liunan yang berarti kebanyakan, dan peta berarti ngomong atau bicara. Peta termasuk Bahasa Bali kasar. Umpatan ini ditujukan kepada orang yang terlalu banyak bicara.

6. Piratane

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Sander Sammy)

Piratane adalah bahasa kasar atau umpatan yang berasal dari Kota Singaraja, Kabupaten Buleleng. Piratane termasuk umpatan yang paling kasar dan diharapkan tidak digunakan karena berhubungan dengan leluhur.

7. Bungut gebuh

ilustrasi bibir (unsplash.com/Guido Fuà)

Bungut adalah termasuk bahasa kasar di Bali yang berarti mulut. Sedangkan gebuh berarti lembek karena terlalu lama direbus. Bungut gebuh ditujukan kepada orang yang suka membual atau berbohong.

8. Lengeh celeng

Babi. (unsplash.com/Kenneth Schipper Vera)

Umpatan ini dipopulerkan oleh pelawak Bali, Komang Apel. Lengeh memiliki arti bodoh, dan celeng artinya babi. Umpatan ini biasanya ditujukan kepada orang yang kelewat bodoh atau ceroboh, tidak jauh beda dengan penggunaan lengeh buah.

9. Ndas keleng atau keleng

Foto hanya ilustrasi. (unsplash.com/Annie Spratt)

Umpatan ini paling sering diucapkan dalam percakapan sehari-hari di Bali. Maknanya mirip dengan "bangsat" dalam Bahasa Indonesia.

10. Leak iba

Sosok rangda. (unsplash.com/Agto Nugroho)
Sosok rangda. (unsplash.com/Agto Nugroho)

Umpatan ini khasnya Kabupaten Tabanan. Terdiri dari dua kata, yaitu leak yang berarti leak (ilmu hitam Bali), dan iba adalah kamu. Arti umpatan ini sama dengan "sialan kamu" dalam Bahasa Indonesia.

11. Sakit gede

Ilustrasi Gejala Penyakit (Sakit Kepala) (IDN Times/Mardya Shakti)

Sakit gede memiliki arti sakit keras. Kalimat ini sebenarnya umpatan yang bermakna sama dengan "sialan" atau "sial".

Umpatan Bahsa Bali di atas biasanya digunakan dalam percakapan sehari-hari kepada lawan bicara yang memang sudah akrab atau kepada sahabat. Namun jika diucapkan ke orang yang belum dikenal, maka umpatan tersebut terasa sangat kasar.

Selain itu, jangan gunakan umpatan-umpatan di atas saat berbicara kepada orang lebih tua atau orang yang dihormati ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us