TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Serapan Bibit Kopi Robusta Pupuan Tabanan Rendah, Kalah Saing?

Diharapkan pemerintah utamakan bibit dari Desa Mandiri Benih

Ilustrasi desa mandiri benih (Dok.IDNTimes/Istimewa)

Tabanan, IDN Times - Serapan bibit kopi robusta hasil Desa Mandiri Benih Desa Pujungan, tahun ini masih sangat rendah. Ketua Desa Mandiri Benih Desa Pujungan, Pupuan, Kabupaten Tabanan, Ketut Suadi Andre Putra, mengatakan rata-rata setiap tahunnya bibit kopi yang dihasilkan sebanyak 50.000 bibit. Apabila dibandingkan dengan tahun 2021, serapan bibit tahun ini masih rendah. Tahun lalu, dari 50.000 bibit yang dihasilkan, sebanyak 45.000 bibit tersalurkan.

"Saat ini bibit kopi stek res BP 308 yang ditanam sebanyak 50.000, yang terjual hanya 20.000. Sementara 5.303 nya mati dan 24.697 nya belum laku terjual," katanya Selasa (19/7/2022) lalu. 

Desa Mandiri Benih di Desa Pujungan terbentuk sejak tahun 2019 dengan anggota berjumlah 25 orang.  Adapun serapan bibit kopi yang dihasilkan Desa Mandiri Benih Pujungan ini tersebar di sebagian Kecamatan Pupuan, wilayah  Kecamatan Selemadeg Barat, sebagian Kecamatan Baturiti dan ada yang juga sampai di  Pekutatan Negara, Kabupaten Jembrana.

"Untuk  24.697 bibit yang belum laku ini sebagian sudah kami bagikan ke warga dan sebagian masih kami simpan di penangkaran," ujar Andre. 

Baca Juga: Operasional Restoran dalam Gua di Hotel The Edge Disetop, Tak Ada Izin

1. Biaya operasional lebih besar dari keuntungan menjual bibit kopi

Ilustrasi tanaman kopi (Instagram.com/hanielyudi)

Menurut Andre, ada beberapa penyebab serapan bibit kopi yang dihasilkan tahun ini menurun dibandingkan tahun lalu. Sebagian pengadaan bibit kopi di pemerintah kini sudah diisi oleh rekanan penangkar dari Provinsi lain.

"Sedangkan saat ini daya beli masyarakat juga menurun mengingat efek dari COVID-19," ujar Andre.

Karena banyaknya bibit yang belum laku terjual, saat ini Desa Mandiri Benih Desa Pujungan merugi. Biaya operasional lebih besar dari keuntungan menjual bibit kopi.

"Biaya operasional sekitar Rp75 juta. Kalau dihitung kerusakan sarana, prasarana, dan biaya tambahan perawatan, bisa mencapai Rp90 juta. Sementara untuk bibit dijual mulai dari Rp3.000 sampai Rp7.000 per bibit dengan total terjual Rp70 juta. Jadi bisa dikatakan saat ini rugi karena masih ada bibit yang belum terjual," ucapnya. 

2. Minta pemerintah utamakan bibit kopi yang dihasilkan Desa Mandiri Benih

Unsplash/Gerson Cifuentes

Andre berharap agar pemerintah mengutamakan pemenuhan bibit kopi dari Desa Mandiri Benih terlebih dulu.

"Saat ini untuk menjual bibit yang belum terjual ini kami lakukan promosi ke petani. Harapan kami ke depan pemerintah bisa mengutamakan bibit kopi yang dihasilkan Desa Mandiri Benih," harap Andre.

Desa Pujungan, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan memang termasuk satu di antara beberapa desa yang menjadi Desa Mandiri Benih. Terbentuk sejak tahun 2019, desa ini rata-rata menghasilkan 50.000 bibit kopi robusta per tahunnya. Tahun ini total masih ada sebanyak 24.697 bibit belum laku terjual.

Berita Terkini Lainnya