Mengenal Penyakit Frambusia, Ada Ruam Warna Kuning di Kaki

Penyakit ini paling sering diderita anak-anak

Tabanan, IDN Times - Ada satu penyakit yang masuk ke dalam Neglected Tropical Disease (NTD) atau penyakit tropis terabaikan, namanya frambusia. Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri treponema pallidum pertenue dan kerap terjadi di lingkungan yang sanitasinya buruk. Kabupaten Tabanan sendiri ternyata sudah mendapatkan sertifikat eradikasi frambusia pada tahun 2022. Dengan diterimanya sertifikat ini, Kabupaten Tabanan dinyatakan terbebas dari penyakit frambusia.

Baca Juga: Nihil Kasus Campak, Imunisasi di Tabanan Tinggi

Baca Juga: Tabanan Masih Ada Kasus Kusta Setiap Tahun

1. Frambusia menyebabkan borok menahun di kaki

Mengenal Penyakit Frambusia, Ada Ruam Warna Kuning di Kakiilustrasi kaki (IDN Times/Mardya Shakti)

Kepala Dinas Kesehatan Tabanan, dr Nyoman Susila, menjelaskan frambusia dikenal juga sebagai frambesia tropica atau patek. Penyakit ini menyebabkan borok menahun di kaki, dan umumnya diderita oleh anak-anak.

Pada tahap awal, penyakit ini menimbulkan ruam kulit mirip stroberi. Ruam yang disebut mother yaw ini berwarna kuning dengan garis merah yang mengelilinginya. Ruam ini umumnya muncul di kaki, tidak terasa sakit, tetapi gatal. Jika tidak mendapatkan pengobatan sejak dini, lama kelamaan ruam akan muncul di berbagai bagian tubuh seperti kaki, lengan, wajah, dan bokong. Penderita juga dapat memiliki ruam kulit yang terasa nyeri di telapak kaki. Akibatnya, penderita mulai merasa sulit untuk melangkahkan kaki dan mengalami perubahan pada gaya berjalannya.

2. Penyakit ini muncul di daerah dengan sanitasi buruk

Mengenal Penyakit Frambusia, Ada Ruam Warna Kuning di Kakiilustrasi area dengan kondisi sanitasi yang buruk (connectforwater.org)

Kata Susila, ruam pada kulit yang terinfeksi bisa menular melalui kontak langsung. Penyakit ini paling banyak diderita oleh anak-anak di daerah tropis yang hangat seperti Asia Tenggara. Biasanya penyakit ini menyerang anak-anak antara usia 2 dan 5 tahun, terutama mereka yang sering memakai pakaian terbuka, sering mengalami cedera kulit, dan tinggal di daerah dengan sanitasi yang buruk.

"Faktor utama yang menjadi pemicu penyakit frambusia adalah gaya hidup yang kurang bersih," ujar Susila, Jumat (3/2/2023).

Untuk menghindari penyakit ini tentu saja harus menciptakan lingkungan bersih dan sanitasi yang baik.

3. Kabupaten Tabanan mendapatkan sertifikat eradikasi frambusia

Mengenal Penyakit Frambusia, Ada Ruam Warna Kuning di Kakipexels.com/@negativespace

Kepala Bidang Penanganan Penyakit Menular (P2M), dr Ketut Nariana, menyebutkan untuk mendapatkan sertifikat eradikasi frambusia membutuhkan waktu yang cukup lama.  Daerah harus mendapatkan rekomendasi dari provinsi, dan melewati penilaian dari Komisi Eradikasi Frambusia. Proses ini kurang lebih memakan waktu lima tahun.

Meski proses mendapatkan sertifikat ini cukup lama, namun kata Nariana, Kabupaten Tabanan belum pernah menemukan adanya kasus frambusia.

"Tetapi tetap dilakukan pemantauan oleh tim setiap tahunnya ke lapangan, hingga Tabanan akhirnya dinyatakan bebas frambusia tahun 2022," jelasnya.

Pemerintah Pusat sendiri menargetkan Indonesia bebas penyakit frambusia pada tahun 2024 mendatang.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya