Serapan Pupuk Subsidi ZA dan NPK Tabanan Tinggi Menjelang Musim Panen

Bulan depan udah memasuki masa panen nih

Tabanan, IDN Times - Belum juga tahun 2021 berakhir, serapan pupuk subsidi jenis ZA dan NPK di Kabupaten Tabanan sudah di atas 70 persen. Hal ini tentu membawa kekhawatiran tersendiri karena musim tanam bulan September tinggal di ujung mata, dan stok yang tersedia tidak mencukupi.

Untuk itu Dinas Pertanian Tabanan melakukan usulan realokasi pupuk khususnya ZA dan NPK dimana mendapatkan tambahan sebanyak 50 ton untuk ZA dan 200 ton untuk NPK.

Baca Juga: Petani di Tabanan Pasrah, Harga Eceran Tertinggi Pupuk Subsidinya Naik

1. Serapan ZA dan NPK di atas 70 persen

Serapan Pupuk Subsidi ZA dan NPK Tabanan Tinggi Menjelang Musim PanenIlustrasi stok pupuk. (Dok. Kementan)

Serapan pupuk subsidi jenis ZA dan NPK di Tabanan hingga kini rata-rata sudah di atas 70 persen. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Tabanan, adapun serapan pupuk subsidi  sebagai berikut:

Urea

  • Alokasi: 7.774 ton
  • Realiasi: 2.970,75 ton (38,21 persen)

SP36

  • Alokasi: 254 ton
  • Realisasi: 93,55 ton (36,83 persen)

ZA

  • Alokasi: 587 ton
  • Realisasi: 467,20 ton (79,59 persen)


NPK

  • Alokasi: 5.794 ton
  • Realisasi: 4200,15 ton (72,49 persen)


Organik

  • Alokasi: 2.590 ton
  • Realisasi 327,96 ton (12,66 persen).

2. Serapan ZA tinggi karena adanya perubahan rekomendasi, serta alokasi NPK yang tak sesuai e-RDKK

Serapan Pupuk Subsidi ZA dan NPK Tabanan Tinggi Menjelang Musim PanenSawah di Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Tabanan, I Gusti Putu Wiadnyana, mengatakan penyebab serapan pupuk bersubsidi jenis ZA  tinggi karena adanya perubahan rekomendasi dari Kementerian Pertanian melalui Badan Litbang Pertanian. Di mana rekomendasi urea yang awalnya dipakai petani sebanyak 200 kilogram per hektare, tahun ini direkomendasikan hanya 50 kilogram per hektare.

"Karena itu petani beralih ke ZA. Di mana rekomendasi pupuk jenis ZA ini meningkat dari tahun sebelumnya menjadi 100 kilogram per hektare," jelas Wiadnyana, Rabu (18/8/2021).

Sementara untuk yang jenis NPK, meskipun pemakaiannya tinggi di tingkat petani, tetapi alokasi dari Pemerintah Pusat jauh di bawah jumlah yang diusulkan di Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok (e-RDKK). Yaitu usulan e-RDKK NPK di Tabanan sebanyak 14.486,85 ton sementara alokasinya 5.794 ton.

"Pusat memberikan alokasi pupuk ini sesuai serapan petani di lapangan. Jadi meski yang diusulkan tinggi, tetap melihat serapan tahun sebelumnya," ujar Wiadnyana.

3. Dinas Tabanan melakukan realokasi pupuk

Serapan Pupuk Subsidi ZA dan NPK Tabanan Tinggi Menjelang Musim PanenIlustrasi pupuk subsidi. (Dok. Kementan)

Supaya pupuk bersubsidi, khususnya jenis ZA dan NPK, ini memenuhi kebutuhan di musim tanam bulan September mendatang, pihak Dinas Pertanian Tabanan mengajukan realokasi pupuk dan mendapatkan tambahan sebanyak 50 ton ZA serta 200 ton NPK dari Pemerintahan Provinsi (Pemprov Bali).

Meskipun jumlah ini masih diragukan dapat memenuhi kebutuhan pupuk jenis ZA dan NPK di kalangan petani, namun kata Wiadnyana apabila ada kekurangan, pihaknya bisa melakukan usulan penambahan berdasarkan data serapan serta kebutuhan di lapangan.

"Nanti akan dilihat serapan di Kabupaten lain. Nanti jika ada kabupaten lain yang serapannya rendah, bisa di alokasikan ke Tabanan begitu juga sebaliknya," paparnya.

4. Petani di Tabanan belum memikirkan soal pemenuhan pupuk

Serapan Pupuk Subsidi ZA dan NPK Tabanan Tinggi Menjelang Musim PanenSawah di Kabupaten Tabanan. (IDN Times/Wira Sanjiwani)

Mengenai pengadaan pupuk subsidi jenis ZA dan NPK yang sempat mengalami penipisan, seorang petani di Subak Pengembungan, Desa Tegal Jadi, Kecamatan Marga, Made Muliana, berujar belum memikirkannya.

"Karena sekarang ini saya mau memasuki musim panen. Jadi belum memikirkan soal pupuk," ujarnya.

Seandainya stok pupuk ZA dan NPK nanti menipis, Muliana mengaku tidak terlalu bermasalah. Karena untuk musim tanam berikutnya, ia tidak menanam padi, melainkan jagung. Di mana penggunaan NPK tidak sebanyak tanaman padi.

Hal yang sama juga dipaparkan petani dari Desa Timpag, Kecamatan Kerambitan, Gusti W Sukawehana. Ia belum menebus pupuk subsidi karena sedang musim panen.

"Bulan lalu stoknya masih ada. Sekarang belum menebus lagi. Jadi tidak tahu kalau stoknya menipis," jelasnya.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya