4 Cara Berbisnis di Era Digital, Biar Tidak Tersingkir dan Tersikut

Padahal potensi pasar di era 4.0 justru luar biasa lho

Denpasar, IDN Times – Dalam digitalisasi seperti sekarang, setiap individu dituntut untuk memahami peluang dan tantangan era digital. Seseorang harus memiliki kemampuan beradaptasi secara cepat dengan perkembangan teknologi jika tidak mau tersisihkan.

Hal itu disampaikan oleh Dosen Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Primakara, Linda Yupita, dalam talkshow bersama Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik Provinsi Bali, Jumat (20/8/2021). Lalu bagaimana cara meraih peluang dan tantangan di era 4.0 ini?

1. Kenali dulu sejarah era revolusi industri

4 Cara Berbisnis di Era Digital, Biar Tidak Tersingkir dan TersikutIlustrasi layanan digital (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja)

Menurutnya sebelum membahas peluang yang bisa dimanfaatkan saat ini dalam revolusi industry 4.0. Linda menjelaskan terkait dengan revolusi industry sebelumnya. Dimana Revolusi industri pertama kali ditandai dengan penemuan mesin uap. Pada saat itu manusia dan hewan yang biasanya banyak digunakan sebagai tenaga, mulai digantikan oleh mesin uap.

Kemudian revolusi industri generasi kedua ditandai dengan munculnya telepon, mobil, pesawat terbang, dan listrik. Lalu muncul komputer tabung sebagai penanda revolusi industri ketiga. Sedangkan tanda-tanda revolusi industri keempat (4.0) adalah munculnya artificial intelligence (AI) seperti cloud, drive dan lainnya.

“Jadi ke depannya seperti apa, kita masih belum tahu. Yang bisa kita lakukan adalah tetap mengamati dan beradaptasi dengan perkembangan teknologi dan industri,” ungkap Linda dalam talkshow secara virtual tersebut.

2. Alihkan sumber daya yang kamu miliki ke peluang lain. Belajarlah dari perbankan

4 Cara Berbisnis di Era Digital, Biar Tidak Tersingkir dan TersikutIDN Times/Galih Persiana

Linda mengungkapkan, ada dua hal yang tidak bisa dihindari yakni peluang dan tantangan. Kedua hal itu mengharuskan setiap orang untuk beradaptasi dalam kondisi tersebut. Jika tidak beradaptasi, banyak kemungkinan akan kehilangan peluang.

Ia lalu mencontohkan, dalam dunia perbankan yang kini ada setor dan tarik tunai tanpa menggunakan teller bank.

“Kalau mereka beradaptasi, mengalihkan sumber daya yang mereka miliki itu kepada peluang-peluang lain, marketplace terbuka sekarang,” katanya.

3. Untuk menjawab tantangan di era 4.0, Linda mengibaratkan adaptasi dengan teknologi seperti race marathon

4 Cara Berbisnis di Era Digital, Biar Tidak Tersingkir dan TersikutRu.sputnik.kz

Pilihannya hanya ada dua: ikut atau tersikut. Kalau tidak mengikuti perkembangan teknologi, maka akan disikut oleh mereka yang ikut. Jadi, perlu yang namanya adaptasi. Bagaimana caranya?

“Caranya kalau disimpulkan itu kita harus literasi. Literasi artinya pengenalan, pengetahuan dan kemampuan tentang hal-hal yang input data. Bagaimana kita menggunakan hal-hal dari data yang sekian banyaknya. Menyaring antara yang benar dan hoaks."

Ketika melakukan literasi teknologi, tidak harus menjadi ahli dalam bidang tertentu. Minimal tahu terlebih dahulu agar tidak terjadi gap. Kemudian perlunya literasi manusia terkait soft skill yang diperlukan.

“Jangan kita mempelajari ilmu-ilmu yang sudah tidak up to date. Cari ilmu yang memang update dengan kebutuhan saat ini. Jadi itu. Literasi data, literasi teknologi, dan literasi manusia."

4. Potensi pasar di era 4.0 justru luar biasa. Sayang kalau tidak dimanfaatkan

4 Cara Berbisnis di Era Digital, Biar Tidak Tersingkir dan TersikutRu.sputnik.kz

Linda menambahkan, pengguna media sosial (Medsos) di seluruh dunia cukup besar, tak terkecuali Indonesia. Kalau dilihat dari sudut pandang marketing, kondisi tersebut memiliki potensi pasar yang besar apabila dimanfaatkan.

“Kalau dari sudut pandang marketing ini adalah market yang besar,” ungkapnya.

Misalkan dalam penjualan produk. Tanpa memanfaatkan potensi pasar tersebut, maka produk yang dijual hanya dikenal oleh segelintir orang saja. Berbeda halnya kalau memanfaatkan potensi pasar era 4.0, dengan mendigitalkan produk-produk maka market yang dicapai bisa sangat luas.

Topik:

  • Irma Yudistirani

Berita Terkini Lainnya