8 Asal Kesenian Tradisional Bali yang Tampil di Pawai PKB

Setiap kabupaten/kota di Provinsi Bali memiliki kesenian dengan ciri khasnya masing-masing. Tak hanya sebagai media hiburan, beberapa keseniannya ada yang sakral sebagai bagian dari upacara, dan masih dilestarikan sampai sekarang.
Setiap wilayah di Bali menampilkan keseniannya selama peed aya (pawai) Pesta Kesenian Bali ke-46 pada Sabtu lalu, 15 Juni 2024, di depan Monumen Perjuangan Rakyat Bali Niti Mandala, Kota Denpasar. Apa saja ya? Berikut daftarnya!
1. Tiga Tari Legong Klasik dari Kabupaten Gianyar
Kabupaten Gianyar dikenal sebagai daerah seni. Mereka menampilkan kesenian Tari Legong. Kabupaten Gianyar menampilkan tiga jenis Tari Legong yaitu Tari Legong Jobog, Tari Legong Kuntir, dan Tari Legong Kupu-Kupu Tarum.
2. Parwa Wayang Wong dari Kabupaten Bangli
Kabupaten Bangli menampilkan kesenian Parwa Wayang Wong dari Desa Sulahan, Kecamatan Susut. Kesenian ini diwariskan secara turun-temurun oleh leluhur terdahulu. Kesenian yang masih eksis hingga sekarang ini menggunakan cerita atau parwa Ramayana saat pawai PKB.
3. Gamelan Okokan dari Kabupaten Tabanan
Kabupaten Tabanan menampilkan kesenian khasnya yaitu Gamelan Pkokan dari sekaa okokan Brahma Diva Kencana. Okokan bentuknya mirip dengan kalung atau keroncong sapi, namun dengan ukuran yang jauh lebih besar. Okokan juga dipercaya sebagai sarana untuk mengusir wabah atau hama penyakit yang melanda suatu daerah.
4. Tari Janger dan Gandrung dari Kota Denpasar
Kota Denpasar menghadirkan kesenian khasnya, yaitu Tari Janger dan Tari Gandrung. Kedua tari ini diiringi oleh gamelan gong suling. Kedua kesenian ini sering disebut sebagai tari pergaulan anak-anak atau remaja. Beberapa daerah di Kota Denpasar mementaskan keduanya sebagai tari upacara atau tari wali yang sakral.
5. Tari Kreasi Gebug Ende
Kabupaten Karangasem menampilkan tradisi khasnya yaitu Gebug Ende. Gebug Ende berasal dari Desa Pakraman Seraya. Saat pelaksanaan Gebug Ende, dua orang berpasangan saling memukul menggunakan senjata tongkat rotan. Mereka juga memakai pelindung berupa perisai atau tameng.
Gebug Ende berfungsi untuk memohon kesuburan dan turunnya hujan saat musim kemarau panjang. Gebuh Ende ditampilkan dalam sebuah Tari Kreasi Gebug Ende.
6. Tari Rejang, Kabupaten Karangasem
Selain Tari Kreasi Gebug Ende, Kabupaten Karangasem menampilkan beberapa Tari Rejang khas Bumi Lahar. Ada tiga jenis yang ditampilkan yaitu Tari Rejang Telu Likur dari Desa Adat Basangalas, Kecamatan Abang; Tari Rejang Desa Nggis, Kecamatan Abang; dan Tari Rejang Desa Susuan, Kecamatan Karangasem. Ketiganya termasuk Tari Rejang Wali yang dipentaskan sebagai bagian rangkaian dari upacara di pura.
7. Tari Barong Kedingkling dari Kabupaten Klungkung
Kabupaten Klungkung menghadirkan Tari Barong Kendingkling atau sering disebut dengan Tari Barong Nong Nong Kling. Secara umum, Tari Barong biasanya berbentuk hewan seperti macan atau babi berkaki empat. Namun Tari Barong Kedingkling ini sangat berbeda. Tari sakral ini mengambil bentuk seperti wayang wong. Topengnya mengambil rupa tokoh-tokoh dalam kisah Ramayana.
8. Tari Baris Jangkang dari Kabupaten Klungkung
Kabupaten Klungkung juga menampilkan seni tari yang berusia cukup tua, yaitu Tari Baris Jangkang. Tari wali ini berasal dari Kecamatan Nusa Penida. Tari Baris Jangkang memiliki gerak dan busana yang jauh lebih sederhana dari tari baris pada umumnya.
Peed aya atau pawai PKB ke-46 ini diikuti oleh sembilan kabupaten/kota di Bali. Kesenian khas yang ditampilkan menyesuaikan tema PKB ke-46, yaitu Jana Kerthi Paramaguna Wikrama yang memiliki makna harkat martabat manusia unggul.