Anak Muda Indonesia Berpeluang Jadi Pengusaha, Ini Alasannya

Potensi ini diungkap oleh President of AUSCI

Badung, IDN Times – Indonesia diprediksi akan mengalami usia emas di tahun 2045. Pada momen 100 tahun setelah kemerdekaan, Indonesia ditarget menjadi negara maju dan sejajar dengan negara adidaya lainnya. Dalam upaya mewujudkan rencana tersebut, perlu disiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia yang matang, unggul, berkualitas, dan memiliki karakter.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Muhadjir Effendy, menyampaikan bahwa generasi yang akan mewujudkan Indonesia maju adakah generasi muda saat ini. Mereka harus memiliki kemampuan dan kompetensi serta peka terhadap krisis. Lalu bagaimana langkah efektif mendorong potensi generasi muda Indonesia tersebut?

Baca Juga: Kominfo Ajak Generasi Muda Berpartisipasi Dalam G20 Lewat Buku

1. Anak muda Indonesia memiliki bekal breakthrough yang cukup

Anak Muda Indonesia Berpeluang Jadi Pengusaha, Ini AlasannyaIlustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

President of Alumni University of Southern California in Indonesia (AUSCI), yang juga merupakan CEO of Lumbini Park Group, Lucky Prawiro, mengungkapkan bahwa anak muda Indonesia saat ini memiliki potensi besar untuk menjadi pengusaha. Mereka memiliki bekal breakthrough yang cukup. Apalagi bagi mereka yang memiliki latar belakang keluarga pebisnis.

“Jadi memang pengusaha-pengusaha sekarang sangat banyak. Jadi inovasinya mereka bagus, improvisasi dan kreativitasnya. Jadi peluangnya sangat besar sekali. Karena opportunity itu sebetulnya ada dan bagaimana jelinya kita melihat opportunity itu,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, opportunity yang dimaksud adalah bagaimana cara pandang seseorang terhadap suatu masalah. Pada orang yang memiliki pemikiran lemah, mereka terbiasa melihat masalah sebagai tantangan. Akan tetapi, bagi orang-orang yang memiliki jiwa entrepreneur, maka masalah adalah opportunity.

“Orang-orang yang berpikirannya tough, dia akan melihat problem itu sebenarnya opportunity. Jiwa entrepreneur harus ditumbuhkan. (Baik untuk) mereka yang tumbuh dari family business atau bagi mereka yang tidak dari family business, mereka tetap bisa join class atau workshop tentang entrepreneurship. Everyone can do. Hanya saja memang harus belajar,” ungkapnya.

2. Pengusaha harus memiliki sikap sabar dan menyadari bahwa bisnis adalah proses

Anak Muda Indonesia Berpeluang Jadi Pengusaha, Ini Alasannyailustrasi bisnis (pexels.com/Fauxels)

Lalu apa yang bisa dilakukan anak-anak muda saat ini untuk bisa berkembang menjadi pengusaha? Ia berpesan, untuk pengusaha muda memang harus memiliki kerja keras, semangat, gigih, komitmen, konsisten, tekad yang kuat, dan tidak mudah menyerah. Terlepas dari sikap-sikap tersebut, ada satu sikap yang sangat penting dimiliki seorang yang berjiwa pengusaha yakni kesabaran.

“Kesabaran itu penting dalam bisnus atau apapun itu. Tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan. (Bisnis) Itu perlu proses. Proses itu sebenarnya kita ditempa supaya lebih tough,” ungkap Lucky.

3. Anak muda Indonesia banyak yang memulai start-up

Anak Muda Indonesia Berpeluang Jadi Pengusaha, Ini AlasannyaIlustrasi Pengusaha/Wirausahawan (IDN Times/Aditya Pratama)

Head of AUSCI Governance & Tax, sekaligus Managing Director of KIB Consulting, Bambang B Suwarso, mengatakan generasi muda Indonesia saat ini dan ke depannya harus lebih maju, bekerja lebih smart dibandingkan dengan generasi sebelumnya.

Berdasarkan pengamatan sehari hari, menurutnya semakin banyak anak muda Indonesia yang menjadi pengusaha. Ia akui memang tidak ada angka khusus yang mencatat pertumbuhan ini. Namun banyak anak-anak muda yang membuat start-up. Semakin banyak entrepreneur atau pengusaha di Indonesia, maka negara akan semakin maju.

“Tidak bisa lagi mengandalkan sesuatu atau berharap dari orangtuanya. Mereka harus memiliki skill sendiri, capability-nya sendiri. Harus berdiri di atas kaki sendiri, berdikari,” ungkapnya.

Apa yang bisa dilakukan Indonesia dengan potensi ini? Menurutnya, dengan memberikan dukungan kebebasan berbicara, berpikir, dan bertukar pendapat. Terutama antara young generation dan old generation.

Topik:

  • Ni Ketut Sudiani

Berita Terkini Lainnya