5 Film Netlfix Tema Perjuangan Kemerdekaan RI

Sineas-sineas Indonesia telah memproduksi film bertema perjuangan yang menarik untuk ditonton. Film ini mengangkat perjuangan tokoh pahlawan pada masa pemerintahan kolonial Belanda maupun Jepang. Film tema perjuangan ini mengajak penontonnya untuk mengingat dan mengambil nilai-nilai perjuangan yang telah dilakukan oleh para pahlawan.
Setelah tayang di bioskop, beberapa film perjuangan ini tayang di layanan streaming berbayar, Netflix. Apa saja filmnya? Simak daftar film Netflix tema perjuangan kemerdekaan berikut, ya!
1. Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta
Sultan Agung: Tahta, Perjuangan, Cinta merupakan film kolosal karya Hanung Bramantyo, sutradara asal Yogyakarta. Film yang dirilis pada 2018 ini merupakan biografi yang mengangkat sejarah Raja ke-3 Mataram, Sultan Agung. Film ini diawali dari kisah Sultan Agung semasa remaja yang masih bernama Raden Mas Santang (Marthino Lio).
Raden Mas Santang harus segera menggantikan tahta ayahnya, Panembahan Hanyokrowati, yang meninggal saat berburu. Raden Mas Santang bergelar Sultan Agung setelah bertahta. Menjadi seorang raja di usia remaja bukanlah hal yang mudah. Banyak yang meragukan kepemimpinan Sultan Agung. Bahkan, ia juga harus rela mengorbankan cintanya pada Lembayung (Putri Marino) yang ditemui saat belajar di sebuah padepokan. Sultan Agung kemudian menikahi perempuan dari keturunan ningrat, Ratu Batang (Anindiya Putri).
Sultan Agung memiliki tugas berat untuk menyatukan para adipati yang tercerai-berai akibat politik adu domba VOC. VOC membuat Sultan Agung berang, lantaran VOC mengkhianati perjanjian yang telah dibuat. Sultan Agung kemudian menyatakan perang dan memerintahkan pasukannya untuk menyerbu benteng VOC di Batavia.
2. Kadet 1947
Film Kadet 1947 disutradarai oleh Aldo Swastia dan Rahabi Mandra. Film ini dirilis pada 2021. Film ini mengangkat kisah heroik tujuh siswa angkatan udara atau kadet menyerang markas Belanda. Tujuh kadet tersebut adalah Mulyono (Kevin Julio), Sutardjo Sigit (Baskara Mahendra), Bambang Saptoadji (Samo Rafael), Suharnoko Harbani (Ajil Ditto), Sutardjo (Wafda Saifan) Dulrachman (Chicco Kurniawan), dan Kapoet (Fajar Nugra).
Film ini memiliki latar belakang akhir Perang Dunia II. Saat itu, Belanda kembali datang ke Indonesia untuk melakukan Agresi Militer I dan merebut setelah memproklamasikan kemerdekaannya. Ketujuh kadet ini saling bahu-mebahu untuk melancarkan serangan ke tiga tangsi militer Belanda yaitu Salatiga, Semarang, dan Ambarawa. Mereka juga harus berjibaku untuk mempertahankan pangkalan udara yang bernama Magoewo.
3. Kartini: Princess of Java
Kartini: Princess of Java merupakan film perjuangan karya sutradara Hanung Bramantyo. Film ini tayang di bioskop pada April 2017. Film Kartini: Princess of Java mengangkat kisah Raden Ajeng Kartini (Dian Sastrowardoyo) yang menjadi tokoh emansipasi perempuan di Indonesia.
Film ini berlatar awal tahun 1900-an, saat Indonesia masih menjadi koloni Belanda. Pada saat itu, perempuan tidak diizinkan untuk mengenyam pendidikan tinggi. Ia bersama adiknya, Roekmini (diperankan oleh Acha Septiarsa) dan kardinah (diperankan oleh Ayushita), mendirikan sekolah untuk masyarakat miskin di Jepara. Kartini kerap berjuang dan bersuara tentang penyetaraan hak bagi semua orang, baik ningrat maupun bukan, serta hak pendidikan bagi perempuan.
Film ini juga memperlihatkan Kartini yang tumbuh bersama ibunya, Ngasirah (Christine Hakim), yang tidak memiliki darah ningrat. Dalam tradisi keluarga ayah Kartini, Raden Sosroningrat (Deddy Sutomo), perempuan yang tidak memiliki darah ningrat akan menjadi seorang pembantu. Hal ini terjadi pada ibu Kartini yang menjadi orang terbuang di rumahnya sendiri.
4. Tjoet Nja Dhien
Tjoet Nja Dhien dirilis pada 1988 yang dibintangi oleh Christine Hakim ini merupakan film biopik tentang kisah perjuangan Tjoet Nja Dhien, seorang pahlawan nasional melawan Belanda di Aceh. Ia saat itu membantu perjuangan suaminya yang bernama Teuku Umar (Slamet Rahardjo) dalam perang melawan Belanda di Aceh.
Perjuangan ini semakin berat setelah Teuku Umar ditangkap oleh Belanda. Tjoet Nja Dhien harus langsung turun memimpin para pejuang untuk melawan Belanda. Ia harus turun ke medan perang dalam kondisi fisik yang sudah tidak prima lagi.
Dalam perang yang berlangsung lama, kondisi kesehatan Tjoet Nja Dhien menurun karena menderita encok dan rabun. Namun, pejuang Aceh ini tidak mengenal lelah untuk tetap bersama para pejuang lainnya. Film ini juga memperlihatkan kesulitan yang tengah dialami pihak Belanda saat berperang melawan tentara Aceh.
5. Guru Bangsa: Tjokroaminoto
Film Guru Bangsa: Tjokroaminoto dirilis pada 2015, yang disutradarai oleh Garin Nugroho. Film ini merupakan biografi yang mengangkat kisah pahlawan nasional, Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau HOS Tjokroaminoto. Reza Rahardian berperan sebagai Tjokroaminoto.
Film ini berlatar belakang zaman penjajahan Belanda pada awal 1900-an. Diceritakan, bahwa Tjokroaminoto sejak kecil telah memiliki keprihatinan yang mendalam terhadap kondisi masyarakat pribumi. Rakyat pribumi dan kaum buruh sangat tersiksa dengan kelakuan kolonial Belanda.
Tjokroaminoto sering menyuarakan aspirasinya menentang Belanda melalui tulisannya di surat kabar. Perlawanannya menentang kolonial Belanda adalah saat ia mendirikan Sarekat Islam (SI) yang sebelumnya bernama Sarekat Dagang Islam. Tjokroaminoto berhasil membesarkan SI yang kemudian memiliki dua juta anggota. Dalam perjalanannya, muncul masalah-masalah dalam SI hingga menimbulkan perpecahan di antara anggotanya.
Film Netflix tema perjuangan kemerdekaan RI ini bisa kamu tonton dalam rangka memperingati Kemerdekaan RI ke-79. Film ini mampu membangkitkan rasa bangga sebagai warga negara Indonesia.