Perjalanan Waswas Saya Beranikan Diri Tes IMS dan HIV

Sempat agak ragu dan takut, tapi beginilah hasilnya

Denpasar, IDN Times – Infeksi menular seksual (IMS) muncul satu di antaranya akibat dari kegiatan seksual yang berisiko. Saat ini layanan tes IMS dan HIV semakin masif di berbagai daerah. Misalnya di Bali, temuan baru kedua penyakit itu meningkat.

Pendeteksian yang dilakukan Tim lapangan dan pengurus Yayasan Gaya Dewata, Kimora (31), hingga bulan ini menemukan adanya 100 kasus baru HIV di tiga wilayah. Yaitu Kota Denpasar, Kabupaten Badung, dan Kabupaten Buleleng. Temuan itu, kata Kimora, membuatnya berinisiatif dan memberanikan diri untuk mengetahui status HIV dan IMS.

Mendengar meningkatnya temuan itu, membuat saya berinisiatif memberanikan diri untuk mengetahui status HIV, dan IMS. Pada Kamis (14/12/2023) pagi, saya pergi ke UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan, Kecamatan Denpasar Utara, Kota Denpasar. Lokasi ini saya pilih atas rekomendasi rekan saya di Yayasan Gaya Dewata. Di fasilitas kesehatan inilah saya melakukan pendeteksian risiko kedua penyakit tersebut. Berikut ini perjalanan saya memeriksakan diri untuk menjalani tes IMS dan HIV.

Baca Juga: Ribuan Surat Suara di Denpasar Dalam Proses Pelipatan

1. Jangan ragu untuk melakukan cek VCT demi kebaikan diri sendiri

Perjalanan Waswas Saya Beranikan Diri Tes IMS dan HIVPuskesmas III Denpasar Utara (IDN Times/Ayu Afria)

Sebagian orang mungkin masih merasa malu jika harus melakukan cek Voluntary Counseling, and Testing (VCT) untuk mengetahui status kedua penyakit tersebut. Tidak ada yang salah menurut saya melakukan cek VCT ini. Karena saya menyadari pentingnya mengetahui status kesehatan pada tubuh saya sendiri. Apalagi bagi yang aktif melakukan kegiatan seksual.

Bagi kamu yang masih ragu, bisa meminta dukungan kepada sahabat atau komunitas yang fokus pada isu ini. Mereka akan senantiasa merangkulmu, apa pun hasilnya. Mereka juga memberikan support untuk penguatan mental apabila hasilnya di luar prediksi.

“Tidak ada yang tabu, dan tidak perlu merasa malu soal status kesehatan kita. Karena tidak ada orang yang terlahir sempurna. Apa pun hasilnya tidak berarti dunia kita akan berakhir begitu saja,” begitu aku menyemangati diriku sendiri.

2. Jangan malu ketika menghadapi pertanyaan seputar aktivitas seksual kita

Perjalanan Waswas Saya Beranikan Diri Tes IMS dan HIVilustrasi bergandengan tangan (pexels.com/Asad Photo Maldives)

Sesampainya di UPTD Puskesmas III Dinas Kesehatan Kecamatan Denpasar Utara, saya diarahkan naik ke Lantai 3. Mengapa saya memilih faskes ini? Karena faskes ini menyediakan ruangan tersendiri, sehingga privasi pasien tetap terjaga. Selain itu konselornya juga ramah dalam memberikan edukasi, serta dukungan.

Sebagian orang mungkin akan merasa malu jika ditanyai perihal aktivitas seksualnya. Namun keterbukaan ini akan membantu tim untuk memberikan arahan selanjutnya. Mereka akan menyarankan melakukan hubungan seks yang sehat, pemakaian kondom, hingga berprinsip setia pada satu pasangan.

Mungkin yang masih lajang sedikit malu ya, karena telah melakukan hubungan intim tanpa status suami-istri. Mungkin sama pacarnya, atau kemungkinan yang lain. Tidak apa. Mereka tidak akan menghakimi kamu kok.

3. Saya berinisiatif melakukan pengecekan secara berkala

Perjalanan Waswas Saya Beranikan Diri Tes IMS dan HIVilustrasi bergandengan tangan (unsplash.com/andrew neel)

Konselor yang mendampingi saya menyarankan, agar setelah ini melakukan cek VCT berkala dalam rentang 3 bulan selanjutnya. Hal ini diperlukan untuk kembali memastikan status HIV, dan IMS dalam tubuh kita. Karena segala kemungkinan bisa terjadi. Pemeriksaan VCT ini dilakukan melalui sampel darah. Hasilnya bisa ditunggu dalam waktu sekitar 20 menit. Atau juga bisa disampaikan melalui pesan jika kamu tidak memiliki cukup waktu untuk menunggunya.

Sejujurnya saya juga waswas saat menunggu hasilnya. Namun kemudian saya menguatkan diri sendiri, seandainya keluar hasil di luar prediksi. Alhamdulillah, hasil cek VCT saya baik-baik saja.

“Ada rasa lega, bersyukur bahwa hasilnya sesuai dengan harapan saya,” ungkapku dalam hati.

Lalu bagaimana terkait dengan biaya cek VCT? Khusus di Kota Denpasar, masyarakat hanya dibebankan biaya administrasi sebesar Rp15 ribu yang bisa dibayarkan secara tunai, maupun melalui aplikasi untuk mengetahui status HIV, dan IMS.

Jika nantinya keluar hasil positif, kamu tidak usah khawatir karena sudah ada buddy dari Dinas Kesehatan di setiap puskesmas, dan pendamping sebaya dari Yayasan Spirit Paramacita. Selamat mencoba ya.

Baca Juga: KPU Tabanan Bakal Rekrut 10.815 Petugas KPPS

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau
  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya