Nyeri Pinggang, Kasus Terbanyak di Poli Saraf RSUD Singasana Tabanan

Rata-rata dialami usia produktif 30-40 tahunan

Tabanan, IDNTimes - Kasus nyeri pinggang menjadi kasus terbanyak yang ditangani Poliklinik Saraf Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singasana Tabanan. Nyeri pinggang ini biasanya disebabkan saraf terjepit.

Meski lebih banyak dialami pasien usia 30-40 tahun, ternyata ada beberapa pasien yang berusia 20 tahunan mengalami nyeri pinggang akibat saraf terjepit. Berikut penjelasan dokter spesialis neurologi RSUD Singasana Ni Putu Sukarini mengenai gejala nyeri pinggang karena saraf terjepit, penyebab dan penanganannya.

Baca Juga: 5 Wisata Alam Bali yang Cocok Buat Honeymoon, Makin Mesra

1. Gejala nyeri pinggang karena saraf terjepit

Nyeri Pinggang, Kasus Terbanyak di Poli Saraf RSUD Singasana Tabananilustrasi saraf terjepit (emedicinehealth.com)

Menurut Sukarini, nyeri pinggang akibat saraf terjepit yang ditangani di Poliklinik Saraf RSUD Singasana rata-rata berusia 30-40 tahun atau usia produktif. "Namun ada yang usia 20 tahunan sudah alami nyeri pinggang akibat saraf kejepit ini. Meski kasusnya jarang," ujarnya, Kamis (24/8/2023).

Ia melanjutkan adapun gejala dari saraf terjepit di pinggang diantaranya nyeri menjalar dari punggung bawah atau pinggang, tengah-tengah bokong dan betis, belakang tumit sampai ke telapak kaki.

Selain itu, ada nyeri tekan, kelemahan otot-otot tungkai dan kesemutan. "Jadi nyerinya itu seperti menjalar atau seperti ke strum dari pinggang hingga ke kaki. Biasanya sejalan dengan saraf yang terjepit" jelasnya

2. Penyebab saraf terjepit di bagian pinggang

Nyeri Pinggang, Kasus Terbanyak di Poli Saraf RSUD Singasana Tabananilustrasi nyeri pinggang pada perempuan (unsplah.com/sasun1990)

Sukarini melanjutkan penyebab saraf terjepit di bagian pinggang kebanyakan karena aktivitas sehari-hari  yang berat dan membebani pinggang. Selain itu kebanyakan duduk juga bisa menyebabkan saraf terjepit di pinggang. "Obesitas juga menjadi penyebab terjadinya nyeri pinggang akibat saraf terjepit," ujarnya.

Nyeri pinggang akibat saraf terjepit sendiri jika tidak ditangani segera tentunya menyebab penderita tidak bisa beraktivitas normal karena rasa sakit yang dirasakan.

Sukarini mengungkap, ada pasien yang membiarkan nyeri pinggang akibat saraf terjepit ini dalam waktu yang lama. "Kalau tidak diobati dan dibiarkan, efeknya adalah pengecilan pada organ yang sarafnya terjepit. Misalkan jika saraf di paha kena, maka pahanya yang mengecil. Atau jika saraf yang terkena ke bagian betis, maka betisnya yang mengecil," jelas Sukarini.

3. Penanganan dan pengobatan nyeri pinggang akibat saraf terjepit

Nyeri Pinggang, Kasus Terbanyak di Poli Saraf RSUD Singasana TabananDokter Spesialis Neuro Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Singasana, dr Ni Putu Sukarini MBiomed SpN (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Dalam kondisi ringan, menurut Sukarini, nyeri pinggang akibat saraf terjepit bisa sembuh sendiri dalam waktu dua minggu. Dengan catatan beristirahat dan tidak melakukan aktvfitas berat yang membebani pinggang. "Jadi disarankan istirahat dan berbaring. Tidak melakukan aktifitas berat dulu," ujarnya.

Untuk menghilangkan rasa nyeri biasanya dokter akan memberikan obat penghilang rasa sakit. Selain itu, tindakan fisioterapi juga disarankan jika kasusnya memerlukan tindakan tersebut. "Jika parah, maka memerlukan pemeriksaan lanjutan dan MRI untuk memastikan apakah memerlukan tindakan operasi," ujarnya.

Untuk menghindari terjadinya nyeri pinggang akibat saraf terjepit, menurut Sukarini,  orang tidak boleh terus-menerus melakukan aktivitas yang membebani pinggang. "Apabila pekerjaan menuntut kita untuk duduk terus menerus, selingi dengan kegiatan lain, seperti berjalan-jalan sebentar sambil melakukan peregangan atau senam pinggang," kata dia.

Obesitas, imbuhnya, juga menjadi penyebab nyeri pinggang akibat saraf terjepit sehingga menjaga pola makan juga penting.

Baca Juga: Tiket Masuk Air Terjun Sumampan Bali, Ada Ukiran Batu Unik

Topik:

  • Ita Lismawati F Malau

Berita Terkini Lainnya