Seorang dalang sedang memperagakan cara menggunakan cepala. (YouTube.com/ PSK Channel)
Cepala merupakan alat pemukul yang ditelakkan di bagian jari kaki dalang dengan cara dijepit. Cepala ini dipukulkan ke keropak wayang sehingga menimbulkan suara. Alat ini memberikan aksen gerak, suara, dan suasana.
Masing-masing dalang memiliki makna pukulan cepala tersendiri. Ada yang menggunakan sekali pukulan cepala untuk pergantian kalimat yang diucapkan dalang, ada yang menggunakan pukulan cepala agak panjang (3-4 pukulan) sebagai penanda pergantian dialog, dan sebagainya. Ketukan cepala sering digunakan untuk mempertegas dari dialog yang dilakukan oleh tokoh dalam wayang tersebut.
Bahan yang digunakan untuk membuat cepala adalah kayu. Kayu yang digunakan dari berbagai macam jenis kayu. Panjangnya 15 cm. Bentuknya dibuat melebar pada bagian bawah dan meruncing pada bagian atasnya. Hal ini untuk memudahkan dijepit oleh jari kaki dalang.
Selain peralatan di atas, setiap pertunjukan wayang kulit di Bali menggunakan sound system. Penggunaannya tergantung dari kondisi tempat pentas dan keperluan masing-masing dalang. Setiap pementasan wayang kulit di Bali selalu menghaturkan sarana upacara agar pelaksanaannya berlangsung dengan selamat dan lancar.