[ESAI] Memahami Anemia dan Faktor-faktor Penyebabnya 

Oleh: Ni Putu Rastiti SKep Ns

Jika Anda sering merasa lelah, mudah terkena infeksi seperti gampang batuk-pilek, flu atau infeksi saluran napas, bisa jadi Anda menderita anemia. Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah. 

Anemia juga diartikan sebagai suatu keadaan berkurangnya, hingga di bawah nilai normal, sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah. Jika Anda pernah memeriksakan darah ke laboratorium, Anda akan melihat HGB (Hemoglobin). Itu adalah salah satu parameter yang dilihat tenaga medis untuk menentukan apakah Anda anemia atau tidak.

Anemia disebabkan oleh beberapa faktor

[ESAI] Memahami Anemia dan Faktor-faktor Penyebabnya Freepic/cookie_studio

Penting dipahami bahwa anemia bukan merupakan penyakit, melainkan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh. Penyebab anemia dibagi menjadi empat macam yakni gangguan produksi sel darah merah, kehilangan darah, meningkatnya pemecahan eritrosit/sel darah merah (hemolysis), dan tidak adanya bahan baku pembuat eritrosit/sel darah merah.

Berdasarkan data dari Riskesdas Indonesia tahun 2013, kasus anemia di Indonesia cukup tinggi. Dari data tersebut didapatkan jumlah signifikan, yaitu 28,1 persen balita 12-59 bulan mengalami anemia, dan 37,1 persen ibu hamil juga mengalami anemia. Anemia defisiensi besi seringkali menyebabkan banyak kematian di beberapa negara berkembang dan di Amerika.

Gangguan produksi sel darah merah dapat terjadi karena banyak faktor, salah satunya adalah kekurangan nutrient, fungsi sel induk terganggu. Anemia karena kehilangan darah dapat terjadi secara akut karena perdarahan, kronis, atau kondisi hemophilia (kekurangan faktor pembekuan darah).

Meningkatnya hemolysis (pemecahan sel darah merah) dapat terjadi karena faktor bawaan/genetik atau faktor yang didapat karena adanya bahan yang dapat merusak eritrosit. Bahan baku untuk membentuk eritrosit tidak ada. Ini merupakan penyebab tersering dari anemia di mana terjadi kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12, dan asam folat.

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa melayang. Apabila anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau serangan jantung. Apabila anemia tidak ditangani sedini mungkin, akan menimbulkan masalah kesehatan yang berat dan bahkan komplikasi kematian karena kegagalan fungsi organ.

Gejala anemia dapat dideteksi lebih dini

[ESAI] Memahami Anemia dan Faktor-faktor Penyebabnya Freepic/Diana_grytsku

Patofisiologi terjadinya anemia bisa dijabarkan sebagai proses timbulnya anemia mencerminkan adanya kegagalan sumsum tulang atau kehilangan sel darah merah berlebihan atau keduanya. Kegagalan sumsum tulang dapat terjadi akibat kekurangan nutrisi, pajanan toksik/racun, invasi tumor, atau kebanyakan akibat penyebab yang tidak diketahui.

Sel darah merah dapat hilang melalui perdarahan atau hemolisis (destruksi). Setiap kenaikan destruksi sel darah merah (hemolisis) segera direfleksikan dengan meningkatkan bilirubin plasma (konsentrasi normalnya 1 mg/dl atau kurang; kadar 1,5 mg/dl mengakibatkan ikterik/kuning pada sclera mata).

Anemia defisiensi besi adalah salah satu penyebab kematian yang cukup banyak di seluruh dunia. Anemia defisiensi besi merupakan gejala kronis dengan keadaan hipokromik (konsentrasi sel darah merah kurang), mikrositik yang disebabkan oleh suplai besi kurang dalam tubuh. Kurangnya besi berpengaruh dalam pembentukan Hemoglobin sehingga konsentrasinya dalam sel darah merah berkurang. Hal ini akan mengakibatkan tidak adekuatnya pengangkutan oksigen ke seluruh jaringan tubuh.

Pada laki-laki kebutuhan besi adalah 50 mg/kgBB dan pada wanita 35 mg/kgBB. Absorbsi besi terjadi di lambung, duodenum dan jejunum bagian atas. Adanya erosi esofagitis, gaster, ulser duodenum, kanker dan adenoma kolon akan mempengaruhi absorbsi besi.

Komplikasi Anemia menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita anemia akan mudah terkena infeksi. Pada kasus ibu hamil dengan anemia, berisiko bagi perkembangan dan pertumbuhan janin. Akibatnya bayi bisa lahir dengan kondisi BBLR (bayi berat lahir rendah). Pada bayi dan balita yang anemia akan menyebabkan gangguan pertumbuhan/stunting.

Salah satu cara mudah yang bisa dilakukan di rumah untuk mengenali secara dini apakah ada kemungkinan Anda menderita Anemia adalah dengan mengecek kelopak mata bawah. Jika warna kelopak mata bawah Anda berwarna pucat, bisa jadi Anda mengalami Anemia. Namun jangan sekali-sekali Anda mencoba mendiagnosis diri sendiri lalu mengobati berdasarkan informasi yang belum jelas. Apabila Anda merasa mengalami anemia, segera periksakan diri di pelayanan kesehatan terdekat.

*) Penulis adalah Ketua Komite Keperawatan UPTD.RSUD Bali Mandara

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya