Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak Indigo

Kita diminta respect di setiap monumen bersejarah

Masih ingat dengan tragedi Bom Bali? Tragedi yang menghilangkan banyak nyawa manusia lokal maupun asing ini, dibuatkan sebuah monumen bersejarah Bom Bali, yang kini tenar dengan nama Ground Zero.

Monumen yang berada di Jalan Legian, Kuta, ini terletak di lokasi strategis yang sering dilalui orang. Lokasinya juga tak jauh dari tempat terjadinya tragedi Bom Bali. Seorang anak indigo, sebut saja Bayu, mencoba menyusuri jalanan ini dan melihat kondisi sesungguhnya di Ground Zero secara tak kasat mata. Berikut ini penjelasannya berdasarkan penglihatan dan pendapat pribadi Bayu:

1. Sekilas tentang tragedi bom Bali dan monumennya

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Irma Yudistirani

Tanggal 12 Oktober 2002 pukul 23.05 Wita, tragedi Bom Bali I terjadi dengan rangkaian pengeboman di tiga tempat. Yakni Paddy’s Pub, Sari Club di Jalan Legian dan di dekat Kantor Konsulat Amerika Serikat, Renon, Denpasar. Tragedi kemanusiaan ini menewaskan 202 orang dan melumpuhkan jantung pariwisata Indonesia. Teroris tersebut menggunakan bom berjenis TNT (Trinitrotoluena) seberat satu kilogram, dan RDX berbobot 50 sampai 150 kilogram.

Kemudian pemerintah mulai membangun monumen tugu yang dikenal dengan nama Ground Zero, sebagai peringatan duka terhadap peristiwa Bom Bali I. Monumen ini diresmikan pada 12 Oktober 2004 silam.

Selang setahun dari peresmian tugu, pengebom kedua kembali terjadi di Bali, yang dikenal dengan nama Bom Bali II. Terjadi pada 1 Oktober 2005, yang juga terjadi di tiga lokasi. Di antaranya satu lokasi di Kuta dan dua lokasi di Jimbaran, dengan jumlah korban 23 orang tewas dan 196 luka-luka.

2. Monumen dijaga oleh makhluk besar yang sengaja diletakkan di sana

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Irma Yudistirani

Menurut penerawangan Bayu saat mengunjungi Ground Zero pada Jumat (20/9) lalu, ada sosok besar hitam yang sengaja ditaruh di tengah monumen untuk menjaga lokasi tersebut. Namun detail bentuk penjagaannya seperti apa, Bayu enggan membeberkan lebih jauh.

“Yang bangun monumen tersebut naruh sesuatu yang gede (Besar) banget, pakai kain poleng dan ada bunga jepunnya. Dia di tengah monumen. Penjaga bahasanya. Tidak jahat,” jelasnya.

3. Arwah para korban memenuhi sekitar Ground Zero, tampak tenang dan auranya terang

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Irma Yudistirani

Apakah arwah para korban Bom Bali ada di sana? Bayu menyampaikan mereka banyak berkumpul di sekitar monumen. Mereka berbaur seperti turis pada umumnya. Pun aktivitas mereka terlihat berdiri dan berjalan-jalan di seputaran monumen. Gesture mereka menunjukkan sudah bahagia. Namun beberapa ada yang tampak duduk termangu, seolah menunggu keluarga datang menjenguknya.

“Beberapa korban mampu berdiri, ada anak kecil juga. Campur, ada asing dan warga lokal. Mereka terlihat utuh karena mati secara terhormat. Enak sih dilihatnya, raut wajahnya positif. Mereka mati terhormat. Konteksnya ya sudah tenang gitu aja,” jelasnya.

Pun Bayu juga melihat sepasang pengantin asal Jepang yang menjadi korban Bom Bali I, terlihat jalan berdampingan dengan raut muka bahagia.

4. Mereka kesal pengunjung yang selfie di depan monumen tanpa respect

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Ayu Afria

Monumen yang konteksnya untuk memperingati tragedi kemanusiaan ini tak jarang kerap menjadi objek selfie pengunjung. Lalu apa respon mereka yang tak kasat mata di sana ketika monumen itu dijadikan objek selfie?

Layaknya berwisata ke monumen sebuah tragedi di manapun, seharusnya disertai juga dengan rasa empati terhadap sejarahnya. Karena begitulah cara kita bisa menghargai nilai sejarah lokasi tersebut. Begitu pula dengan Ground Zero.

Dalam penglihatannya, Bayu menangkap kesan kesal dan marah dari sosok korban Bom Bali I di sana. Mereka kesal ketika ada pengunjung yang tidak respect terhadap story tempat tersebut.

Dalam artian, pengunjung mengambil foto selfie yang seakan menunjukkan kebahagiaan dengan latar belakang tugu tersebut. Apakah tidak boleh bahagia ketika foto selfie di monumen Ground Zero? Bayu hanya mengartikan foto bahagia itu hanya demi pamer di media sosial misalnya, tapi tidak tulus menunjukkan respect terhadap nilai sejarahnya. 

Namun kekesalan mereka tidak sampai terungkap langsung kepada pengunjung tersebut, lantaran frekuensinya berbeda.

5. Jika ada pengunjung tidak respect bisa diganggu

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Ayu Afria

Bayu menyebut apabila ada pengunjung mabuk atau berbuat sesuatu yang kotor di sekitaran monumen, mereka akan menampakkan diri dengan wujud tampang yang hancur sebagaimana korban Bom I.

Terkadang mereka mengganggu seperti tiba-tiba merasakan panas dan gatal, sehingga pengunjung tersebut segera pergi dari tugu tersebut.

6. Arwah warga negara asing kerap mendekati pengunjung yang memiliki latar belakang sama

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Ayu Afria

Tak sekadar berjalan-jalan di sekitaran monumen, berbaris untuk mendapatkan perhatian orang-orang yang berlalu lalang biar mau menoleh dan mengenang tragedi tersebut, beberapa arwah orang asing pun terlihat berusaha berinteraksi dengan pengunjung yang memiliki latar belakang sama dengan mereka.

“Nah, mereka ada yang berusaha komunikasi. Tapi mereka nggak tahu itu sia-sia karena frekuensi sudah berbeda. Percuma, dan tak banyak pengunjung bisa merasakan mereka. Karena bahasanya sama kayaknya, jadi mereka mendekati pengunjung tersebut dan coba komunikasi. Ada yang mau disampaikan,” jelasnya.

7. Pesan anak indigo untuk para pengunjung

Inilah Suasana Tak Kasat Mata di Ground Zero Menurut Anak IndigoIDN Times/Ayu Afria

Melihat aura monumen yang sudah tenang, Bayu pun tampak semringah dengan penglihatannya tersebut. Ia berpesan agar setiap pengunjung yang melewati lokasi monumen, supaya meluangkan sedikit waktunya untuk memanjatkan doa kepada mereka. Siapapun yang melewati lokasi, tunjukkanlah rasa peduli terhadap mereka.

“Untuk mereka yang diam seakan menunggu keluarga menjengukmu ke monumen. Jangan sedih, karena siapapun yang lewat sini (Monumen) peduli, sayang. Jangan khawatir, jangan perlu menunggu keluargamu lagi,” ucapnya sebelum meninggalkan lokasi.

Baca Juga: 4 Pesan Bijak Tetua Bali yang Tidak Boleh Kamu Lupakan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya