Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Viral Keseringan Pakai Kipas Angin Bisa Terkena Bell's Palsy

Bell’s palsy. (topdoctors.co.uk)

Tabanan, IDN Times - Kamu sering tidur dengan kipas angin yang mengarah ke wajah sepanjang malam? Hati-hati ya. Karena bisa saja ketika bangun tidur, wajah kamu akan setengah mati rasa mirip gejala stroke. Kondisi ini dinamakan bell's palsy.

Jika penderitanya memiliki faktor risiko dan gejala bell's palsy yang muncul berat, maka akan timbul gejala sisa di mana wajah menjadi tidak simetris karena ototnya melorot.

1. Faktor penyebab bell's palsy

ilustrasi Bell's palsy (pacificneuroscienceinstitute.org)

Dokter Apesialis Neuro Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tabanan, dr I Made Domy Astika MBiomed SpN, menjelaskan bell’s palsy adalah kelumpuhan pada satu sisi otot wajah sehingga tampak melorot. Bell’s palsy terjadi secara tiba-tiba, tetapi biasanya tidak bersifat permanen.

Penyebab pasti bell's palsy masih belum diketahui secara jelas (idiopatik). Tetapi kata Dokter Domy, bisa terjadi karena faktor udara dingin dan infeksi virus. Termasuk memakai kipas angin secara terus menerus dalam waktu lama.

"Jika ada yang suka memakai kipas angin dan langsung diarahkan ke wajah bisa menyebabkan wajah dingin. Apalagi dilakukan terus menerus dalam waktu yang lama bisa menderita bell's palsy," ungkap Dokter Domy.

Kenapa paparan dingin yang terus menerus pada wajah dapat memicu bell's palsy? Hal ini, lanjut Dokter Domy, karena udara dingin menyebabkan canal (saluran) tempat lewatnya saraf wajah menyempit sehingga terjadilah bell's palsy.

"Selain udara dingin, bell's palsy bisa juga karena adenovirus dan virus influenza tetapi jarang," lanjutnya.

2. Bell's Palsy bisa dialami oleh siapa saja

unplash.com/Ashkan Forouzani

Bell’s palsy bisa dialami oleh siapa saja. Namun kondisi ini paling sering dialami oleh ibu hamil, penderita diabetes, dan penderita infeksi saluran pernapasan atas seperti flu. Menurut Dokter Domy, kasus bell’s palsy semakin sering ditemukan saat musim dingin. RSUD Tabanan saja bisa menerima 2 sampai 3 kasus bell’s palsy per bulan jika musim dingin.

"Usia rata-rata di atas 20 tahun. Tetapi pernah juga pernah saya tangani usia 4 tahun. Gejalanya kebanyakan ringan," ujarnya.

Gejala bell’s palsy juga bisa berat jika ada faktor risiko seperti usia tua, pasien dengan kencing manis, dan pasien hamil.

3. Bell's palsy bisa sembuh sendiri jika gejalanya ringan

bell’s palsy (mayfair.com.bd)

Penderita bell's palsy yang mengalami gejala ringan, kata Dokter Domy, bisa sembuh sendiri. namun sebagian besar penderitanya memerlukan pengobatan dan fisioterapi agar sembuh secara sempurna.

"Bagi yang memerlukan pengobatan, jika tidak ada penyulit atau faktor risiko bisa sembuh sempurna. Waktu pengobatannya kurang lebih satu bulan. Tetapi jika berat dan ada faktor risiko, selain pengobatannya butuh waktu yang lama, juga ada gejala sisa di mana wajah menjadi tidak simetris," katanya.

Bell’s palsy tidak bisa dicegah. Namun risiko terjadinya bell’s palsy dapat dikurangi dengan mengontrol penyakit yang terkait dengan kondisi ini, dan menghindari paparan udara dingin.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Irma Yudistirani
Ni Ketut Wira Sanjiwani
Irma Yudistirani
EditorIrma Yudistirani
Follow Us