18 Grup Musik Tradisional Nusantara Bakal Tampil di Ubud

Indonesian Music Expo 2022 digelar selama empat hari lho

Gianyar, IDN Times - Indonesian Music Expo (IMEX) 2022 kembali digelar selama 4 hari dan akan berlangsung pada tanggal 24 Maret 2022 sampai 27 Maret 2022 mendatang. Acara ini menampilkan grup Top World Music dari seluruh nusantara dengan menghadirkan 18 grup musik tradisional nusantara.

Seniman yang bakal hadir berasal dari Sumatra, Jakarta, Jawa, Bali, Sulawesi, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan, dan Maluku. Gelaran bertajuk The Paradise of World Music ini bakal digelar di dua lokasi yakni Puri Lukisan Museum dan Taman Dedari Ubud, Ubud, Kabupaten Gianyar.

Baca Juga: Robek Seragam untuk Tolong Warga, Babinsa di Bali Diberi Penghargaan

1. Bangun ekosistem musik tradisional Indonesia

18 Grup Musik Tradisional Nusantara Bakal Tampil di UbudIMEX 2022 diselenggarakan di Ubud. (IDN Times / Ayu Afria)

Mewakili Direktur Perfilman, Musik, dan Media Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Edi Irawan, secara virtual menyampaikan mendukung upaya membawa World Music ke forum yang lebih tinggi. Melalui IMEX, diharapkan dapat membantu membangun ekosistem musik Indonesia dan memajukan musik nusantara.

"Kegiatan ini mendapatkan dukungan dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak tahun 2020 karena kami melihat bahwa kita harus mengembangkan ekosistem musik tradisional Indonesia ini, di dalam negeri maupun luar negeri," terangnya pada Senin (21/3/2022).

2. Ubud punya pengaruh luar biasa terhadap perubahan musik di dunia

18 Grup Musik Tradisional Nusantara Bakal Tampil di UbudIMEX 2022 diselenggarakan di Ubud. (IDN Times / Ayu Afria)

Founder IMEX, Franky Raden, menyampaikan bahwa Ubud memiliki pengaruh luar biasa terhadap perubahan musik di dunia pada abad ke-20. Berangkat dari latar belakang tersebut, IMEX tahun kedua ini digelar di Ubud. 

"Sekarang kami ingin memboyong musik nusantara ke Ubud karena di sini lah titik awalnya. Dari Aceh terus sampai ke Kupang. Akan tampil di sini, menampilkan musik-musik mereka yang berakar pada tradisi budaya mereka masing-masing," ungkapnya.

Adapun 18 grup seniman yang akan tampil di antaranya:

  • Sumatra: Kande, Suarasama, Musik Batak Karo, Riau Rhtyhm, dan Sako Sarikat
  • Jakarta: Indonesian National Orchestra (INO)
  • Jawa: Sambasunda
  • Bali: Bona Alit, Jegog Suar Agung, dan Noizekilla
  • Sulawesi: Dadendate dan Pinkan Indonesia
  • Nusa Tenggara Barat: Cilokaq dan Aksilarasi
  • Nusa Tenggara Timur: Marinuz Kevin dan Folksong of Flores
  • Kalimantan: Tingkilan Kota Raja
  • Maluku: Hawaiian Teluk Ambon

Perwakilan grup musik, pembuat gitar, dan partisipan IMEX 2022, I Wayan Tuges, menyampaikan turut serta memperkenalkan gitar-gitar lokal. Ia berharap dengan terselenggaranya IMEX ini, nantinya dapat memberikan hiburan dan Bali bisa segera bangkit.

Maestro dan pembuat alat musik, Gung Alit, yang juga menjadi partisipan dari grup Bona Alit mengatakan IMEX merupakan sebuah wadah bersama-sama berinovasi dan berproduksi dan menjaga kearifan lokal yang ada.

"Jadi kami dari Bali, perwakilan Bali sangat berterima kasih banyak kepada IMEX mau menyelenggarakan festival-festival semacam kini. Bukan hari ini saja, bahkan kemarin kami juga diboyong keliling di Australia, di beberapa daerah di Jakarta, dan lain sebagainya," ungkap Gung Alit.

3. Indonesia perlu platform untuk musik yang berakar pada budaya

18 Grup Musik Tradisional Nusantara Bakal Tampil di UbudIMEX 2022 diselenggarakan di Ubud. (IDN Times / Ayu Afria)

Franky mengatakan sebelum terbentuknya IMEX, aktivitas musik tradisional itu berjalan di masing-masing daerah dan aktif. Namun eksposurnya ke nasional dinilai kurang, sehingga mereka aktif hanya di wilayah kecil atau sempit di wilayah mereka sendiri. Dengan latar belakang tersebut, ia mengusulkan ke pihak kementerian terkait untuk terbentuknya IMEX.

Ia mengatakan alangkah baiknya kalau Indonesia memiliki platform untuk musik-musik yang berakar pada budaya masing-masing di daerah. Di samping nantinya akan saling mengenal, saling melihat, juga bisa mengekspor kebudayaan musik nasional ke luar negeri.

"Yang di luar wilayah itu nggak tahu banyak tentang perkembangan itu. Apalagi yang di luar negeri. Situasi itulah yang membuat saya agak prihatin ya. Saya ingin supaya kita saling mengenal. Kita kan namanya juga Bhinneka Tunggal Ika. Tapi Bhinneka-nya saja, Ika-nya ini masih belum," jelasnya.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya