TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Kedelai Rp10.700 Ribu Per Kilogram, Tempenya Semakin Tipis

Makanan merakyat yang bikin melarat

IDN Times/Wayan Antara

Klungkung, IDN Times - Tingginya harga kedelai impor di pasaran membuat para produsen tahu dan tempe di Kabupaten Klungkung kelimpungan. Untuk mengurangi kerugian, mereka terpaksa menaikkan harga tahu, dan memperkecil ukuran tempe yang diproduksi. Selain itu jumlah produksinya juga dikurangi.

Kondisi ini selain memberatkan para produsen, tentu juga memberatkan para konsumen tahu dan tempe yang identik dikonsumsi oleh masyarakat kecil. Mereka menaruh harapan kepada pemerintah segera bergerak agar harga kedelai stabil kembali.

Baca Juga: Klungkung Kehabisan Anggaran, Santunan Kematian Dihentikan Sementara

1. Harga kedelai naik sejak awal tahun 2021

pexels.com/Polina Tankilevitch

Seorang produsen tahu dan tempe di Kota Semarapura, Komang Hendra, mengeluhkan harga kedelai yang menurutnya sudah naik sejak awal tahun 2021. Sampai sekarang harganya terus naik.

"Biasanya dulu naik, tapi stabil lagi. Tapi saat ini harganya naik terus," keluhnya, Selasa (1/6/2021).

Ia menuturkan, awal tahun 2021 lalu harga kedelai Rp7.000 per kilogram. Lalu memasuki bulan Februari 2021 harganya naik menjadi Rp8.000 per kilogram. Memasuki Maret 2021, harganya belum menunjukkan penurunan dan naik sampai Rp9.000 per kilogram. Lalu bulan April 2021 harga kedelai melonjak menjadi Rp10.000 per kilogram.

"Saat ini harganya sudah Rp10.700 per kilogram. Ini harga kedelai tertinggi sejak saya produksi tahu tempe dari 25 tahun lalu," ujar Hendra.

2. Terpaksa perkecil ukuran tempe dan menaikkan harga tahu

Ilustrasi produsen tempe (6/1/2021) (ANTARA FOTO/Indrayadi TH)

Kondisi ini membuat Hendra harus mencari alternatif untuk menekan harga produksi. Ia terpaksa memperkecil ukuran tempe dan menaikkan harga tahu yang diproduksinya sejak bulan April 2021.

"Sebenarnya bulan Januari sampai Maret yang masih bertahan di harga lama. Pertimbangannya karena saya pikir harga kedelai segera stabil. Tapi ternyata harganya naik terus, sangat terpaksa saya ambil alternatif naikan harga tahu dan perkecil ukuran tempe," jelasnya.

Sebelumnya per cetak atau 1,7 kilogram tahu ia jual Rp23 ribu. Namun kini dijual Rp25 ribu. Sementara untuk tempe harganya tetap Rp10 ribu per tujuh biji, hanya saja ukurannya lebih diperkecil.

"Kadang tidak sedikit konsumen komplain, tapi kami harap mereka maklum karena harga kedelai memang mahal sekali. Ini kami tidak tahu juga sampai kapan harganya mahal seperti ini."

3. Produsen juga mengurangi jumlah produksi

roostingowl.com

Semenjak menaikkan harga, para produsen tahu dan tempe juga sangat merasakan turunnya permintaan. Terpaksa para produsen pun menurunkan jumlah produksinya.

"Permintaan juga jadi menurun drastis. Sekitar 40 persen turun permintaannya," jelas Hendra.

Pihaknya selalu mengupayakan agar tempat produksi tahu dan tempenya tidak berhenti. Mengingat ada tujuh karyawannya yang menggantungkan hidup dari pembuatan tahu dan tempe.

"Kondisi sekarang cari untung dikitlah, yang penting tetap bisa produksi dan karyawan bisa tetap kerja," terangnya.

Sementara beberapa masyarakat juga mengeluhkan mahalnya harga olahan kedelai di pasaran.

"Masa pandemik seperti ini, harga kebutuhan dapur malah mahal-mahal. Tahu tempe saja harganya naik dan tipis. Masyarakat kecil justru makin susah saja," keluh Ayu Rumini, seorang masrayakat Klungkung.

Berita Terkini Lainnya