Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
potret Bumi dari luar angkasa (unsplash.com/Carl Wang)
potret Bumi dari luar angkasa (unsplash.com/Carl Wang)

Bayangkan jika Bumi tiba-tiba membesar hingga sepuluh kali lipat dari ukuran saat ini. Perubahan drastis ini tidak hanya soal ukuran fisik, tapi juga akan memengaruhi banyak aspek penting di planet kita. Mulai dari gaya gravitasi, komposisi atmosfer, hingga ekosistem dan kehidupan makhluk hidup, semuanya akan mengalami perubahan besar yang sulit dibayangkan.

Bumi yang lebih besar tentu membawa dampak serius, seperti gravitasi yang jauh lebih kuat, atmosfer yang lebih padat, serta perubahan iklim yang bisa sangat ekstrem. Yuk, simak apa yang akan terjadi jika Bumi jadi sepuluh kali lebih besar.

1. Gravitasi di permukaan meningkat drastis

ilustrasi lubang hitam dengan gravitasi ekstrem yang menarik semua materi di sekitarnya (unsplash.com/NASA Hubble Space Telescope)

Ketika Bumi membesar hingga sepuluh kali lipat, massa planet akan bertambah sangat banyak, menyebabkan gaya gravitasi di permukaan menjadi jauh lebih kuat. Dengan gravitasi yang meningkat, segala benda dan makhluk hidup akan terasa jauh lebih berat dari biasanya. Hal ini akan membuat aktivitas sehari-hari seperti berjalan, melompat, bahkan berdiri menjadi jauh lebih sulit bagi manusia dan hewan. Tubuh makhluk hidup harus menyesuaikan diri dengan tekanan gravitasi yang lebih besar, sementara bangunan dan infrastruktur harus didesain ulang untuk menghadapi beban tambahan.

2. Atmosfer menjadi lebih padat

potret atmosfer Bumi dari luar angkasa (commons.wikimedia.org/NASA Earth Observatory)

Gaya gravitasi Bumi menjaga agar gas-gas atmosfer tetap berada di sekitar planet. Jika ukuran dan massa Bumi membesar hingga sepuluh kali lipat, gravitasi yang lebih kuat akan menekan atmosfer lebih erat, sehingga lapisan udara di dekat permukaan menjadi jauh lebih padat dan bertekanan tinggi.

Kondisi ini akan meningkatkan tekanan udara di permukaan, membuat pernapasan bagi manusia dan makhluk hidup lain menjadi lebih berat jika belum beradaptasi. Atmosfer yang lebih padat juga akan mengubah cara Bumi menyerap dan memancarkan energi matahari, memicu perubahan suhu dan pola sirkulasi udara. Akibatnya, iklim dapat menjadi lebih ekstrem dengan variasi cuaca yang sulit diprediksi.

3. Perubahan iklim dan cuaca ekstrem

ilustrasi cuaca ekstrem (pexels.com/Ralph W. lambrecht)

Saat Bumi membesar sepuluh kali lipat, perubahan pada atmosfer dan peningkatan tekanan udara akan menyebabkan pola pergerakan udara di planet ini berubah secara signifikan. Perubahan distribusi panas dari matahari akan memengaruhi pembentukan awan, arah angin, dan jumlah curah hujan di berbagai tempat.

Akibatnya, Bumi akan mengalami cuaca yang jauh lebih ekstrem, termasuk badai yang lebih dahsyat, suhu yang tidak stabil, dan perubahan musim yang sulit diprediksi. Semua kondisi ini akan menjadi tantangan besar bagi kehidupan dan ekosistem di Bumi.

4. Perubahan rotasi dan durasi hari

ilustrasi rotasi Bumi, menunjukkan perbedaan waktu siang dan malam akibat perputaran planet.(commons.wikimedia.org/NASA's Scientific Visualization Studio)

Bumi berputar pada porosnya setiap sekitar 24 jam, sebuah gerakan yang kita sebut rotasi. Rotasi inilah yang menciptakan siklus siang dan malam. Perubahan besar pada ukuran dan distribusi massa bumi, dapat memengaruhi kecepatan putaran tersebut. Jika rotasi melambat, satu hari akan terasa jauh lebih panjang dari yang kita kenal sekarang. Sebaliknya, jika rotasi makin cepat, siang dan malam akan berlalu lebih singkat. Perubahan ini bukan hanya memengaruhi jam tidur manusia, tetapi juga keseimbangan ekosistem, arah angin, hingga pola cuaca di seluruh planet.

5. Aktivitas gunung berapi dan gempa bumi meningkat

potret erupsi gunung berapi (unsplash.com/Mitsuo Komoriya)

Saat ukuran Bumi membesar sampai sepuluh kali lipat, panas dan tekanan di dalam mantel akan ikut melonjak. Kondisi ini bisa membuat pergerakan lempeng tektonik jadi lebih aktif. Saat dua lempeng bertemu, biasanya lempeng yang lebih padat akan terdorong ke bawah lempeng lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Dari sinilah magma terbentuk dan bisa naik ke permukaan, memicu letusan gunung berapi.

Dengan massa planet yang jauh lebih besar, panas dan tekanan di zona subduksi akan makin ekstrem. Akibatnya, letusan gunung berapi bisa terjadi lebih sering dan dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Intinya, wilayah seperti “Ring of Fire” di sekitar Samudra Pasifik akan jadi jauh lebih aktif, dan dampaknya bisa dirasakan di seluruh dunia.

Membayangkan Bumi sepuluh kali lebih besar memberi kita perspektif baru tentang betapa istimewanya planet ini. Setiap perubahan ukuran akan memicu efek berantai pada kehidupan, iklim, dan lanskapnya. Skenario ini mengingatkan kita bahwa keseimbangan alam bukanlah sesuatu yang bisa diambil begitu saja, melainkan warisan berharga yang perlu dijaga. Kalau dipikir-pikir, mungkin ukuran Bumi saat ini memang sudah pas untuk kita, tidak kurang, tidak lebih.

Referensi
“Atmosphere”. Diakses agustus 2025. Britannica
”Climate”. Diakses Agustus 2025. NOAA
“Plate Tectonics and Volcanic Activity”. Diakses Agustus 2025. National Geographic Society
“Rotation”. Diakses Agustus 2025. National Geographic Society
“What Is Gravity?”. Diakses Agustus 2025. NASA Science Space Place

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team