Hybrid Booking Bantu Direct Pemesanan di Laman Bisnis Wisata

Denpasar, IDN Times – Satu permasalahan di dunia bisnis pariwisata yang paling sering dihadapi adalah ketika calon tamu memesan akomodasi, namun tidak melakukan konfirmasi dan pembayaran. Hal ini dianggap sebagai penyebab kerugian yang diderita oleh para pelaku usaha jika sewaktu-waktu dibatalkan oleh calon tamu.

Berangkat dari permasalahan itu, CEO sekaligus Founder PT Reservasi Indonesia Sejahtera, Handhika Wicaksana, membangun platform untuk menyelesaikannya. Aplikasi yang dibangunnya adalah booking engine bernama Hybrid Booking. Platform berbasis web ini diresmikan 2015 lalu.
Menurut Handhika, platform ini diminati oleh para pelaku pariwisata, khususnya di wilayah Bali. Karena fungsinya mampu mengoptimalkan direct booking dari website milik pelaku usaha itu sendiri.
“Tujuannya adalah mengoptimalkan reservasi yang lewat langsung. Lewat direct booking-lah. Lewat website-nya pemilik, pelaku pariwisata gitu,” ungkapnya, Senin (1/7/2024).
1.Pelaku bisnis menghadapi berbagai permasalahan terkait marketing

Handhika mengatakan, permasalahan umum yang kerap ia jumpai dari para pebisnis adalah mereka tidak tahu cara memaksimalkan website dalam meningkatkan pembayaran pemesanan yang dilakukan calon customer-nya. Mereka juga kesulitan membuat promosi, serta database tamu yang tidak terekap dengan baik. Sehingga memerlukan tools booking engine yang langsung terintegrasi dengan sistem reservasi internal mereka sendiri.
“Masalahnya ya itu, pembayaran. Mereka ingin website-nya mereka benar-benar bisa melakukan booking dan tamunya bisa langsung bayar,” terangnya.
2.Platform direct booking diklaim memudahkan pebisnis membuat promosi

Bagaimana direct booking bisa dioptimalkan oleh para pebisnis? Hybrid Booking buatannya ini bekerja sama dengan 15 payment gateway lokal dan internasional yang akan memudahkan pembayaran. Platform ini bisa diintegrasikan dengan sistem yang ada, sehingga calon tamu akan terikat dengan pemesanan, dan melakukan pembayaran. Kondisi ini akan menjaga penyedia jasa mengalami kerugian karena dibatalkannya pemesanan.
Selain itu platform ini juga bisa digunakan sebagai marketing tools atau alat promosi. Contohnya promosi early bird atau last minute booking, hingga promosi yang menggunakan kode promo yang tidak bisa diatur manual.
“Untuk activity itu jarang yang ada booking engine-nya. Makanya perusahaan-perusahaan activity itu seperti rafting, cycling, tour, fastboat, akomodasi, hotel, vila. Mereka membutuhkan ini untuk direct booking-nya,” ungkapnya.
3.Hybrid booking meningkatkan income direct selling hingga 200 persen

Handhika menilai, masih banyak para pebisnis yang tidak menyadari keberadaan market yang belum digarap, yakni direct selling market. Mereka kebanyakan masih mengandalkan Online Travel Agent (OTA) atau agen.
Sementara, direct booking yang tidak banyak disadari ini memiliki porsi yang lumayan besar dalam income sebuah usaha, yakni mencapai 20 persen. Sedangkan kenaikan income dari direct selling ini bisa dimaksimalkan hingga mencapai lebih 150-200 persen.
“Kita di sini tidak ada biaya bulanan. Kan biasanya kalau booking engine kan ada biaya bulanan. Iya kalau ada booking-an. Kalau gak ada booking-an, dia harus terus bayar gitu. Gak. Kita hanya dari setiap transaksi aja gitu. Setiap transaksi kita ambil begitu. Persentase fee-nya kita juga murah banget,” jelasnya.