Joey Alexander Tampil di HOMECOMING: Energi Bali Menginspirasi Saya
Untuk pertama kalinya Joey konser di tanah kelahiran, Bali
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Telah berulang kali Joey Alexander tampil di New York, Amerika Serikat maupun sejumlah negara di Eropa. Namun sekarang untuk pertama kalinya musisi kelahiran Kota Denpasar yang tiga kali meraih nominasi Grammy Award tersebut konser di tanah kelahirannya, Bali. Ya, Joey akan hadir melalui HOMECOMING pada Sabtu, 5 Desember 2020 di Hotel Tugu Bali.
Cowok yang kini berusia 17 tahun ini pindah dari Bali ke Jakarta di usia yang cukup dini, sebelum akhirnya bertolak ke New York. Meskipun tak lama menghabiskan masa kanaknya di Pulau Dewata, namun pianis jazz ini masih ingat betul momen ketika ia menyaksikan ayahnya bermain musik di sebuah gereja daerah Renon, Denpasar.
"Bali memberi saya banyak inspirasi. Bali juga mengantarkan saya menjadi diri saya sekarang ini," ujar Joey di Tugu Hotel Bali, Badung, Selasa (1/12/2020).
1. Musik adalah bahasa bagi para musisi
Momen ketika sang ayah bermain musik di gereja begitu membekas di benak Joey.
"Saya masih ingat saat itu ayah saya bermain musik dan itu menginspirasi saya. Hingga kemudian saya sadari bahwa untuk bisa memainkan musik, perlu sebuah kerja keras dan komitmen. Saya kemudian juga mulai mengamati bagaimana para musisi berinteraksi. Bagaimana sebuah musik adalah bahasa bagi para musisi," kenangnya.
Joey pun semakin menyadari bahwa musiklah dunianya dan dia merasa bahagia ketika menjalaninya.
"Saya merasa bersyukur berada di titik ini dan bisa berbagi lewat musik. Dan saya senang sekali Sabtu nanti bisa tampil dan berbagi di sini."
Meskipun usianya terbilang masih sangat belia, namun Joey berusaha memberikan yang terbaik dalam menciptakan karya. ia menyadari bahwa tidak ada hasil yang instan. Semuanya melalui proses yang panjang. Walau ia juga mengakui bahwa pada masa-masa awal menekuni musik, semuanya hanya dijalani karena senang saja, tidak ada hal yang terlalu serius.
"Lingkungan saya di rumah penuh dengan musik. Awalnya memang tidak ada hal yang serius. Saya hanya melihat sesuatu yang menyenangkan. Musik bagi saya adalah sesuatu yang menyenangkan. Saya rasa juga orangtua tidak harus memaksa anak-anaknya. Begitu juga orangtua saya tidak memaksa saya melakukan apa yang saya tidak suka," ungkap Joey yang selama ini menempuh pendidikan lewat home schooling.
Namun ia selalu berpegang pada nasihat orangtua untuk selalu bermain dengan baik dan melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Joey merasa bersyukur memiliki orangtua yang sangat mendukung dirinya.