Tradisi Ngusaba Bukakak. (YouTube.com/Putu Project)
Tradisi Ngusaba Bukakak berasal dari Desa Giri Emas yang berada di Kecamatan Sawan. Bukakak berasal dari kata lembu (simbol Dewa Siwa) dan gagak (simbol Dewa Wisnu). Bukakak berbentuk seekor burung garuda atau paksi yang terbuat dari daun enau muda atau ambu. Hiasannya sendiri terbuat dari Bunga Kembang Sepatu atau pucuk.
Bukakak berisi seekor babi di dalamnya, sebagai lambang Dewa Sambhu. Namun babi ini lebih dulu diguling atau dipanggang hanya di bagian punggungnya saja, sedangkan bagian perutnya dibiarkan mentah. Makanya babi ini memiliki tiga warna yaitu merah sebagai lambang Dewa Brahma), hitam sebagai lambang Dewa Wisnu), dan putih sebagai lambang Dewa Siwa.
Bukakak ini nantinya akan diusung keliling desa oleh warga. Ngusaba Bukakak dilaksanakan dua tahun sekali pada saat Purnama sasih kadasa (bulan kesepuluh). Tujuannya sebagai ungkapan rasa syukur kepada Tuhan dalam wujudnya sebagai Dewi Kesuburan atas kesuburan dan hasil pertanian yang melimpah di Desa Giri Emas.