5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di Bali

Arwah Lara telah menyelamatkan Queen yang ingin bunuh diri

Penulis: Community Writer, Ari Budiadnyana

Queen Athena atau Queen yang dijuluki sebagai The Mother of Spirit Doll kembali merampungkan film pendek bergenre horor dengan judul Lara, Ketikan Membawa Petaka.

Film horor ini diangkat dari kisah nyata Queen dan arwah yang bernama Lara. Seperti dua film sebelumya, Queen masih sebagai sutradara yang dibantu oleh tim Athena Fortune dalam produksi filmnya. Berikut ini fakta film Lara karya kolektor spirit doll atau boneka arwah di Bali.

Baca Juga: Cerita Perempuan di Bali Pernah Ditipu Kuntilanak

1. Mengangkat tema tentang kasus bunuh diri

5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di Balifilm Lara. (Instagram.com/queen_athena_fortune)

Sebelumnya, Queen membuat film bercerita tentang seseorang yang meninggal dunia karena kecelakaan. Kali ini, film Lara mengisahkan tentang perilaku bunuh diri. Seseorang sangat mudah mengambil jalan pintas untuk melakukan bunuh diri karena tekanan mental. Tekanan mental ini menimbulkan depresi yang sangat kuat, sehingga membuat seseseorang memilih jalan singkat untuk mengakhiri hidupnya.

2. Bercerita tentang kisah Queen yang hampir bunuh diri dan sosok arwah yang bernama Lara

5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di Balifilm Lara. (Instagram.com/queen_athena_fortune)

"Film ini sebenarnya tentang kisah nyata saya yang hampir melakukan bunuh diri baru-baru ini. Saya saat itu benar-benar sangat depresi karena masalah di media sosial," cerita Queen saat dihubungi melalui telepon, Kamis (6/1/2022).

Ketika muncul keinginan untuk bunuh diri, Queen tiba-tiba didatangi oleh arwah Lara. Lara sendiri merupakan arwah gentayangan yang meninggal dunia karena bunuh diri.

"Saat sudah tinggal selangkah lagi mau melakukannya, arwah ini datang sembari memberi saya nasihat. Lara menyuruh saya untuk mengurungkan niat untuk bunuh diri. Karena setelah bunuh diri arwah saya akan gentayangan tidak jelas seperti dirinya. Bersyukur saya bisa mengurungkan niat buruk ini," kenang pemilik kanal YouTube Athena Fortune ini.

3. Menggabungkan kisah nyata Queen dan Lara

5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di BaliQueen Athena. (Instagram.com/queen_athena_fortune)

Setelah kondisi psikologis Queen pulih, ia kemudian memiliki ide untuk membuat film pendek ketiga bergenre horor yang memadukan kisah nyata antara dirinya dan Lara.

"Kalau saya hampir bunuh diri karena media sosial. Sedangkan Lara bunuh diri karena terkena perundungan secara langsung, bukan melalui media sosial. Jadi ceritanya saya gabung menjadi bunuh diri karena perundungan di media sosial," ujar Queen.

Lara adalah vokalis dari band Athena. Ia di-bully oleh teman-temannya melalui media sosial (Medsos), sering dikatakan sebagai perempuan BO atau perempuan yang bisa disewa. Akibat perundungan tersebut , Lara depresi dan melakukan bunuh diri dengan menyayat pergelangan tangannya.

Baca Juga: Feeling Lonely Selama Pandemik Picu Anak Muda di Bali Ingin Bunuh Diri

4. Memiliki jumpscare yang lebih banyak

Dibandingkan film tentang tokoh Ilham sebelumnya, jumpscare yang diusung tidak terlalu banyak karena lebih menonjolkan adegan saat Ilham tidak sadar kalau dirinya sudah meninggal. Namun dalam film Lara memiliki jumpscare yang lebih banyak. Jumpscare adalah teknik yang digunakan dalam film horor untuk membuat kaget penonton.

"Sesuai masukan dan saran berbagai pihak, saya membuat lebih banyak jumpscare lagi di film ini untuk menguatkan suasana horor yang ingin ditimbulkan," ujar Queen yang juga sebagai peramal kartu tarot.

Baca Juga: Potret 10 Boneka Arwah dari Bali, Ada si Centil Sasha

5. Cerita unik di balik proses produksi yang singkat

5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di BaliPara pemeran film Lara. (dok. Athena Fortune)

Proses produksi yang dilakukan oleh tim Athena Fortune bekerja sama dengan tim Creative Produk Bali kurang lebih membutuhkan waktu sehari. Lokasi syutingnya menggunakan rumah Queen daerah Jimbaran, Kabupaten Badung. Pemeran dalam film ini ada Chandra sebagai Lara, Nanda sebagai Alexa, Malika sebagai Rina yang merupakah hasil casting sebelumnya.

Ada kejadian menarik yang terjadi selama proses syuting. Arwah Lara sempat hampir masuk ke dalam tubuh Chandra. Namun arwah tersebut masuk ke tubuh Barda, seraya mengucapkan terima kasih dan memberi komentar saat adegan bunuh diri, ekspresi pemerannya agak kurang menghayati.

Queen mengaku sangat senang dengan proses pembuatan film ketiganya ini. Selain sponsor yang bertambah, ia juga bertemu para talent baru sehingga sama-sama mendapatkan pengalaman dalam proses produksi.

Dengan pembuatan film ini, ia berharap bisa mengedukasi masyarakat, khususnya para remaja, agar lebih berhati-hati dalam penggunaan medsos. Jangan sampai memberikan dampak buruk baik bagi diri sendiri maupun orang lain.

Ia juga berharap agar jangan sampai mengambil jalan pendek untuk mengakhiri hidup, karena dipercaya arwah orang yang meninggal karena bunuh diri akan menjadi gentayangan.

"Jangan sampai kita melakukan perundungan kepada orang lain, karena dampak perundungan itu bisa membuat korban menjadi depresi hingga bunuh diri."

6. Hotline pencegahan bunuh diri

5 Fakta Film Lara, Kisah Nyata Kolektor Spirit Doll di BaliIlustrasi telepon. (unsplash.com/Reno Laithienne)

Depresi bukanlah persoalan sepele. Jika Anda merasakan tendensi untuk melakukan bunuh diri, atau melihat teman atau kerabat yang memperlihatkan tendensi tersebut, amat disarankan untuk menghubungi dan berdiskusi dengan pihak terkait, seperti psikolog, psikiater, maupun klinik kesehatan jiwa.

Saat ini, tidak ada layanan hotline atau sambungan telepon khusus untuk pencegahan bunuh diri di Indonesia. Kementerian Kesehatan Indonesia pernah meluncurkan hotline pencegahan bunuh diri pada 2010. Namun, hotline itu ditutup pada 2014 karena rendahnya jumlah penelepon dari tahun ke tahun, serta minimnya penelepon yang benar-benar melakukan konsultasi kesehatan jiwa.

Walau begitu, Kemenkes menyarankan warga yang membutuhkan bantuan terkait masalah kejiwaan untuk langsung menghubungi profesional kesehatan jiwa di Puskesmas atau Rumah Sakit terdekat.

Kementerian Kesehatan RI juga telah menyiagakan lima RS Jiwa rujukan yang telah dilengkapi dengan layanan telepon konseling kesehatan jiwa:

  • RSJ Amino Gondohutomo Semarang(024) 6722565
  • RSJ Marzoeki Mahdi Bogor(0251) 8324024, 8324025
  • RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta(021) 5682841
  • RSJ Prof Dr Soerojo Magelang(0293) 363601
  • RSJ Radjiman Wediodiningrat Malang(0341) 423444.

Selain itu, ada juga layanan pencegahan bunuh diri dan kesehatan mental di Bali bernama LISA Helpline: 0811 3855 472 yang dapat dihubungi selama 24 jam.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya