Umat Hindu di Bali sudah tidak asing dengan istilah merajan. Namun, di satu sisi mungkin masih ada yang kebingungan apakah merajan dan sanggah itu sama? Demi menjawab itu, ada ulasan dari Ketut Wiana yang menuliskan dalam bukunya bertajuk Bagaimana Umat Hindu Menghayati Tuhan tentang makna merajan dan sanggah. Melalui buku itu, Wiana menjelaskan bahwa merajan sebagai istilah untuk menyebut tempat pemujaan keluarga, tergolong dalam istilah bahasa singgih atau Bahasa Bali halus.
Sedangkan dalam Bahasa Bali kapara atau bahasa lumrah disebut dengan nama sanggah. Secara spesifik, merajan diperuntukkan bagi persembahyangan umat Hindu dalam satu ikatan keluarga yang sama. Lokasinya berada di rumah tua atau rumah induk suatu keluarga. Sementara, sanggah lebih fleksibel sebagai tempat persembahyangan pada rumah tangga, yang dapat dibangun meskipun sudah tidak menetap di rumah induk. Merajan juga kerap disebut sebagai ulun karang, yakni mendeskripsikan merajan ibarat sebagai kepala atau hulu dari pekarangan.
Supaya kamu mengetahui lebih lengkap tentang merajan maupun sanggah, berikut ini penjelasan selengkapnya.