Tabanan Miliki 14 Layanan PDP untuk Jaring Kasus HIV

Tahun 2023 tercatat 84 kasus baru HIV di Tabanan

Tabanan, IDN Times - Pemerintah menargetkan three zero HIV/AIDS pada tahun 2030.  Adapun three zero adalah zero infeksi baru HIV, zero kematian terkait AIDS, dan zero stigma-diskriminasi.

Dalam rangka mewujudkan hal tersebut, pemerintah kabupaten (Pemkab) Tabanan memperbanyak layanan perawatan, dukungan, dan pengobatan atau PDP bagi orang dengan HIV.

Untuk tahun 2023 sendiri, tercatat dari bulan Januari-Oktober 2023 ada sebanyak 84 kasus baru HIV/AIDS yang terdiri dari 42 kasus HIV dan 42 kasus AIDS.

Baca Juga: Mengenal Lebih Dekat Kremasi Hewan di Tabanan

1. Sebanyak 14 faskes Tabanan sudah memiliki layanan PDP

Tabanan Miliki 14 Layanan PDP untuk Jaring Kasus HIVPelayanan pasien HIV di VCT Pelangi RSUD Tabanan (Dok.IDN Times/RSUD Tabanan)

Dalam rangka mewujudkan three zero HIV/AIDS, Pemerintah Kabupaten Tabanan memperbanyak layanan PDP untuk orang dengan HIV, dimana saat ini ada 14 faskes yang sudah memiliki layanan PDP. 

Adapun 14 faskes tersebut terdiri dari:

  • Enam puskesmas antara lain: Puskesmas Penebel 1, Baturiti 1, Marga 2, Selemadeg,  Tabanan 3 dan Kediri 1
  • Enam RS Swasta antara lain: RS Kasih Ibu Tabanan, RS Wisma Prashanti, RS Bakti Rahayu, RS Dharma Kerti dan RS Cahya Bunda
  • Dua RS pemerintah yaitu: RSUD Tabanan dan RSUD Singasana

Menurut Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Tabanan, AA Ngurah Putra Wiradana, dengan perluasan layanan PDP ini diharakan bisa mewujudkan three zero HIV/AIDS yang ditargetkan pemerintah untuk tercapai tahun 2030.

2. Tabanan catat 84 kasus baru HIV/AIDS tahun 2023

Tabanan Miliki 14 Layanan PDP untuk Jaring Kasus HIVilustrasi seorang pria menggunakan pita merah, simbol solidaritas untuk para pengidap HIV/AIDS (pexels.com/Anna Shvets)

Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Tabanan, dari Januari hingga Oktober 2023, tercatat 84 kasus baru HIV/AIDS yang terdiri dari 42 kasus HIV dan 42 kasus AIDS.

Menurut Agung, jumlah kasus ini berasal dari pemeriksaan ibu hamil di masing-masing puskesmas juga pemeriksaan populasi kunci lainnya seperti pasien TB, pasien infeksi menular seksual (IMS), pengguna napza suntik (penasun), LSL (lelaki seks lelaki), WPS (wanita pekerja seks) dan WBP (warga binaan pemasyarakatan).

Dari faktor resiko terbanyak masih dikarenakan hubungan heteroseksual sebanyak 75 kasus. Faktor resiko lainnya adalah homoseksual (3 kasus), perinatal (dua kasus) dan faktor resiko lain-lain (4 kasus).

3. Layanan VCT di RSUD Singasana

Tabanan Miliki 14 Layanan PDP untuk Jaring Kasus HIVRSUD Singasana (Dok.IDN Times/Humas RSUD Singasana)

Salah satu layanan PDP HIV/AIDS yang baru saja terbentuk di Tabanan adalah layanan VCT Srikandi yang terbentuk Juli tahun 2022. Selama satu tahun berjalan, VCT Srikandi mendapatkan enam pasien positif HIV dimana dua pasien dirujuk ke VCT Pelangi RSUD Tabanan sementara dua pasien lagi dirujuk ke RSUP Sanglah.

"Alasan dirujuk karena permasalahan jenis obat ARV dan pemeriksaan penunjang yang belum dimiliki pihak VCT Srikandi," jelas koordinator VCT Srikandi RSUD Singasana, Made Nopriantha.

Dengan dirujuknya empat pasien HIV, maka hingga saat ini VCT Srikandi memberikan terapi ARV bagi dua pasien HIV. Menurut Nopriantha, kasus positif biasanya didapatkan dari bidang penyakit lain yang merujuk ke VCT Srikandi karena adanya kecurigaan meliputi gejala yang mengarah ke HIV.

Selain tes HIV dilakukan pada populasi kunci, ada juga masyarakat yang datang dengan kesadaran sendiri untuk menjalani tes HIV. "Selama setahun ini, ada 20 orang yang datang untuk melakukan tes pemeriksaan HIV dengan kesadaran sendiri. Namun mereka ini bukan datang karena memiliki faktor resiko tetapi datang karena untuk mendapatkan surat kesehatan sebagai syarat mendapatkan pekerjaan," jelas Nopriantha.

Baca Juga: 3 WBP Lansia di Lapas Tabanan Mengalami Obesitas

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya