Harga Cabai Rawit di Tabanan Rp90 Ribu per Kilogram

Berapa harga cabai di daerahmu?

Tabanan, IDN Times - Liburan Natal dan Tahun Baru (Nataru) menjadikan kunjungan wisatawan ke Bali mengalami peningkatan. Karena itu, permintaan komoditi hortikultura di Kabupaten Tabanan ikut mengalami peningkatan yang berpengaruh kepada harga jual di tingkat petani.

Kenaikan harga ini selain karena peningkatan permintaan, juga karena adanya penurunan produksi di tingkat petani. Penurunan ini terjadi karena kondisi cuaca dengan curah hujan tinggi, menyebabkan stok di pasaran semakin sedikit, dan tidak sebanding dengan permintaan yang ada.

Baca Juga: Pesanan Kain Tenun di Tabanan Seret, Mati Suri Selama Pandemik 

1. Harga cabai rawit naik paling signifikan sebesar Rp90 ribu per kilogram

Harga Cabai Rawit di Tabanan Rp90 Ribu per KilogramIlustrasi Cabai Rawit. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

Petani sayur di Desa Candi Kuning, Wayan Ada, mengakui harga di sejumlah hasil komoditi hortikultura mengalami lonjakan, di antaranya cabai rawit yang naik hingga menyentuh Rp90 ribu per kilogram di tingkat petani. Lonjakan harga juga terjadi pada kol kembang mencapai Rp20 ribuan per kilogram.

"Lonjakan tertinggi terjadi untuk cabai rawit dari semua komoditi hortikultura. Kenaikan harga rata-rata 60 persen dari harga sebelumnya," ujarnya, Senin (27/12/2021).

Kenaikan harga ini, menurut Ada, terjadi sejak awal Desember 2021 karena meningkatnya permintaan pasar seiring dengan meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali pada momen Nataru.

2. Kenaikan harga dipicu juga karena penurunan produksi di tingkat petani

Harga Cabai Rawit di Tabanan Rp90 Ribu per KilogramSayur yang ditanam petani di Tabanan (Dok.IDN Times/East West Seed Indonesia)

Hal senada diungkapkan oleh petani asal Baturiti, Wayan Mustika. Harga produk hortikultura cenderung naik. Misalkan brokoli sekarang menyentuh harga Rp40 ribu per kilogram di petani.

Menurutnya, kenaikan harga brokoli ini juga dipicu oleh penurunan produksi di tingkat petani sendiri. Para petani mengalami kendala di pembibitan yang terserang penyakit kaki gajah pada tanamannya.

Selain itu, cuaca dengan curah hujan yang tinggi membuat sejumlah budidaya pertanian hortikultura tidak bisa berproduksi secara maksimal.

"Produksi turun, permintaan juga naik. Karena itu harganya jadi naik signifikan," jelas Mustika.

3. Petani masih enggan menanam selama curah hujannya tinggi

Harga Cabai Rawit di Tabanan Rp90 Ribu per Kilogram

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, membenarkan adanya kenaikan harga produk pertanian hortikultura di wilayahnya. Kenaikan harga ini, menurutnya menjadi berkah bagi petani yang menanam di tengah tantangan curah hujan tinggi. Mereka menghadapi tantangan berupa biaya produksi yang lebih besar.

"Risiko di sektor pertanian hortikultura di tengah curah hujan yang tinggi ini memang cukup tinggi. Dibutuhkan biaya yang lebih besar dari biasanya agar produksi tidak terganggu atau mengalami layu maupun busuk buah," paparnya.

Karena faktor itulah membuat beberapa petani ada yang enggan untuk menanam selama bulan Desember. Sehingga membuat produksi hortikultura menjadi tidak sebanyak biasanya.

”Bagi petani yang mampu berproduksi dengan baik di tengah cuaca ekstrem, tentunya akan mendapat harga yang baik pula, seiring dengan meningkatnya serapan pasar pada momen Nataru,” ungkap Budana.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya