Benarkah Perilaku Menyimpang Tergolong Penyakit Mental? Ini Faktanya

Perilaku menyimpang didefinisikan sebagai perilaku yang dianggap bertentangan dengan norma yang berlaku di masyarakat. Perilaku ini rupanya bisa dipicu oleh faktor psikologis orang tersebut maupun stigma lingkungan di sekitar.
Dilansir dari laman alodokter.com bahwa meskipun perilaku menyimpang ini bersifat subjektif dan kontekstual, namun secara medis perilaku ini dianggap perlu mendapatkan penanganan. Apalagi jika mereka juga memiliki gangguan psikologis sehingga dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.
1. Kenali ciri-ciri perilaku menyimpang

Perilaku dikatakan menyimpang apabila memiliki beberapa aspek, di antaranya:
- Deviance atau penyimpangan
Misalnya berbicara sendiri. Dalam budaya modern dianggap sebagai hal yang tidak normal. Sedangkan dalam masyarakat tradisional dianggap memiliki spiritual tinggi. Namun dalam kedokteran, jiwa dianggap sebagai salah satu gejala gangguan persepsi.
- Distress atau gangguan
Selama perilaku tidak lazim dilakukan dan tidak menimbulkan gangguan dianggap sebagai perilaku yang eksentrik.
- Dysfunction atau ketidakmampuan untuk beraktivitas normal
Misalnya bagi penderita depresi mereka menarik diri dari rutinitas dan orang-orang sekitar secara berkelanjutan.
- Danger atau perilaku yang membahayakan
Perilaku yang membuat seseorang membahayakan orang lain atau dirinya sendiri juga termasuk perilaku menyimpang. Contohnya, memiliki keinginan atau percobaan bunuh diri. Ini merupakan gejala berat dari gangguan kejiwaan yang memerlukan penanganan dokter secara menyeluruh.
2.Contoh perilaku menyimpang yang banyak ditemui di masyarakat

Beberapa contoh perilaku menyimpang yang banyak dijumpai di masyarakat yang terkait pula dengan hukum yang berlaku di antaranya:
- Tawuran
- Penyalahgunaan narkoba
- Balap liar
- Pelanggaran lalu lintas seperti menerobos lampu merah
- Pencurian
- Bullying
- Pembunuhan
- Perjudian
- Korupsi
- Buang sampah sembarangan
Kondisi tersebut rupanya cukup sering terjadi di kalangan masyarakat. Warga Kecamatan Kuta, Kadek menyampaikan bahwa ia sering melihat pengendara sepeda motor yang mengambil hak pejalan kaki.
“Mungkin sering lewat trotoar ketika macet, jadi mengambil hak pejalan kaki. Hanya tatapan ketus pejalan kaki,” ungkapnya pada Selasa (1/12/2020).
Sementara itu warga lainnya, Yulius menyampaikan bahwa ia pernah melakukan pelanggaran tersebut seperti melanggar lalu lintas dan membuang sampah sembarangan. Pelanggaran ini berujung dengan tindakan dari polisi yakni sidang di tempat.
Yulius mengaku ia bahkan kadang bertanya soal kesehatan mentalnya. Namun sejauh ini belum pernah berkonsultasi dengan ahlinya. “Berusaha semaksimal mungkin menjaga kesehatan mental. Seperti saat banyak tekanan mencari penyeimbang. Kalau terlalu padat pekerjaan mencari liburan kecil,” ungkapnya kepada IDN Times.
3. Beberapa penyebab perilaku menyimpang

Beberapa penyebab perilaku menyimpang bisa diakibatkan oleh dampak pergaulan atau lingkungan yang kurang baik, tekanan batin, pengguna narkotika, psikotropika, dan obat terlarang atau (NAPZA), kesengajaan, maupun faktor psikologis.
Beberapa gangguan mental yang menyebabkan perilaku menyimpang di antaranya:
- Demensia
- Gangguan mood
- Skizofrenia
- Obsesive Compulsive Disorder (OCD)
- Autisme
- Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD)