2. Meja dan kursinya menggunakan label angka serta simbol

Karyawan Piduh Charity Cafe Bali. (Yayasanwidyaguna.org)

Sebagian besar karyawan Piduh Charity Cafe Bali berasal dari Kabupaten Gianyar. Mereka ada disabilitas intelektual dan celebral palsy. Mereka dibagi berdasarkan kemampuan dan bakat yang dimiliki. Ada yang bekerja di bagian dapur, bar, dan melayani pelanggan. Piduh Charity Cafe menggunakan petunjuk bergambar untuk memudahkan mereka melaksanakan tugasnya.

Meja dan kursinya menggunakan label angka serta simbol. Ini ini membantu karyawan untuk memastikan ketepatan pesanan saat menerima maupun menyajikannya. Saat menyiapkan menu di pagi hari, bahan-bahan makanan disimpan dalam wadah berlabel gambar atau simbol yang mewakili makanan atau minuman. Jadi mereka mudah memproses dan  mempersiapkan makanan maupun minuman.

3. Menu makanan yang disajikan dan cara memesan makanan

Makanan yang bisa kamu coba di Piduh Charity Cafe Bali. (Instagram.com/piduh_charitycafe)

Piduh Charity Cafe Bali tidak menyediakan makanan dan minuman selengkap kafe lainnya. Dikutip dari akun Instagram @piduh_charitycafe, makanan yang disajikan berbeda-beda sesuai harinya.

Hari Senin menyajikan chicken teriyaki, sushi, pasta piduh, dan salad. Hari Selasa menyajikan bakmi, tacho, pasta piduh, dan salad. Hari Rabu menyajikan chicken honey, spaghetti sambal matah, pasta piduh, dan salad. Hari Kamis menghadirkan chicken mushroom, nasi goreng, nasi bakar, dan pasta piduh. Hari Jumat menyajikan gado-gado, curry, pasta piduh, dan salad. Hal ini untuk memudahkan karyawannya menyiapkan makanannya.

Daftar menunya juga memiliki penampilan tersendiri. Ada foto-foto staf yang ditempel untuk mewakili menu makanan. Pelayan akan membawakan menu kepada pelanggan. Pelanggan tinggal menunjuk foto karyawan sesuai dengan menu makanan atau minuman yang dipilih.

Setelah itu, pelayan tersebut akan membawa pesanan ke bagian dapur. Mereka akan membuat makanan sesuai dengan foto teman kerjanya menggunakan bahan makanan yang sudah dipisahkan sebelumnya.

Pengunjung sebaiknya tidak disarankan untuk berpindah tempat duduk. Sebab setiap tempat duduk dan kursi sudah ditempel stiker khusus. Stiker ini menjadi petunjuk bagi pelayan untuk mengantarkan pesanan.

4. Memiliki toko kerajinan lokal

Toko yang ada di Piduh Charity Cafe Bali. (Yayasanwidyaguna.org)

Selain menyajikan kuliner, pengunjung juga bisa mengunjungi toko kecil di Piduh Charity Cafe. Toko ini menjual berbagai kerajinan tangan dan barang lokal yang dibuat siswa disabilitas dan anak-anak panti asuhan. Produk-produk yang bisa ditemui di toko ini adalah tas plastik dan dompet dari plastik daur ulang, lukisan, kartu pos, manik-manik, jepit rambut, dan lainnya.

Setiap barang akan diberi label sesuai dengan nama anaknya. Hasil penjualan akan dibagikan kepada siswa setiap enam bulan sekali. Lima puluh persen untuk siswa, 25persen untuk pembelian bahan, dan 25 persen sisanya untuk sekolah.

Kalau berencana ke Piduh Charity Cafe Bali, kamu bisa mengunjunginya pada hari Senin hingga Jumat, mulai pukul 10.00 Wita hingga 15.00 Wita. Jangan lupa juga mencoba jus dari Daun Piduh yang memiliki beragam manfaat kesehatan bagi tubuh.