potret erupsi gunung berapi (unsplash.com/Mitsuo Komoriya)
Saat ukuran Bumi membesar sampai sepuluh kali lipat, panas dan tekanan di dalam mantel akan ikut melonjak. Kondisi ini bisa membuat pergerakan lempeng tektonik jadi lebih aktif. Saat dua lempeng bertemu, biasanya lempeng yang lebih padat akan terdorong ke bawah lempeng lainnya dalam proses yang disebut subduksi. Dari sinilah magma terbentuk dan bisa naik ke permukaan, memicu letusan gunung berapi.
Dengan massa planet yang jauh lebih besar, panas dan tekanan di zona subduksi akan makin ekstrem. Akibatnya, letusan gunung berapi bisa terjadi lebih sering dan dengan kekuatan yang jauh lebih besar. Intinya, wilayah seperti “Ring of Fire” di sekitar Samudra Pasifik akan jadi jauh lebih aktif, dan dampaknya bisa dirasakan di seluruh dunia.
Membayangkan Bumi sepuluh kali lebih besar memberi kita perspektif baru tentang betapa istimewanya planet ini. Setiap perubahan ukuran akan memicu efek berantai pada kehidupan, iklim, dan lanskapnya. Skenario ini mengingatkan kita bahwa keseimbangan alam bukanlah sesuatu yang bisa diambil begitu saja, melainkan warisan berharga yang perlu dijaga. Kalau dipikir-pikir, mungkin ukuran Bumi saat ini memang sudah pas untuk kita, tidak kurang, tidak lebih.
Referensi
“Atmosphere”. Diakses agustus 2025. Britannica
”Climate”. Diakses Agustus 2025. NOAA
“Plate Tectonics and Volcanic Activity”. Diakses Agustus 2025. National Geographic Society
“Rotation”. Diakses Agustus 2025. National Geographic Society
“What Is Gravity?”. Diakses Agustus 2025. NASA Science Space Place