Digitalisasi UMKM di Klungkung Terkendala Refocusing Pandemik

UMKM di Klungkung selama ini memasarkan secara mandiri

Klungkung, IDN Times - Pandemik COVID-19 membuat para pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Klungkung tidak tinggal diam. Mereka mulai mengubah kebiasaan dalam memasarkan produknya secara mandiri. Tidak hanya konvensional secara offline, mereka kini sudah menggunakan sistem online atau daring.

Berdasarkan penjajakan dari Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, sekitar 40 persen UMKM di Bumi Serombotan telah menjajakan dagangannya melalui aplikasi marketplace seperti Tokopedia, Shopee maupun media sosial (Medsos) seperti Facebook, Instagram, dan TikTok.

Terkait kondisi ini, Dinas terkait sempat akan memfasilitasi pemasaran UMKM Klungkung melalui situs khusus. Hanya saja rencana ini belum teralisasi.

Baca Juga: Pemilik Penginapan Jadi Penonton Meski Kunjungan ke Nusa Penida Ramai

1. Sama seperti lainnya, pemasaran UMKM di Klungkung mulai bergeser ke daring selama pandemik

Digitalisasi UMKM di Klungkung Terkendala Refocusing PandemikIDN Times/Wayan Antara

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Perdagangan Klungkung, I Wayan Ardiasa, mengungkapkan pandemik COVID-19 membuat para pelaku UMKM harus kreatif untuk memasarkan produknya.

Pada tahun pertama pandemik, banyak pelaku UMKM yang mengeluhkan pendapatannya anjlok drastis, bahkan sampai 60-70 persen. Ada juga beberapa yang merumahkan pekerjanya, sampai berhenti beroperasi.

"Situasi pandemik memang sangat berat bagi UMKM di Klungkung. Apalagi sebagian besar usaha di Klungkung bersifat mikro atau rumahan," ujar Ardiasa.

Beberapa tahun belakangan, muncul banyak produk makanan dan minuman dari masyarakat yang dijajakan secara daring. Ada juga beberapa produk industri seperti kain endek, yang selama pandemik trend-nya diperjualbelikan secara daring. Mereka memanfaatkan berbagai platform mulai dari aplikasi marketplace seperti Tokopedia, Shopee maupun medsos Facebook, Instagram, dan TikTok.

"Kami di dinas melihat perubahan sistem penjualan ini selama pandemik. Sehingga kami sempat rencanakan untuk membuat website pemasaran khusus UMKM Klungkung," ungkapnya.

Website atau situs itu nantinya sebagai wadah atau lapak khusus bagi UMKM Klungkung untuk memasarkan produknya, di luar aplikasi-aplikasi konvensional.

"Jadi nanti warga yang mencari UMKM khusus Klungkung, bisa akses website itu. Tanpa perlu lagi ke marketplace," tambahnya.

2. Rencana untuk membuat situs UMKM tertunda karena refocusing anggaran

Digitalisasi UMKM di Klungkung Terkendala Refocusing PandemikIlustrasi UMKM. (ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko)

Hanya saja upaya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Klungkung untuk memfasilitasi pemasaran melalui situs UMKM harus tertunda, karena anggarannya terkena rasionalisasi.

"Tahun 2020 kami anggarkan, tapi kena rasionaliasi anggaran untuk penanggulangan COVID-19," kata Ardiasa.

Begitu pula tahun 2021 ini, program dari Diskoperindag Klungkung tersebut juga tidak teranggarkan. Sehingga dinas harus menjalankan program lain untuk mengembangkan UMKM di Klungkung.

"Semoga tahun 2022, website khusus UMKM ini bisa terwujud dengan optimal," jelasnya.

Apalagi ketika Menteri Koperasi dan UKM Republik Indonesia, Teten Masduki, pernah berkunjung ke Kabupaten Klungkung, Selasa (8/6/2021) lalu, juga mendorong agar Pemkab membantu pengembangan digitaliasi terhadap UMKM.

Kunjungan itu dalam rangka pengembangan koperasi dan UMKM berbasis ekonomi kreatif di Kabupaten Klungkung. Hal ini guna meningkatkan nilai tambah dan kontribusinya terhadap perekonomian nasional. Namun rasanya program tersebut belum bisa diterapkan secara optimal di Klungkung.

3. Fokus pengembangan UMKM dengan pelatihan pengemasan dan pemasaran

Digitalisasi UMKM di Klungkung Terkendala Refocusing PandemikIDN Times/Wayan Antara

Tertundanya program digitalisasi tersebut, membuat dinas terkait lebih fokus melakukan pelatihan kepada pelaku UMKM. Ardiasa mengungkapkan, pihaknya telah menjalankan program pelatihan materi seperti produksi produk kuliner, pengemasan, dan pemasaran.

"Rata-rata produk UMKM juga masih lemah di pengemasan, dan itu pula yang kami bina. Sehingga selanjutnya pelaku UMKM juga bisa serius mengurus perizinan produknya," ungkap Ardiasa.

Pelatihan itu menyasar UMKM di desa-desa, dan sudah berjalan di Desa Nyalian, Kecamatan Dawan, dan Desa Dawan Kaler di Kecamatan Dawan. Termasuk beberapa desa di Nusa Penida.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya