3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASF

Mending dirawat dan dijaga ya

Denpasar, IDN Times - Beberapa waktu lalu babi di peternakan wilayah Badung ditemukan mati. Kematian ini disebut karena kondisi cuaca yang tidak kondusif. Bukan karena ASF (African Swine Fever) yang akhir-akhir ini ramai diperbincangkan.

Menurut Kepala Balai Besar Veteriner Denpasar, I Wayan Masa Tenaya, ada tiga jenis penyakit yang menjangkiti ternak babi di Bali saat ini.

“Memang di Bali ini sudah ada penyakit dari dulu, penyakit SE alias Ngorok (septicemia epizootica), hog cholera, dan streptococcus. Adapun penyakit-penyakit yang belum ada, seandainya ada di Bali ini, kami akan kirim sampelnya itu ke laboratorium rujukan nasional. Dalam hal ini tentang penyakit babi ini (Dugaan babi mati karena ASF) itu kami kirim ke Medan,” terangnya, Rabu (22/1) saat ditemui di kantornya.

1. Munculnya penyakit-penyakit tersebut karena memang belum optimalnya vaksinasi

3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASFThe Lund Report

Munculnya tiga penyakit tersebut diakui karena memang belum optimalnya vaksinasi yang dilakukan oleh peternakan masyarakat.

“Apapun itu penyakitnya harus tetap dilakukan biosecurity dan biosafety. Jadi sudah saya arahkan demikian. Bahwasanya ke depan beternak babi itu harus menuju ke yang lebih baik, lebih sehat dengan tidak menggunakan pakan swill feeding itu,” kata Tenaya.

Sekadar diketahui, tidak semua penyakit pada hewan memiliki vaksinnya. Namun untuk ternak babi sendiri sudah ada vaksinnya. Yaitu hog cholera dan SE. Sedangkan untuk streptococcus memang belum ada vaksinnya.

“Untuk SE dan hog cholera vaksinnya sudah swadaya masyarakat,” tegasnya.

Gejala klinis semua penyakit yang terjadi di awal itu sama. Mulai dari tidak mau makan, letih, lemah, lesu hingga demam yang tidak bisa dibedakan.

2. Pihak pemerintah harus melakukan early information untuk mendukung kesehatan peternakan

3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASFIDN Times/Ayu Afria

Pihaknya menyampaikan pentingnya early information (Informasi awal) dari pihak pemerintah ini sangat mendukung penerapan kesehatan ternak, khususnya babi di Bali. Misalnya dengan memberikan warning waspada penyakit ini dan lainnya.

Selain itu, pihaknya meminta agar peternak yang menemukan ternaknya sakit, khususnya babi, agar melaporkan penyakit tersebut ke dinas masing-masing. Nanti dinas tersebutlah yang turun melakukan verifikasi dan validasi kondisi ternak mati di lapangan.

3. Bali harus bersyukur karena terbebas dari brucellosis dan antraks

3 Penyakit yang Sering Menyerang Peternakan Babi di Bali, Bukan ASFIlustrasi dokter. unsplash/Online Marketing

Meski peternakan babi di Bali belum bisa bebas tiga penyakit di atas, namun Bali sangat patut bersyukur karena terbebas dari dua penyakit berisiko tinggi.

“Untung ya Bali ini bebas brucellosis dan antraks. Di tempat lain itu sudah ada kasus-kasus antraks yang seperti itu. Jadi sebenarnya Bali ini tidak ada penyakit yang zoonosis (Menular dari hewan ke manusia),” jelasnya.

Kasus terbaru dugaan antraks pada Januari 2020 terjadi di Desa Gobang, Kecamatan Pojong, Kabupaten Gunung Kidul. Beberapa warganya diduga terpapar antraks.

Baca Juga: Waspada! Corona Virus Penyebab Pneumonia Berat Ditularkan Lewat Ikan

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya