Belajar Bisnis Peyek Kedelai ala UMKM Merta Sari di Tabanan

Mereka tetap bertahan meski ada pandemik. Salut deh

Tabanan, IDN Times - Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) bisa dibilang sebagai roda penggerak perekonomian di tengah pandemik COVID-19. Namun UMKM juga akan merasakan dampak dari pandemik jika tidak melakukan inovasi. Seperti yang dirasakan oleh UMKM Merta Sari di Desa Tegal Jadi, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.

Awalnya UMKM ini menekuni usaha produksi dan menjual jajan upakara Bali yang biasanya dipakai untuk upacara adat maupun keagamaan. Namun pandemik dan adanya aturan protokol kesehatan (Prokes), membuat kegiatan upacara adat dan keagamaan yang digelar menjadi terbatas. Sehingga berimbas kepada omzet penjualan UMKM Merta Sari.

Untuk bisa bertahan, UMKM yang digerakkan oleh ibu-ibu Pemberdayaan kesejahteraan Keluarga (PKK) di Desa Tegal Jadi ini mencoba memproduksi camilan yang lebih dilirik pasar.

Baca Juga: Tabanan Buka Peluang Perluasan Pasar UMKM, 15 Usaha Sudah Terdaftar

1. UMKM Merta Sari awalnya memproduksi dan menjual jajanan kaliadrem

Belajar Bisnis Peyek Kedelai ala UMKM Merta Sari di TabananIbu-ibu PKK yang tergabung dalam UMKM Merta Sari sedang membuat jajan upakara (Dok.IDN Times/Istimewa)

Sekretaris UMKM Merta Sari, Ni Luh Putu Seriasih, Rabu (3/2/2021) memaparkan UMKM Merta Sari terbentuk sejak tahun 2007. Awal mulanya, ibu-ibu PKK di Desa Tegal Jadi kerap membuat jajan upakara sendiri, khususnya kaliadrem.

Ternyata masyarakat merespon baik terhadap rasa jajan yang dibuat oleh ibu-ibu tersebut. Selain rasanya enak, jajan tersebut sangat diperlukan dalam upakara di setiap kegiatan upacara adat maupun keagamaan di Bali.

“Karena diperlukan dan rasanya enak, banyak yang mulai memesan. Ini menjadi awal dibuat kelompok ini dan terjun ke usaha pembuatan jajan upakara,” ujar Seriasih, Rabu (3/2/2021). 

UMKM Merta Sari kini beranggotakan 20 orang. Usahanya juga semakin meluas dan bahkan masing-masing anggota memiliki pasar sendiri-sendiri. Seriasih termasuk anggota yang memiliki pasar di luar Kabupaten Tabanan seperti pasar tradisional Blahkiuh, Darmasaba, Sibang, hingga sampai ke pasar di Kabupaten Gianyar.

Dari yang hanya berupa kaliadrem, UMKM Merta Sari juga memproduksi jajan uligina, reta, dan satuh.

"Selain jajan upakara yang dibuat sendiri, kami juga mengambil macho dari Pupuan, jenis sagon dari Gianyar serta jenis dodol dari Singaraja,” jelasnya.

2. Omzetnya turun drastis semenjak pandemik COVID-19

Belajar Bisnis Peyek Kedelai ala UMKM Merta Sari di TabananSalah satu produk UMKM Merta Sari, jajan kaliadrem (Dok.IDN Times/Istimewa)

Pandemik COVID-19 telah memukul keras usaha UMKM Merta Sari. Kegiatan upacara adat maupun keagamaan yang dibatasi tentu berpengaruh kepada permintaan produk jajanannya.

"Terasa turun. Untuk saya pribadi omsetnya turun 50 persen. Begitu juga keuntungannya turun 50 persen," kata Seriasih.

Penurunan ini membuat anggotanya berputar otak dan mencoba untuk membuat produk baru yang lebih diminati oleh pasar.

"Akhirnya lewat berbagai pengamatan, pada April 2020 kami memutuskan untuk membuat produk camilan berupa peyek kedelai," lanjutnya.

3. Permintaan peyek kedelai berhasil mengembalikan omzet UMKM Merta Sari

Belajar Bisnis Peyek Kedelai ala UMKM Merta Sari di TabananProduk peyek kedelai UMKM Merta Sari (Dok.IDN Times/Istimewa)

Ternyata peyek kedelai kreasi UMKM Merta Sari diterima pasar dengan sangat baik. Racikan tepung peyek dan isian kacang kedelainya yang penuh menjadi kelebihan mereka.

"Kami jual ecerannya Rp1000 per bungkus," papar Seriasih.

Ia bisa memproduksi 1000 sampai 5000 bungkus peyek kedelai per hari. Tergantung dari jumlah orang yang bekerja.

"Kalau yang kerja satu orang bisa dapat 1000 bungkus per hari. Tetapi kalau yang kerja lima orang, bisa 5000 bungkus per hari."

Peyek-peyek ini ia distribusikan bersamaan dengan produk jajan upakara Bali lainnya. Kini distribusinya sudah meluas sampai ke wilayah Kabupaten Badung, Kota Denpasar, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Klungkung, dan Kabupaten Karangasem.

"Adanya produk baru ini membuat omzet UMKM kami bisa kembali normal seperti sebelum pandemik. Tidak meningkat sih tetapi jalan seperti biasa."

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya