5 Jenis 'Uang Panas' yang Tidak Boleh Dipakai Investasi
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Investasi adalah cara terbaik untuk mencapai berbagai macam tujuan keuangan. Ada banyak cara berinvestasi yang bisa dilakukan, seperti menabung emas, membeli properti, investasi reksadana maupun saham.
Namun banyak juga yang masih salah kaprah tentang terminologi investasi dan mengharapkan bisa kaya mendadak. Jika ingin berinvestasi, maka harus memakai ‘uang dingin’ atau dana nganggur yang tidak dipakai dalam jangka panjang.
Berikut lima jenis 'uang panas' yang tidak boleh dipakai investasi. Catat ya!
Baca Juga: 5 Alasan Rekan Kerja Tidak Bisa Jadi Sahabat, Berisiko Besar
1. Dana darurat
Menggunakan dana darurat untuk berinvestasi sudah jelas merupakan kesalahan besar. Dana darurat dikhususkan untuk kebutuhan darurat yang bisa datang sewaktu-waktu. Jika dana darurat dipakai untuk investasi, maka ketika sesuatu yang mendadak terjadi, kamu akan kebingungan karena tidak memiliki dana lagi.
Daripada berspekulasi mendapatkan cuan yang besar, lebih baik meminimalisir risiko dengan tidak menggunakan dana darurat untuk investasi.
Baca Juga: 5 Fase yang Dialami Setelah Resign Kerja, Relate Gak?
2. Dana pinjaman online atau offline
Meminjam uang secara online atau meminjam ke orang lain secara langsung juga tidak dibenarkan. Sudah tentu ada bunga yang akan dibayarkan ketika kamu meminjam dana kepada pihak lain. Biasanya bunga tersebut cukup besar tergantung pada tempo pelunasan dan besarnya uang yang dipinjam.
Ketika uang tersebut diinvestasikan misalkan di pasar modal, maka risikonya pasti akan tinggi. Selain itu tidak ada jaminan bahwa kamu akan selalu untung. Maka jangan coba-coba menggunakan dana pinjaman untuk investasi kalau tidak mau rugi dua kali.
3. Dana kebutuhan rumah tangga
Dari namanya saja sudah dapat dilihat bahwa dana ini termasuk ‘uang panas’. Artinya, dana ini adalah dana yang aktif digunakan untuk memenuhi kebutuhan dalam rumah tangga (uang belanja, uang bayar tagihan, uang sekolah anak dan sebagainya).
Jangan sampai kamu kewalahan memenuhi kebutuhan tersebut hanya karena uangnya kamu gunakan untuk berinvestasi. Sudah jelas salah dan akan menyusahkanmu ke depannya. Lebih baik pikirkan lagi kalau kamu tidak mau ‘gali lubang tutup lubang’ hanya karena investasi.
4. Dana arisan
Sempat viral beberapa waktu terakhir di media sosial, banyak orang yang berinvestasi menggunakan uang arisan ibu-ibu. Uang arisan dipinjam sementara untuk berinvestasi di pasar modal dengan membeli saham. Namun berujung pada kerugian hingga kehilangan dana cukup besar.
Sudah jelas modal berinvestasinya salah karena bukan menggunakan ‘uang dingin’. Ditambah minimnya ilmu di bidang saham menjadi paket lengkap kegagalan dalam investasi.
5. Dana hasil gadai barang
Melihat banyaknya yang ramai berinvestasi di dunia saham membuat sebagian orang tertarik ingin bergabung. Alhasil, dirinya pun menggadai beberapa barang berharga untuk bisa berinvestasi saham. Baik itu dengan jaminan surat berharga, emas hingga sertifikat rumah.
Padahal investasi itu bertujuan untuk mencapai tujuan keuangan di masa depan. Bagaimana bisa mendapatkan tujuan keuangan jika menggadaikan hal-hal berharga yang kamu miliki sekarang?
Itulah lima jenis dana yang tidak boleh kamu gunakan untuk berinvestasi. Selain tinggi akan risiko, menggunakan dana tersebut tidak menjanjikan cuan dalam waktu singkat. Jadi, lebih bijak lagi dalam berinvestasi ya!
IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.