10 Bahasa Bali Tentang Galungan dan Kuningan

Umat Hindu di Bali akan merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan pada 23 April 2025. Hari ini merupakan simbol kemenangan Dharma (kebaikan) melawan Adharma (kejahatan).
Ada baiknya kita mengenal kosakata Bahasa Bali tentang Galungan dan Kuningan. Apa saja? Berikut daftarnya!
1. Mebat atau ngelawar artinya membuat masakan lawar atau masakan tradisional khas Bali lainnya

Mebat menjadi tradisi yang selalu hadir saat pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan. Mebat biasanya dilaksanakan saat penampahan Galungan atau sehari sebelum Hari Raya Galungan.
Kosakata lainnya yang terkait mebat ini adalah penampahan yang berarti menyembelih. Biasanya menyembelih daging babi.
2. Majejahitan artinya membuat sarana upacara yang berasal dari janur

Majejahitan biasanya dilakukan oleh para perempuan. Majejahitan menggunakan sarana janur, dan terkadang daun jaka muda atau ambu. Janur ini dipotong dan dirangkai sedemikian rupa sehingga menjadi menjadi sarana upacara.
Contohnya adalah membuat alas atau wadah canang, hiasan penjor, gantung-gantungan, sampian, dan lainnya.
3. Metanding artinya membuat sarana upacara. Dalam hal ini merangkai beberapa bahan menjadi sarana upacara

Majejahitan atau metanding adalah kegiatan yang sama-sama membuat sarana upacara. Namun metanding membuat sarana upacara yang berasal dari berbagai macam sarana yang dijadikan satu. Contohnya adalah membuat canang, membuat banten, membuat pejati, dan lainnya.
4. Mebanten artinya menghaturkan sarana upacara

Saat Hari Raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu akan disibukkan oleh aktivitas mebanten atau menghaturkan sarana upacara. Sarana upacara ini dipersembahkan di berbagai tempat, dari area rumah hingga pura.
Hal ini bertujuan untuk mengucapkan terima kasih atas segala rahmat yang telah diberikan oleh Sang Penguasa serta alam sekitarnya.
5. Mebakti atau ngaturang sembah artinya bersembahyang

Selain mebanten, umat Hindu bersembahyang sebagai wujud bakti kepada Sang Hyang Widhi Wasa beserta kekuatan suci-Nya dan para leluhur. Persembahyangan ini dimulai dari tempat suci yang ada di rumah, kemudian dilanjutkan ke pura yang ada di sekitarnya. Saat mebakti, umat Hindu menggunakan pakaian adat Bali yang sopan, bersih, dan sesuai etika yang berlaku.
6. Masimakrama artinya bersilaturahmi

Sehari setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan disebut dengan Manis Galungan dan Manis Kuningan. Pada hari suci ini, umat Hindu biasanya akan mengunjungi keluarga atau kerabat dekatnya untuk masimakrama atau bersilaturahmi. Hal ini bertujuan untuk menjalin rasa persaudaraan.
7. Makedas-kedas atau mabersih atau mareresik artinya bersih-bersih

Untuk menyambut pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, umat Hindu akan melakukan bersih-bersih atau mekedas-kedas. Makedas-kedas dimulai dari lingkungan rumah, hingga ke lingkungan pura dan sekitarnya.
Tentunya, saat pelaksanaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, lingkungan sekitar kita akan terlihat bersih yang akan menambah kekhusyukan hari raya tersebut.
8. Ngelungsur atau nyurud artinya mengambil sarana upacara yang telah selesai dipersembahkan

Usai melakukan persembahyangan Galungan dan Kuningan, umat hindu akan mengambil kembali sarana upacaranya atau sering disebut dengan ngelungsur. Sarana upacara yang telah dihaturkan ini disebut dengan lungsuran.
Biasanya lungsuran akan dinikmati bersama untuk memohon berkah dari sarana upacara yang telah dihaturkan.
9. Nanceb penjor artinya memasang penjor

Penjor menjadi satu di antara sarana upacara yang wajib ada setiap pelaksanaan Galungan dan Kuningan. Umat Hindu akan melakukan pemasangan penjor atau nanceb saat Penampahan Galungan. Ada juga yang memasang saat Penyajaan Galungan (dua hari sebelum Galungan).
10. Melali artinya berwisata

Setelah melaksanakan prosesi Galungan dan Kuningan, biasanya umat Hindu akan berlibur atau berwisata selain bersilaturahmi. Kegiatan ini dilakukan sehari setelah Hari Raya Galungan dan Kuningan yaitu saat Manis Galungan atau Manis Kuningan.
Kata melali juga bisa memiliki makna bermain. Contohnya Ani melali ke umahne Kadek, artinya Ani bermain ke rumahnya Kadek.
Itulah beberapa kosakata Bahasa Bali tentang Hari Raya Galungan dan Kuningan. Untuk diketahui, kedua hari raya itu jatuh setiap 210 hari sekali yaitu tepatnya untuk Galungan pada Rabu, Buda Kliwon, wuku Dungulan. Sedangkan Kuningan jatuh pada Sabtu, Saniscara Kliwon, Wuku Kuningan.