Nasib Musik Indonesia di Tangan Gen Z Saat Ini, Perlu Ekosistem

Apa selera musikmu?

Badung, IDN Times - Saat ini seiring kemajuan teknologi, beragam variasi musik banyak bermunculan. Karya-karya musik pun mudah diakses melalui smartphone.

Kondisi ini menuntut industri musik menyesuaikan diri dengan selera musik Gen Z yang merupakan pasar potensial. Bukan tanpa rintangan, dengan kekayaan budaya Indonesia nasib musik daerah juga patut dipertanyakan. Apalagi di tengah gempuran musik-musik barat yang relevan dengan selera generasi muda.

Akankah musik daerah tetap lestari di tangan Gen Z saat ini?

Baca Juga: Bali Akan Selenggarakan Kolaborasi Kuliner Khas Chile

1. Musik berkembang mengikuti kehidupan generasi muda

Nasib Musik Indonesia di Tangan Gen Z Saat Ini, Perlu EkosistemIlustrasi mendengarkan musik (pixabay.com/whoalice-moore)

Head of Marketing Department Sony Music Entertainment Indonesia Tommy Pratomo mengungkapkan bahwa saat ini jenis musik sangat bervariasi. Dengan wadah digital serta teknologi yang terus berkembang, generasi muda yang memiliki minat dalam bermusik dapat terus mengekspresikan dirinya. Dan musik pun dapat terus berevolusi sesuai dengan siklusnya.

Untuk menjawab kebutuhan generasi muda, pihaknya menginisiasi showcase Yang Tau-Tau Aja di Pulau Dewata. Acara ini pada awalnya adalah sebuah kumpulan lagu berkonsep, dan dikurasi dalam satu playlist untuk ditujukan pada para penikmat musik dari kalangan Gen Z.

“Excitement bagi kami adalah bagaimana kami dapat terus menyajikan karya–karya yang dapat diminati semua kalangan bersama dengan talenta–talenta yang bernaung pada kami,” ungkapnya.

Acara tersebut kemudian berkembang menjadi sebuah pertunjukan musik, dan sudah dua kali digelar. Dan untuk ketiga kalinya akan diselenggarakan pada 30 Juni 2023 di di Aloft Seminyak.

2. Industri musik juga memikirkan kelestarian budaya Indonesia

Nasib Musik Indonesia di Tangan Gen Z Saat Ini, Perlu EkosistemIlustrasi ekstrakurikuler seni musik. (ANTARA FOTO/Patrik Cahyo Lumintu)

Indonesia dikenal kaya akan budaya. Industri musik di Tanah Air pun memiliki peranan penting dalam kelestarian budaya, terlebih di tengah gempuran musik-musik Barat, dan Korea yang sangat mudah diakses para generasi muda bangsa ini--yang kemudian berpengaruh kepada selera musik mereka.

Namun begitu baginya wawasan dan pengetahuan dapat datang dari segala penjuru dunia. Musik–musik internasional diakuinya dapat menjadi inspirasi bagi para insan musik di Indonesia untuk terus berkarya, berkembang, dan berekspresi dengan sentuhan atau warna lokal di setiap karyanya.

“Tentu. Musik memiliki peranan penting dalam kelestarian budaya Indonesia. Kami memiliki sub-label yang bernama Megah Music dimana salah satu fokusnya adalah untuk melestarikan musik–musik yang erat kaitannya dengan budaya Indonesia, salah satu di antaranya adalah musik Melayu,” jelasnya.

3. Gen Z Indonesia dituntut tidak hanya menjadi penikmat musik

Nasib Musik Indonesia di Tangan Gen Z Saat Ini, Perlu Ekosistemilustrasi menikmati musik (pixabay.com/Omar Medina)

Lalu bagaimana Gen Z Indonesia tidak hanya sebagai penikmat musik? Tommy Pratomo mengatakan bahwa Gen Z harus bisa menciptakan sebuah ekosistem di mana mereka dapat menjadi penerus tumbuh kembang musik di Indonesia. Mereka juga harus bisa menjaga industri kreatif pada umumnya untuk dapat terus berjalan dan berkontribusi bagi negara.

Dengan begitu para generasi muda dapat terus melanjutkan tongkat estafet akan minat dalam bermusik, baik itu sebagai pendengar, pencipta, atau pun penampil.

“Kita hidup di mana musik dapat dengan mudah diakses dan dinikmati melalui smartphone. Cukup dengan berlangganan paket–paket yang disajikan oleh platform musik digital, kita dapat dengan mudah menikmati musik baik dari era terdahulu, dan rilisan baru,” ungkapnya.

Baca Juga: Miss Universe 2018 di Bali Dukung Pasien Sumbing

4. Sejumlah pemusik muda akan hadir di Bali

Nasib Musik Indonesia di Tangan Gen Z Saat Ini, Perlu EkosistemIlustrasi anak muda yang menjadikan musik sebagai kerja sampingannya. (IDN Times/Shemi)

Sementara itu, acara yang akan diselenggarakan di Bali tersebut turut menggandeng The Orchard dan menghadirkan pemudik yang bernaung di bawahnya seperti Mytha Lestari dari Jakarta, serta musisi asal Pulau Dewata, Ical Jenggo dan Alien Child.

Sedangkan beberapa artis muda dari Sony Music Entertainment Indonesia, seperti Andrea Tanzil, Jesenn, Aziz Hedra, Meiska, Aruma dan Jaz juga akan mewarnai pagelaran musik tersebut.

Melalui program Yang Tau-Tau Aja, Sony Music Entertainment Indonesia ingin memfasilitasi para pecinta musik di Indonesia untuk dapat berkorespondensi dalam satu wadah.

“Harapannya, para artis yang memiliki karya baru mendapatkan kesempatan untuk mengenalkan dan menyampaikan lagunya secara langsung ke pendengarnya, begitu juga sebaliknya,” jelasnya.

Baca Juga: 3 Tips Main Layangan di Bali, biar Gak Membahayakan Orang

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya