Ilustrasi umat hindu di Bali mengenakan bija di bagian kening dan leher setelah sembahyang. (IDN Times/Yuko Utami)
Selain di kening dan area leher, bija juga ditelan lho. Ini adalah letak umum bija setelah sembahyang dan memohon tirta (air suci). Ketiga titik tersebut mempermudah umat Hindu Bali meletakkan bija saat mengenakan pakaian adat lengkap.
Letak bija di kening disebut dengan anja cakra, dipercaya sebagai titik mata ketiga (cudamani). Meletakkan bija di titik tersebut dipercaya memberikan cahaya kebijaksanaan untuk menuntun diri ke jalan yang benar. Sementara, letak bija di leher disebut wisuda cakra, sebagai simbol permohonan penyucian diri.
Sedangkan bija yang ditelan (bukan dikunyah) karena simbol keutuhan sifat kedewatan harus utuh dengan harapan meraih keyakinan yang teguh.