Pemandangan alam di Desa Sepang. (Sepang-buleleng.desa.id)
Desa Sepang terletak di Kecamatan Busungbiu dan diperkirakan ada sejak perjalanan Rsi Markandeya ke Bali. Nama Sepang diyakini berasal dari perkataan Dewa Ayu Sapujagat yang merupakan istri dari Rsi Markandeya.
Kala itu ia berkata "Depang, siepang," setelah mengetahui pengikut Rsi Markandeya yang ditinggalkan di Alas Katila, Patiga, menikahi adik perempuannya. Akhirnya tempat yang ditinggali oleh Patiga tersebut dinamakan Sepang.
Merujuk pada Tradisi Upacara Nginyahang Mayat di Desa Sepang Kecamatan Busungbiu
Kabupaten Buleleng karya Drs I Made Girinata MAg dari Fakultas Brahma Widya Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar tahun 2012, ada tradisi unik bernama nginyahang mayat atau menjemur mayat di sini. Mayat atau jenazah diletakkan di atas batu penyemuhan (batu untuk meletakkan mayat) yang berada di dekat kuburan desa adat setempat.
Dulunya hal ini dilakukan karena Desa Sepang belum memiliki Pura Prajapati, dan kuburannya belum terawat hingga dipenuhi semak belukar. Sambil menunggu masyarakat menggali kuburan, mayat tersebut diletakkan di atas batu penyemuhan dulu. Walaupun Desa Sepang kini sudah memiliki Pura Mrajapati, namun tradisi ini masih tetap dilaksanakan. Masyarakat percaya, di batu penyemuhan inilah orang yang telah meninggal melakukan penghormatan kepada Tuhan.
Itulah deretan Desa Bali Aga di Buleleng. Jika kamu berlibur ke Bali sebaiknya langsung ke daerah Buleleng ya untuk mengunjungi beberapa desa di atas. Kamu akan merasakan pemandangan alam dan bisa melihat tradisi-tradisi unik di desa ini.