Cara Mengatasi Orang yang Pamer Alat Kelamin di Tempat Umum

Semoga terhindar dari orang-orang yang seperti ini ya

Kamu pernah gak berhadapan dengan orang yang tak dikenal memamerkan alat kelamin? Kasus ini tak sedikit pernah terjadi di Indonesia. Ambil saja satu contoh kasus yang pernah terjadi di Jalan Plawa, Kota Denpasar pada 29 April 2019 lalu.

Seorang pria yang belum diketahui identitasnya memamerkan alat kelamin di pinggir jalan tersebut, dan dipertontonkan kepada perempuan yang tengah merekamnya. Video tersebut lalu dibagikan ke media sosial dan menjadi viral.

Ternyata orang yang memamerkan alat kelamin termasuk gangguan kejiwaan. Berikut ini penjelasannya.

Baca Juga: Berkaca dari Pencurian Celana Dalam di Bali, Apa Itu Fetish? 

1. Gangguan kejiwaan itu dinamakan paraphilia atau eksibisionis

Cara Mengatasi Orang yang Pamer Alat Kelamin di Tempat UmumPsikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, dr I Gusti Rai Putra Wiguna. (IDN Times/Ayu Afria)

Penyakit tersebut bernama eksibisme atau eksibisionis. Yaitu kepuasan seksual yang diperoleh dengan cara memamerkan alat kelamin kepada lawan jenisnya.

Dalam ilmu kejiwaan, penyakit tersebut juga disebut dengan paraphilia, kata Psikiater di Klinik Utama Sudirman Medical Center (SMC) Denpasar, sekaligus Founder Rumah Berdaya dan pegiat kesehatan jiwa di Komunitas Teman Baik, dr I Gusti Rai Putra Wiguna SpKJ.

Perbuatan itu adalah gangguan psikiatri seksual yang membuat pelaku mendapatkan kepuasan seksual.

"Pelaku mendapat kepuasan seksual dari memperlihatkan alat kelamin maupun aktivitas seksual lain, masturbasi misalnya," katanya.

2. Ia akan menikmati ketika korbannya takut atau marah

Cara Mengatasi Orang yang Pamer Alat Kelamin di Tempat UmumAksi eksibisionis di Jalan Plawa, Kota Denpasar pada 29 April 2019. (Dok.IDN Times/Istimewa)

Seseorang yang melakukan aksi tersebut akan mendapatkan kenikmatan apabila korbannya bereaksi. Misalnya takut, terkejut, atau marah. Orang dengan gangguan eksibisionis ini bahkan semakin merasakan kepuasan jika melakukan hubungan seksual.

"Gangguan ini ada kaitannya dengan faktor dari dalam dan luar. Misalnya pengalaman buruk masa lalu terutama di masa kecilnya, kekerasan fisik, emosional dan aktivitas seksual yang dialami sebelumnya," jelas Dokter Rai.

Baca Juga: 5 Syarat Persetujuan Untuk Berhubungan Seks, Harus Dipenuhi

3. Cara mengatasi orang yang memamerkan alat kelamin

Cara Mengatasi Orang yang Pamer Alat Kelamin di Tempat UmumFoto hanya ilustrasi. (Asweetpeachef.com)

Gangguan kejiwaan eksibisionis sangat meresahkan masyarakat. Sebab kenikmatan yang ia dapatkan adalah reaksi korbannya. Jadi sarannya adalah menghindar dengan mimik wajah cuek dan dingin. Tidak perlu terlihat takut, tidak tertawa, tidak marah, maupun mendekati pelakunya.

"Ingatlah, yang dinikmati pelaku adalah reaksi korbannya. Reaksi kita yang takut, tertawa, jijik dan marah itulah yang dinikmati pelaku," ungkap Dokter Rai.

Selanjutnya jika dimungkinkan, kamu bisa mengambil foto atau video perilakunya lalu melapor ke polisi supaya kejadian itu bisa diminimalisir.

4. Ciri-ciri eksibisionisme

Cara Mengatasi Orang yang Pamer Alat Kelamin di Tempat UmumIlustrasi pelecehan. (pexels.com/@keira-burton)

Dalam Jurnal Kelas Menulis Mahasiswa Ushuluddin karya Roudotulaula, Mila, dkk tahun 2020 yang berjudul Eksibisionisme Dalam Perspektif Hadis, menyebutkan bagaimana ciri-ciri eksibisionisme ini. Umumnya perilaku itu dilakukan di tempat umum atau keramaian. Berikut ini di antaranya:

  • Dilakukan berulang, intens, dan terjadi selama periode minimal 6 bulan, fantasi, dorongan atau perilaku yang menimbulkan gairah seksual yang berkaitan dengan memamerkan alat kelamin kepada orang tak dikenal yang tidak menduganya
  • Orang yang bersangkutan bertindak berdasarkan dorongan tersebut atau dorongan dan fantasi tersebut menyebabkan orang tersebut mengalami disstres atau mengalami masalah interpersonal
  • Orang yang ditunjukkan alat kelamin tersebut atau bisa disebut korban, tidak bersedia melihatnya, bahkan menghindar dan mencoba pergi
  • Aktivitas menunjukkan alat kelamin terhadap korban sudah merupakan bentuk interaksi seksual tanpa adanya hubungan badan.

Semoga informasi ini sangat bermanfaat ya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya