TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

5 Fase yang Dialami Setelah Resign Kerja, Relate Gak?

Ada pahit manis juga setelah resign kerja

Foto hanya ilustrasi. (Pixabay.com/Myriams-Fotos)

Dalam hidup selalu ada pilihan. Termasuk dalam dunia pekerjaan. Kamu memilih menetap atau resign dari pekerjaan. Menetap karena tuntutan, atau resign karena keadaan sudah tidak cocok untuk diteruskan.

Jika kamu termasuk orang yang memilih resign karena hatimu mengatakan "Udah gak bener diterusin kerja di sini", mungkin kamu pernah mengalami beberapa fase di bawah ini.

Baca Juga: 5 Tips Mendamaikan Rekan Kerja yang Berkonflik

Baca Juga: Terlalu Kaku dan Jaga Jarak, 5 Penyebab Kamu Merasa Terasing di Kantor

1. Kamu merasa terbebas dari beban rutinitas

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/marcnajera)

Setiap hari harus bangun pagi untuk pergi ke kantor, belum terjebak macet, dikejar deadline, dan sebagainya. Rutinitas itu hampir setiap hari kamu rasakan. Namun setelah memutuskan resign kerja, ingin rasanya kamu berteriak "I'm free!", terbebas dari macet, gak stres lagi sama deadline, dan gak perlu lagi pergi terburu-buru berangkat pagi ke kantor.

2. Bebas melakukan segala hal yang selama ini tidak bisa kamu lakukan

ilustrasi hobi bersepeda (pexels.com/Pavel Danilyuk)

Umumnya jadwal bekerja mulai hari Senin-Jumat. Namun ada juga yang sampai Sabtu, bahkan Minggu. Karena kesibukan itulah yang membuat kamu jadi tidak punya "me time" hanya sekadar untuk menjalankan hobi traveling, misalnya. Selain libur hari raya atau hari nasional, kamu kesulitan mencari waktu untuk traveling.

Namun setelah resign, kamu bebas memilih waktu untuk menjalankan hobimu kapan saja. Gak perlu lagi nunggu hari libur nasional. Kamu jadi punya lebih banyak "me time" tanpa stres karena deadline kantor lagi.

3. Punya banyak ide untuk mencoba bisnis di rumah

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/rawpixel)

Setelah resign, kamu bebas mengeluarkan segala ide menjadi peluang bisnis. Apalagi di zaman sekarang, platform bisnis di internet semakin mudah diakses. Mau itu bisnis reseller, dropshiper, digital marketing, dan sebagainya.

Selain lebih santai karena tidak ada tuntutan deadline, punya bisnis sendiri juga lebih amanah dan nyaman karena kamu sendiri yang membuatnya, kamu sendiri yang menjual, dan hasilnya pun murni punya diri sendiri.

4. Pada akhirnya kamu mulai overthinking

Foto hanya ilustrasi. (Unsplash.com/nadineshaabana)

Beberapa bulan berlalu setelah resign, bisnis rumahan mulai dijalankan. Namun sayangnya bisnismu belum maksimal. Belum mendapat banyak respon, penjualan masih minim, padahal modal sudah keluar banyak. Dari sinilah kamu mulai overthinking.

Gak salah kok. Dulunya selalu dapat gaji bulanan bulan dengan nominal yang pasti, sekarang setelah resign, kamu baru mendapatkan uang setelah ada pelanggan yang membeli barang atau jasamu. Itu pun tidak menentu. Nominal uangnya tidak menentu setiap bulannya, tidak seperti saat kamu masih bekerja di perusahaan dulu.

Pikiran-pikiran seperti "Harusnya aku gak resign ya waktu itu," "Jadi pengin balik ke tempat kerja yang dulu, gajinya besar," "Apa aku nyesel ya resign," mulai mendatangimu. Tadinya hatimu tenang karena terbebas dari tuntutan pekerjaan, malah kepikiran lagi alias overthinking.

Writer

Lia Siti Nurrohmah

Penulis pemula yang suka segala jenis coklat

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya