Nusa Penida Kembangkan Kerang Abalon, Kesukaan Orang Korea Nih!

Wah, asyik! Warga Nusa Penida juga kembangin porang lho

Klungkung, IDN Times - Nusa Penida termasuk wilayah di Provinsi Bali yang paling terdampak pandemik COVID-19. Pariwisata yang berkembang di wilayah itu lumpuh total. Warga yang awalnya menggantungkan pariwisata, kini kembali menggarap sektor pertanian dan perikanan.

Kondisi pandemik ini ternyata menjadi momentum bagi warga Nusa Penida untuk berinovasi dalam sektor pertanian dan perikanan. Misalnya mengembangkan komodoti baru, atau berinovasi pada teknik pengembangan komoditi agar lebih produktif. Berikut beberapa komoditi yang baru dikembangkan di Nusa Penida:

Baca Juga: 3 Tempat Bersejarah Klungkung, Perang Bali II Pernah Terjadi di Sini

1. Petani di Nusa Penida mulai mengembangkan komoditi porang

Nusa Penida Kembangkan Kerang Abalon, Kesukaan Orang Korea Nih!Facebook.com/I Wayan Sukadana

Warga Nusa Penida biasanya menanam komoditi pangan berupa jagung atau ketela. Hal ini mengingat kondisi tanah di Nusa Penida yang cukup sulit untuk ditanam padi.

Namun semenjak pandemik, beberapa petani yang tergabung dalam kelompok Nusa Penida Farm mulai mengembangkan komoditi porang. Apalagi porang dalam beberapa tahun terakhir menjadi komoditi ekpor yang memiliki nilai ekonomis tinggi, dan cocok dikembangkan di wilayah Nusa Penida.

Porang kini tengah dikembangkan di beberapa wilayah Nusa Penida seperti Desa Suana dan sekitarnya. Meskipun baru dikembangkan, diharapkan pertanian porang dapat berkembang di Nusa Penida dan menjadi komoditi andalan di masa depan.

2. Inovasi pertanian rumput laut menggunakan metode Si Jarko Apung

Nusa Penida Kembangkan Kerang Abalon, Kesukaan Orang Korea Nih!Facebook.com/I Wayan Sukadana

Sebelum pariwisata berkembang, pertanian rumput laut menjadi mata pencaharian sebagian besar warga Nusa Penida. Khususnya warga di sekitar pesisir Desa Batununggul, Desa Ped, hingga Pulau Lembongan.

Semenjak Nusa Penida jadi jujugan pariwisata nasional dan internasional, banyak warga mulai meninggalkan budidaya rumput laut. Namun vakumnya pariwisata karena pandemik, membuat warga kembali menekuni rumput laut.

Para petani mulai melakukan berbagai inovasi untuk menambah produktivitas hasil rumput lautnya. Seperti yang dilakukan oleh penggiat pertanian di Nusa Penida, I Wayan Sukadana, bersama rekan-rekannya.

"Kami sebagai petani berusaha menciptakan metode baru dalam budidaya rumput laut, yakni Si Jarko Apung, atau sistem jaring kotak apung. Tujuannya tentu meningkatkan produktivitas hasil rumput laut petani," ungkap Sukadana ketika diwawancara, Selasa (17/8/2021) lalu.

Metode Si Jako Apung ini juga untuk meminimalisir dampak dari panyakit ice-ice, yang kerap menurunkan produktivitas petani rumput laut di Nusa Penida.

3. Kembangkan kerang abalone di Lembongan

Nusa Penida Kembangkan Kerang Abalon, Kesukaan Orang Korea Nih!Theguardian.com

Dari sektor kelautan, kini juga tengah dikembangkan kerang abalone di Nusa Lembongan. Demplot dilaksanakan di area pertanian rumput laut warga di Desa Lembongan.

"Kerang abalone ini komoditi yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Juga sebagai pengendali hama bagi pertanian rumput laut," ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan Klungkung, I Dewa Ketut Sueta Negara.

Demplot dilakukan untuk mengembangkan komoditi. Apalagi kerang abalone selama ini sering menjadi menu mahal di restoran dan digemari oleh wisatawan Tiongkok maupun Korea.

"Ke depan, arah kami sektor pertanian dan perikanan menjadi lokomotif dari pariwisata, bukan sebaliknya," harapnya.

Semoga pengembangan dan inovasi komiditi ini dapat memberikan penghidupan baru bagi warga Nusa Penida di tengah pandemik berkepanjangan.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya