Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

10 Bahasa Bali yang Sering Dipakai saat Pilkada

TPS nomor 10 di Banjar Blungbang, Desa Kawan, Kabupaten Bangli. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Tanggal 27 November 2024 menjadi momentum bagi penduduk Indonesia untuk menggunakan hak pilihnya sebagai warga negara dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada), termasuk Provinsi Bali. Warga telah menyalurkan suaranya memilih pemimpin untuk 5 tahun ke depan. Tak hanya gubernur dan wakil gubernur, Pilkada serentak turut memilih bupati atau wali kota beserta wakilnya.

Nah, artikel ini akan membahas Bahasa Bali yang dipakai saat Pilkada. Apa saja? Berikut daftarnya beserta terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

1. Simakrama artinya ramah-tamah

Ilustrasi warga desa adat. (Unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Saat hajatan politik, kamu akan sering mendengar penggunaan kata simakrama. Setiap pasangan calon (paslon) pasti akan melakukan simakrama ke daerah-daerah untuk memperkenalkan diri mereka beserta program kerjanya. Simakrama atau ramah-tamah seolah menjadi kegiatan wajib bagi orang yang akan bertarung di dunia politik.

2. Bares artinya dermawan atau suka memberikan sesuatu kepada orang lain

ilustrasi orang kaya (Unsplash.com/Mathieu Stern)

Bares digunakan untuk orang yang suka memberikan sesuatu terutama uang kepada orang lain. Misalnya saja, ada kepala daerah yang bares karena sering membagikan dana hibah berupa dana bantuan untuk pembamgunan tempat ibadah. Saat Pilkada sering ditemui istilah calon bares. Istilah ini ditujukan untuk calon-calon pejabat politik yang suka membagi-bagikan uang kepada warga.

3. Dana punia artinya sumbangan sukarela

ilustrasi dana (unsplash.com/Towfiqu barbhuiya)

Tak bisa disangkal, pemberian dana punia saat hajatan pilkada akan meningkat. Walaupun terkesan sukarela, tentunya pemberian dana punia kepada kelompok warga atau tempat ibadah memiliki misi untuk mengambil hati warga tersebut. Di balik dana punia, mereka berharap saat pilkada bisa mendulang suara dari tempat tersebut.

4. Pemimpin sujati artinya pemimpin yang ideal atau pemimpin yang sesungguhnya

ilustrasi pemimpin (pixabay.com/danymena88)

Saat Pilkada, sudah selayaknya kita memilih pemimpin sujati. Pemimpin ini diyakini akan mampu membawa daerahnya menjadi lebih baik. Karena, mereka lebih memperhatikan kepentingan masyarakat di atas kepentingan pribadinya.

5. Krama artinya warga

Ilustrasi warga desa adat. (Unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Krama atau warga menjadi penentu pemimpin yang akan memimpin dalam lima tahun ke depan. Oleh sebab itu, para calon pemimpin berusaha merebut hati krama banjar, krama desa, hingga krama dadia (kelompok berdasarkan garis keturunan). Mereka akan melakukan simakrama kepada kelompok-kelompok warga atau masyarakat. Dengan harapan, mereka mampu mencuri hati krama yang hadir dalam pertemuan tersebut.

6. Sangkep artinya rapat

Warga saat sangkep. (Desabuduk.badungkab.go.id)

Sangkep juga bisa diartikan sebagai kegiatan rapat secara adat di Bali. Sangkep diadakan untuk memberikan informasi kepada warga maupun untuk berdiskusi mengambil keputusan terhadap suatu masalah. Tak jarang, saat masa Pilkada, sangkep digunakan untuk menyatakan kebulatan tekad untuk memilih pasangan calon pemimpin daerah.

7. Prajuru adat adalah orang yang bertugas sebagai pengurus atau perangkat banjar atau desa adat

Ilustrasi warga desa adat. (Unsplash.com/Ruben Hutabarat)

Prajuru adat bertugas untuk mengatur dan menjalankan organisasi yang ada di banjar atau desa adat. Prajuru adat terdiri dari kelihan atau bendesa (kepala banjar atau desa adat), penyarikan (sekretaris), dan petengen (bendahara). Jika paslon ingin mengadakan simakrama, terlebih dahulu menghubungkan prajuru adat banjar atau desa setempat. Nanti, pihak prajuru adat yang akan mengumpulkan warga untuk menghadiri acara tersebut.

8. Pecalang adalah petugas keamanan adat di Bali

Petugas pecalang banjar adat. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Pecalang bertugas untuk menjaga keamaanan wilayah banjar atau desa adat di Bali. Pecalang juga bertugas untuk mengatur kelancaran pelaksanaan upacara adat di Bali. Saat Pilkada berlangsung, pecalang akan menjaga keamanan di lokasi tempat pemungutan suara (TPS) bekerja sama dengan polisi setempat.

9. Pipis artinya uang

ilustrasi uang (unsplash.com/Michael Longmire)

Pipis atau uang adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan dari pelaksanaan Pilkada. Pipis ini digunakan untuk menunjang kegiatan pasangan calon, baik saat mesimakrama atau masa kampanye. Tak jarang, pipis digunakan untuk memengaruhi pilihan warga atau sering disebut dengan serangan fajar.

10. Pidarta artinya pidato

Ilustrasi pidato. (unsplash.com/Alexandre Pellaes)

Seorang calon pemimpin wajib memiliki kemampuan berbicara di depan publik. Dalam setiap kesempatan seperti kampanye atau simakrama, calon pemimpin akan melakukan pidato atau pidarta untuk memperkenalkan diri maupun program-programnya. Memiliki gaya pidato yang baik akan mampu mengambil simpati warga yang datang di acara tersebut.

Nah, sekarang kamu sudah mengenal Bahasa Bali yang dipakai Pilkada maupun perhelatan politik lainnya. Kamu bisa menggunakan kosakata di atas dalam percakapan sehari-hari.

Share
Topics
Editorial Team
Ari Budiadnyana
EditorAri Budiadnyana
Follow Us