Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

5 Kandungan Nutrisi Bunga Krisan, Sering Dijadikan Teh

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Digigalos)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Digigalos)

Kamu pasti mengenal satu bunga yang cantik dan bisa dikonsumsi bukan? Ya, bunga tersebut adalah Krisan. Bunga yang biasa dikonsumsi dalam bentuk teh. Aroma dari teh Bunga Krisan tidak terlalu kuat, dan karakteristik rasa manis yang lembut begitu menenangkan. Jika kamu menyukai teh Bunga Krisan pasti merasakan demikian bukan?

Bunga Krisan terkenal dijadikan teh di Asia Timur dan Tenggara. Spesiesnya adalah Chrysanthemum morifolium atau Chrysanthemum indicum. Bunga dari spesies tersebut yang biasa dikonsumsi berwarna kuning atau putih, yang tentunya melalui proses pengeringan hingga menjadi seduhan teh.

Bunga Krisan yang dikonsumsi akan memberikan manfaat tersendiri bagi kesehatan tubuh. Bisa menyegarkan badan, sehingga lebih menenangkan hingga menjaga kesehatan jantung. Lalu, apa yang bisa membuatnya begitu bermanfaat? Apa saja kandungan nutrisi di dalamnya? Simak ulasannya sebagai berikut.

1. Mineral dan protein

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/阿橋 HQ)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/阿橋 HQ)

Karena memiliki berbagai manfaat untuk kesehatan tubuh, satu kandungan yang ada pada Bunga Krisan adalah mineral. Dalam laman Scribd oleh Randy, adapun kandungan mineral pada Bunga Krisan adalah kalsium yang bermanfaat untuk tulang dan gigi. Juga terdapat kalium, magnesium, dan zat besi untuk peredaran oksigen ke darah. 

Dalam Bunga Krisan juga diindentifikasi adanya protein sebagai penambah nutrisi. Dilansir dalam National Library of Medicine, setelah dilakukan hidrolisis terdapat asam amino dalam bentuk bebas. Asam aspartat, serin, histidin glisin, asam glutamat, arginin, alanin, treosin. Serta tirosin, valin, fenilalanin, lisin, isoleusin, leusin dan prolin.

2. Vitamin

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Jon Sullivan)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Jon Sullivan)

Umumnya berupa Vitamin A, Vitamin C, Vitamin B2 (riboflavin). Juga terdapat Vitamin B3 (niasin) serta asam folat. Vitamin tersebut memberikan berbagai manfaat dalam tubuh. Seperti Vitamin A yang berperan untuk penglihatan atau kesehatan mata. Vitamin C juga berkontribusi sebagai sumber antioksidan.

Selain itu, beberapa vitamin lainnya memberikan peran dalam tubuh agar berjalan secara normal. Seperti pertumbuhan dan perkembangan pada sirkulasi, hormonal maupun aktivitas neurotransmitter. Serta asam folat yang bisa mencegah terjadinya anemia, meskipun jumlahnya tidak seberapa.

3. Senyawa fitokimia

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/阿橋 HQ)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/阿橋 HQ)

Bunga hias yang dijadikan bahan teh herbal ini juga mengandung senyawa fitokimia. Adapun senyawa tersebut dijelaskan dalam jurnal Teknologi Pangan, yaitu tinggi kandungan flavonoid berupa quercitrin, luteolin glukosida, myricetin dengan efek farmakologisnya. Juga terdapat vitexin-2-O-rhamnoside, Quercetin-3-galactoside, Luteolin-7-glukosida, Quercetin-3-glukosida dan kaempferol.

Selain itu juga mengandung terpenoid, tanin, saponin, alkaloid, serta senyawa polifenol lainnya. Bunga Krisan yang dijadikan teh tidak mengandung kafein. Kecuali jika dicampur dengan teh lainnya yang mengandung kafein.

4. Senyawa bioaktif utama

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Sridhar Rao)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Sridhar Rao)

Bunga Krisan juga terdapat senyawa bioaktif utama. Adapun senyawa bioaktif tersebut dijelaskan dalam National Library of Medicine, yaitu apigenin, luteolin, asam klorogenat, asam fenolik, asam caffeoylquinic, asam 3-5-di-caffeoylquinic, dan acacetin. Terdapat pula senyawa antosianin yang merupakan pigmen alami pada bunga yang larut dalam air. Juga karotenoid sebagai pigmen yang larut lemak, dan sebagai pewarna alami.

5. Senyawa piretrin

Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Rameshng)
Ilustrasi bunga krisan (commons.m.wikimedia.org/Rameshng)

Terdapat senyawa unik yang disebut piretrin. Senyawa ini disebut sebagai anti serangga. Dilansir dalam penelitian tesis Universitas Muhammadiyah Surabaya, senyawa ini bermanfaat sebagai racun serangga. Racun kontak yang ada pada senyawa memiliki cara kerja sebagai racun syaraf. Yang mana, serangga menjadi infertil. Meskipun begitu, senyawa ini aman bagi manusia dan lingkungan, karena tidak menyisakan residu. 

Meskipun kandungan berbagai senyawa tidak diketahui secara pasti jumlahnya, namun dari berbagai sumber menyebutkan bahwa bunga tersebut sangat bermanfaat untuk kesehatan melalui seduhan teh Bunga Krisan. Mungkin kamu sudah mengetahui manfaatnya dan kandungan nutrisi tersebutlah yang berperan di dalamnya.

Kamu perlu memperhatikan sebelum mengonsumsi Bunga Krisan. Karena bisa menimbulkan berbagai interaksi dalam tubuh, terutama jika sedang mengonsumsi obat-obatan tertentu. Jika tidak cocok juga bisa menyebabkan berbagai reaksi pada tubuh seperti ruam maupun iritasi. Semoga bermanfaat!

Referensi:
Putihati dan Lina, P. 2016. Uji Efektivitas Serbuk Bunga Krisan (Chrysanthemum cenerariafolium) Sebagai Biopestisida Terhadap Nyamuk Aedes. Diakses pada Tanggal 27 Desember 2024.
Randy, E. 2016. Bunga Krisan Khasiat Empiris. Diakses pada Tanggal 27 Desember 2024.
Saswati, Ngatirah dan Mohammad, P.B. 2024. Karakteristik Minuman Serbuk Berbasis Bunga Lokal dengan Menggunakan Metode Foam Mat Drying. Jurnal Teknologi Pangan, Vol. 15, No.1. Diakses pada Tanggal 27 Desember 2024.
Sharma,N., Radha., Kumar, M., Neeraj K. Sunil P., Nadeem, R., Suman N., Sangram D., Nelson N., Deepak C., Pran M., Muthamilselvan M., Marisennayya S., Vishal D., Rahul D.D., T. Anitha., V Balamurugan., G.Sathish., Jose M. L. 2023. Phytochemicals, Therapeutic Benefits and Applications of Chrysanthemum Flower: A Review. National Library of Medicine. Diakses pada Tanggal 27 Desember 2024.
Triana, V. 2006. Macam-Macam Vitamin dan Fungsinya dalam Tubuh Manusia. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Vol.1, No.1. Diakses pada Tanggal 27 Desember 2024.

Share
Topics
Editorial Team
Nunik Empu Apriliani
EditorNunik Empu Apriliani
Follow Us