TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Mengenal Tari Rejang Rwa Bhineda, Ikon Desa Renon

Tarian ini identik dengan warna hitam dan putih

Pementasan Tari Rejang Rwa Bhineda saat upacara Melaspas, Mecaru, dan Mendem Pedagingan Banjar Adat Peken, Renon. (dok. pribadi/Ari Budiadnyana)

Desa Renon merupakan desa yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar. Desa yang berbatasan dengan Sanur, Sidakarya, Panjer, dan Sumerta ini memiliki beragam keunikan. Satu di antaranya adalah seni tari, yaitu Tari Rejang Rwa Bhineda.

Tari ini memang bukan tari sakral atau tari wali. Namun, sering dipentaskan di beberapa upacara yang dilakukan di Desa Renon. Seperti apa bentuk Tari Rejang Rwa Bhineda ini?

Baca Juga: 10 Lagu Bali Terbaru September 2024, Tayang di YouTube

1. Tarian ini terinspirasi dari keagungan Ida Ratu Tuan Baris Cina

Tari Rejang Rwa Bhineda bukanlah tari kuno atau tari yang diwariskan oleh leluhur terdahulu. Tari ini merupakan tari kreasi yang diciptakan pada 2023. Tari Rejang Rwa Bhineda dipentaskan pertama kali pada 20 maret 2023, pada saat Ida Bhatara Nyejer di Pura Bale Agung, tepatnya sehari setelah upacara melasti..

Menurut I Gede Suweca, Tari Rejang Rwa Bhineda terinspirasi dari keagungan Ida Sesuhunan di Desa Renon, Ida Ratu Tuan Baris Cina. Seperti diketahui, Ida Ratu Tuan Baris Cina sangat identik dengan warna hitam dan putih. Warna hitam dan putih sebagai lambang Rwa Bhineda.

Rwa Bhineda merupakan sebuah konsep perbedaan yang diciptakan oleh Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, untuk menciptakan keharomonisan dan keseimbangan alam semesta. Alam Semesta yang dimaksud adalah alam Bhur, Bwah, dan Swah. "Makna keseimbangan inilah yang menjadi dasar tercetusnya Tari Rejang Rwa Bhineda," ungkap I Gede Suweca saat dihubungi pada Senin (2/9/2024).

Ada beberapa seniman di balik terciptanya Tari Rejang Rwa Bhineda. I Gede Suweca sebagai konseptor, dan penata tabuh. Ni Ketut Suwitri dan Ni Luh Putu Putri Utami sebagai penata tari. Ni Nyoman Nik Suasti sebagai penata gerong. I Putu Gede Edo Prasetya Dewantara sebagai pembina tabuh, dan Kadek Herawati sebagai penata properti dan kostum.

2. Ciri khas Tari Rejang Rwa Bhineda

Rwa Bhineda identik dengan warna hitam dan putih dan itu terlihat pada perpaduan hitam dan putih dalam kostum yang digunakan oleh para penarinya. Masing-masing penari menggunakan baju kebaya putih dan kain (kamen) hitam. Sedangkan, selendang menggunakan perpaduan warna hitam dan putih.

Masing-masing penari membawa beberapa sarana upacara seperti pasepan (wadah yang berisi beberapa bahan yang dibakar yang menimbulkan asap dengan bau yang harum), sarana tetabuhan yaitu arak berem, dan canang oyodan. Menurut I Gede Suweca, tidak ada kriteria khusus para penarinya.

"Tari Rejang Rwa Bhineda bisa ditarikan oleh ibu-ibu PKK, remaja, hingga anak-anak," ungkap pria yang juga sebagai Lurah Desa Renon ini.

Verified Writer

Ari Budiadnyana

Menyenangi hal-hal baru. Menulis salah satu hobi sejak jaman blog. Menulis apa saja yang ada di hati.

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Berita Terkini Lainnya