Nostalgia Beli Pakaian Bekas di Pasar Kodok Tabanan

Belum ada instruksi, tapi pasarnya udah tutup

Tabanan, IDN Times - Pasar Kodok yang ada di Desa Dauh Peken Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan tampak sunyi. Dari pengamatan IDN Times, Selasa (21/3/2023) lalu, terlihat lapak-lapak yang biasanya dipenuhi pakaian bekas berbagai merek kini kosong melompong.

Pasar Kodok terkenal sebagai pasar yang menjual produk impor pakaian bekas dan bermerek di Kabupaten Tabanan. Namun dengan dikeluarkannya larangan penjualan pakaian bekas impor oleh Pemerintah Pusat, pedagang di Pasar Kodok ini memutuskan menutup dan mengosongkan lapaknya.

Tutupnya Pasar Kodok ini membuat warga merasa kehilangan, namun ada juga yang biasa saja karena sudah beralih ke pangsa pasar lain.

Baca Juga: 2 Pelaku Thrifting di Bali Diamankan

1. Harga barang di Pasar Kodok tidak semurah dulu

Nostalgia Beli Pakaian Bekas di Pasar Kodok Tabananilustrasi thrifting (unsplash.com/@beccamchaffie)

Agus Sanjaya dulunya suka berbelanja pakaian bekas bermerek di Pasar Kodok. Warga asal Tabanan ini sering berbelanja kaus, celana, hingga jaket ketika masih kuliah tahun 1998-an. Sebagai anak kuliahan dengan bujet pas-pasan, maka Pasar Kodok adalah surganya pakaian bermerek yang murah bagi Agus. Namun untuk mendapatkan pakaian yang bagus itu tidaklah mudah.

"Kalau mau belanja di sana harus ditelusuri lapaknya satu-satu untuk bisa dapat pakaian yang paling bagus. Jadi kalau belanja di sana tidak bisa sebentar," kata Agus.

Mendapatkan pakaian bermerek yang bagus namun harganya miring memberikan kepuasan tersendiri. Agus, yang sekarang sudah bekerja, bahkan masih sering berbelanja ke Pasar Kodok. Tidak hanya untuk dirinya, ia juga suka membelikan untuk anak-anak dan istri.

Tetapi akhir-akhir ini, Agus sudah tidak pernah lagi ke Pasar Kodok. Alasannya karena harga pakaian di Pasar Kodok sudah tidak semurah dulu.

"Selain itu sudah banyak toko-toko baju baru yang murah dan bagus sekarang. Jadi sekarang lebih memilih beli di sana" ujarnya.

2. Membeli pakaian di Pasar Kodok harus pintar menawar

Nostalgia Beli Pakaian Bekas di Pasar Kodok TabananIlustrasi pedagang jualan baju bekas (unsplash.com/artificialphotography)

Seorang pembeli setia di Pasar Kodok adalah Ella Nurhayati. Ia mengakui jika harga pakaian di Pasar Kodok mulai mahal semenjak para pedagangnya tahu merek pakaian terkenal. Dulu kata Ella, harga dua kaus dalam bermerek bisa dijual Rp5 ribu. Sekarang harganya bisa mencapai Rp15.000-Rp25.000 per kaus. Makanya kalau mau mendapatkan harga murah, harus pintar menawar dan kenal dengan pedagangnya.

"Kalau saya karena kenal dengan yang jual, biasanya kalo beli baju di sana dikasih harga teman," kata Ella.

Ia sering membeli sweater merek Adidas, celana panjang Pollo atau celana legging dari Korea seharga Rp50.000 per potong, yang biasanya dijual Rp100.000 per potong. 

Hal yang sama juga dipaparkan Ima, warga Tabanan yang suka membeli baju di Pasar Kodok.

"Dulu sih murah. Celana panjang yang bahannya bagus dapat Rp35.000 saja. Sekarang sudah jarang ke sana," terangnya.

3. Pemkab Tabanan akan mendata lokasi penjualan baju bekas di Kabupaten Tabanan

Nostalgia Beli Pakaian Bekas di Pasar Kodok TabananLapak di Pasar Kodok yang kosong (IDN Timew/Wira Sanjiwani)

Sebelumnya, Sekretaris Daerah Tabanan, I Gede Susila, mengatakan pihaknya masih mencari informasi tempat-tempat penjualan pakaian bekas di Kabupaten Tabanan selain Pasar Kodok. Pihak Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Tabanan akan mengikuti keputusan Kementerian Perdagangan (Kemendag). Untuk saat ini, pihaknya hanya melakukan pendataan dan pengawasan saja meskipun belum ada instruksi dari Kemendag.

"Kami belum menerima surat edaran resmi dari Kementerian Perdagangan, tetapi sudah turun ke lapangan untuk mendata dan melihat bahwa Pasar Kodok sepi. Hampir seluruhnya kosong," jelasnya, Senin (20/3/2023) lalu.

Mengenai tutupnya Pasar Kodok, Susila menegaskan bahwa Pemkab Tabanan belum menginstruksikan para pedagang untuk menutup lapak. Jadi penutupan Pasar Kodok tersebut merupakan inisiatif dari para pedagang itu sendiri. Pihaknya saat ini sedang menunggu dan melihat kajian dari pusat terkait penutupan permanen pasar.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya