Seno Gumira Launching Buku Nagabumi Ke-3 di UWRF
Kisah martial art yang enak dibaca
Follow IDN Times untuk mendapatkan informasi terkini. Klik untuk follow WhatsApp Channel & Google News
Gianyar, IDN Times - Seno Gumira Ajidarma menjadi satu dari peserta Ubud Writers and Readers Festifal (UWRF) ke-16, yang digelar pada 23 hingga 27 Oktober 2019. Tampil pada Kamis (24/10) pukul 14.00 Wita, Seno berkesempatan memperkenalkan kembali Jilid III buku garapannya "Nagabumi" dengan tajuk "Hidup dan Mati di Chang’an".
Sebagai penulis, Seno tidak hanya menyiapkan teks saja di dalam buku untuk para pembacanya. Tetapi juga ribuan gambar yang mudah dijumpai di setiap babnya. "Nagabumi" ini merupakan buku martial art pertama garapannya, bercerita tentang Pendekar Tanpa Nama yang sudah tua dan dikejar-kejar. Lantaran sudah tua, sang pendekar berpikir apa saja yang sudah diperbuatnya semasa hidup.
“Sudah tiga jilid ini. Bahwa masa lalu adalah seru. Belum final, belum tahu,” ucapnya.
Owner Ganesa Book Shop, Ketut Yuliarsa (60), menyampaikan pihaknya menyukai cara bercerita dan menuangkan kisah tentang Pendekar Tanpa Nama garapan Seno. Setidaknya satu buku ia habiskan seminggu untuk membaca setiap halamannya. Buku tersebut mengingatkan Ketut pada masa lampaunya, yang begitu menyukai perjalanan silat dan beladiri sastra-satra komik di Indonesia.
“Tapi penjelasan dan penjabaran kali ini meskipun bercerita silat, bersifat sangat global,” terangnya.
1. Nagabumi I : Pendekar Tanpa Nama yang sudah lupa terhadap musuh-musuhnya
Buku yang memiliki ketebalan 811 halaman ini mengisahkan Pendekar Tanpa Nama berusia 100 tahun, dan telah mengundurkan diri dari dunia persilatan. Usianya yang renta membuat sang pendekar lupa, siapa saja lawan yang mati di tangannya. Hal ini tidak memungkiri, murid-murid lawannya kini menuntut balas dendam kepadanya.
"Nagabumi" menceritakan tempat orang-orang awam menghayati dunia persilatan sebagai dunia dongeng. Tentang pendekar yang menjadi terasing dari kehidupan sehari-hari, karena tujuan hidupnya untuk menggapai wibawa naga.