10 Bahasa Bali Unik di Tiap Daerah, Sangat Beragam

Bahasa Bali memang banyak ya keunikannya. Kosakata Bahasa Bali di masing-masing daerah bahkan berbeda. Hal ini juga berkaitan dengan Bahasa Bali dari masyarakat asli Bali (Bali Aga) dan juga pengaruh masyarakat luar Bali. Apa saja kosakatanya?
1. Bel

Kosakata ini bukan bel yang ada di pintu masuk ya. Kalau di Bali, bel artinya menelepon. Bahasa Bali bel sering digunakan oleh masyarakat di Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Bangli.
Contoh kalimatnya: Bel jep pak dokter, I Gede panes awakne (Tolong telepon pak dokter, si Gede panas badannya).
2. Cekot

Kata cekot sering digunakan oleh masyarakat Kabupaten Bangli khususnya di daerah Kecamatan Kintamani. Cekot memiliki arti sendok.
Contoh kalimatnya: Bu, nunas cekotne, anggen tiang ngajeng bakso (Bu, minta sendoknya, mau saya pakai makan bakso).
3. Yaya

Kata yaya adalah Bahasa Bali dari Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Arti kata yaya adalah nenek. Bandingkan dengan Bahasa Bali nenek pada umumnya, yaitu dadong.
Contoh kalimat: De, makang yaya kopi di mejane (De, ambilkan nenek kopi di meja).
4. Taban

Kata taban adalah bahasa khas Desa Canggu, Kabupaten Badung, yang berarti alat atau benda mirip tempat tidur (dipan dari papan bambu) namun fungsinya untuk melakukan kegiatan adat ngelawar.
Contoh kalimat: Jemak Tabananne malu, pang enggal bisa mulai ngelawarne (Ambil dulu tabanannya, biar bisa segera mulai ngelawar).Taban, pada suku kata terakhir diucapkan lebih panjang yaitu tabaaannn.
5. Kola dan eda

Kola dan eda adalah Bahasa Bali khas Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Kola atau kele atau kale berarti saya. Sedangkan eda atau ida memiliki arti sebaliknya yaitu kamu.
Bahkan di daerah lain, misalnya Kota Denpasar, Bahasa Bali saya adalah cang. Sedangkan kamu adalah ci.
6. Lodek

Lodek adalah Bahasa Bali khas Kabupaten Bangli yang memiliki arti rujak. Contoh kalimatnya: Bu, numbas lodek siki, sampunang lalah nggih (Bu, beli rujaknya satu, jangan pedas ya).
7. Ente, nani, siga, dan ana

Ente, nani, siga, dan ana adalah Bahasa Bali khas Kabupaten Buleleng. Kosakata ini bukanlah bahasa kasar, melainkan bahasa sehari-hari. Ente, nani, dan siga memiliki arti kamu. Sedangkan ana memiliki arti saya.
8. Jaa

Jaa adalah Bahasa Bali khas Desa Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Artinya sama dengan Bahasa Bali kija, yaitu ke mana.
9. Guru

Kalau di eberapa daerah Bali, kata guru digunakan sebagai panggilan untuk ayah atau bapak. Contoh kalimatnya: Guru dija niki? Suung di jumah, ten wenten sira (Bapak di mana ini? sepi di rumah tidak ada siapa).
10. Lumur

Lumur adalah Bahasa Bali yang sering digunakan di Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan sekitarnya. Lumur memiliki arti gelas. Contoh kalimatnya: Nyen ngelah lumur niki? Genahin malih ditongosne nyemak nggih (Siapa yang punya gelas ini? Taruh lagi di tempat semula ya).
Jadi, saat kamu berada di Bali pasti akan sering mendengarkan masyarakat bercakap-cakap menggunakan Bahasa Bali, namun dialek dan kosakatanya berbeda-beda. Gak perlu heran ya dengan perbedaan ini. Yuk, belajar Bahasa Bali.