OJK Dukung Digitalisasi Asuransi

Siapa yang Millennial yuk ikutan

Badung, IDNTimes - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) optimistis, digitalisasi dalam industri keuangan baik perbankan dan non perbankan, dalam hal ini khususnya di industri asuransi akan mendorong peningkatan akses keuangan dan literasi di masyarakat.

Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank Otoritas Jasa Keuangan (IKNB 2A OJK), Ahmad Nasrullah menyampaikan pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi dalam industri jasa keuangan termasuk asuransi akan memberi nilai tambah, dalam aktivitas bisnis kesehariannya.

Untuk itu, industri asuransi juga harus menyesuaikan dan mengoptimalisasi aktivitas bisnisnya, dengan memanfaatkan perkembangan teknologi saat ini. Dimana, semakin dekatnya masyarakat kita terhadap pemanfaatan teknologi digitalisasi dan informasi.

"Sekarang kna kita katanya sudah di era digitllah 4.0. Kami merasa industri asuransi ndak boleh ketinggalan. Ini sesuatu yang artinya harus kita ikuti. Cuma dalam pelaksanaannya nggak boleh grasa-grusu. Digital ini peluang, kekuatan besar untul meningkatkan penetrasi," terangnya.

1. Ingatkan risiko ketika bersentuhan teknologi

OJK Dukung Digitalisasi Asuransiunsplash.com/@nordwood

Ahmad Nasrullah mengingatkan bahwa ada tanggung jawab besar yang diemban berkaitan teknologi ini. Artinya jangan sampai ini menjadi bumerang buat kita. Bukannya malah meningkatkan penetrasi, nasabah makin banyak. Generasi Millenial jug bisa di capture, tetapi resikonya tidak bisa identifikasi.

"Karena seiring perkembangan teknologi ada resiko besar. Failure sistemnya," ucapnya.

Nah, berkaitan dengan penegakan regulator menyikapi perkembangan teknologi dalam industri asuransi ini. Pihaknya berpendapat ini sedang berkembang. Artinya perlu effort lagi dari para pelaku industri asuransi bagaimana mensosialisasikan ini ke masyarakat.

"Dari sisi OJK kenapa kami belum mengatur hal ini. Kami lihat dulu, jangan-jangan ini lagi berkembang-berkembangnya kalau kami atur secara ketat ini mlah rusak. Di satu sisi kami juga tidak mau kecolongan," jelasnya.

2. Sebut 130 juta penduduk Indonesia pengguna sosial media secar mobile

OJK Dukung Digitalisasi Asuransipexels.com

Ketua AJJI (Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia) Budi Tampubolon menyampaikan besarnya potensi Indonesia harus dimanfaatkan oleh industri asuransi. Beragam kemudahan teknologi saat ini diyakini dapat mendorong percepatan penetrasi pasar khususnya pada generasi millennial

Menurutnya dari tren internet dan media sosial perbandingan 2018 dan 2019 di Indonesia adalah sebagai berikut. Dari total populasi penduduk Indonesia sekarang 268,2 juta, rupanya naik 1 persen di tahun 2019. Sementara itu dari 150 juta pengguna internet, naik 13 persen di tahun 2019. Adapun pengguna media sosial yang secara aktif itu sekitar 150 juta dan bertumbuhan sebesar 15 persen.

"Pengguna media sosial ini, 130 juta di antara 150 jutanya itu adalah melalui secara mobile. Dan itu kenaikan 83 persen dibandingkan tahun 2018," paparnya.

3. Sarankan ikut asuransi sejak muda

OJK Dukung Digitalisasi AsuransiInstagram/@arab.jyp.nation

Ketua Panitia DRIM 2019, Wiroyo Karsono menyampaikan bahwa asuransi adalah produk kebutuhan utama, tanpa asuransi keluarga itu sangat-sangat rapuh.

Banyak mereka belum sadar akan kebutuhan ini. Karen merasa belum waktunya. Lalu apa sih untungnya ikut asuransi pada saat masih muda?. Menurutnya ketika ikut asuransi di usia muda, stidaknya nilai premi terbilang lebih murah. Pun bisa terhindar dari penolakan asuransi.

"Dua pertiga dari kaum Millennial mengatakan bahwa mereka perlu perencanaan hidup mereka. Jadi ini kan suatu kabar baik buat industri asuransi karena orang yang perlu merencanakan itu orang memikirkan masa depan," jelasnya.

Baca Juga: 3 Keuntungan bagi Millennial jika Bekerja sebagai Agen Asuransi

Topik:

  • Faiz Nashrillah

Berita Terkini Lainnya