Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Diantari Putri)

Lontar Sundarigama merupakan lontar yang berisi tuntunan atau tata cara pelaksanaan upacara dalam agama Hindu. Lontar ini dipakai sebagai rujukan utama dalam kegiatan ritual di Bali.

Kata Sundarigama berasal dari kata sunar yang berarti cahaya terang atau sesuluh, ri berarti siddi atau kesempurnaan, sundari berarti mata air, dan gama berarti pegangan hidup. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa Lontar Sundarigama adalah kitab agama yang memberikan cahaya, sesuluh, tuntunan pelaksanaan upacara/ritual agama untuk mencapai kesempurnaan hidup.

Dalam lontar ini terdapat banyak informasi mengenai hari suci atau penting dan pelaksanaan upakara atau upacaranya di Bali berdasarkan matahari dan bulan. Berikut ini 6 jenis upacara Hindu di Bali berdasarkan matahari dan bulan.

1. Candra Grahana atau gerhana bulan

Ilustrasi gerhana bulan. (ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya)

Saat gerhana bulan, diceritakan bahwa Sang Hyang Ratih diterkam oleh Sang Kala Rahu. Dalam keadaan ini, seluruh rohaniawan melakukan upacara bulan kepangan dengan maksud untuk menyempurnakan kembali wujud Sang Hyang Ratih.

Upakara atau banten yang diperlukan adalah canang wangi-wangi dan raka-raka, bubur biaung serta panek putih kuning secukupnya, dan puspa wangi. Setiap umat Hindu di Bali wajib melakukan upacara pemujaan kepada Sang Hyang Ratih di halaman rumah. Sebulan setelah terjadinya gerhana bulan, mereka tidak diperbolehkan melakukan upacara yadnya baik Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya.

2. Surya Grahana atau gerhana matahari

Editorial Team

Tonton lebih seru di