TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Petani di Tabanan Olah Porang Jadi Mi dan Daging, Seminggu Laku 500 Bungkus 

Agar tak tergantung dari ekspor lewat penjualan umbi porang

Makanan terbuat dari porang (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Tabanan, IDN Times - Petani di Kabupaten Tabanan tidak ingin sepenuhnya tergantung dari ekspor lewat penjualan umbi porang. Menyikapi hal itu, akhirnya dibuka pangsa pasar baru, yakni berupa produk makanan berbahan tepung porang, seperti mi dan daging porang.

Porang adalah tanaman jenis umbi yang mengandung karbohidrat, lemak, protein mineral, vitamin, kristal kalsium oksalat, alkaloid, dan serat pangan. Porang memiliki kandungan glukomanan yang lebih tinggi dibandingkan dengan tanaman satu family lainnya. 

Baca Juga: Harga Gabah di Petani Tabanan Naik, Beras Semakin Mahal

1. Glukomanan adalah bagian porang yang diambil sebagai bahan baku makanan

I Made Putra Wibawa (kiri) dan I Nyoman Sunaya (kanan) (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Dalam umbi porang, terkandung kalsium oksalat yang mengakibatkan rasa gatal bila tersentuh kulit. Selain itu juga terdapat kandungan glukomanan yang memiliki banyak manfaat.

"Jadi kalsium oksalat dipisahkan dulu dengan glukomanan. Nantinya tepung glukomanan inilah yang kemudian menjadi bahan baku mi maupun daging porang," ujar Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Perkumpulan Petani Penggiat Porang Nusantara (DPW P3N) Provinsi Bali, I Nyoman Sunaya, Selasa (11/10/2022). 

Pembuatan produk pangan berupa mi dan daging dari porang ini dimulai sejak dua setengah bulan lalu. Pabrik pembuat mi dan daging dari porang ini berlokasi di Desa Tiyinggading, Kecamatan Selemadeg Barat, Kabupaten Tabanan.

"Baru satu pabrik pembuatan mi dari porang di Bali dengan nama Cahaya Porang Dewata, dengan nama Riltamie," ujar Sunaya.

Dengan pembuatan produk makanan dari porang ini, diharapkan petani tidak tergantung dari penjualan umbi saja.

"Selama ini petani menjual porang dalam bentuk umbi dan juga tergantung dari ekspor umbi porang. Agar tidak hanya tergantung dari ekspor dan penjualan umbi, maka dibuatlah pangsa pasar baru berupa produk mi dan daging dari porang ini," ujarnya.

2. Seminggu 500 bungkus mi dan daging dari porang laku terjual

Mie goreng porang (IDNTimes/Wira Sanjiwani)

Direktur utama Cahaya Porang Dewata, I Made Putra Wibawa, mengatakan dalam mengolah glukomanan menjadi mi dan daging porang, pihaknya menggunakan mesin. Sementara untuk pengemasan, masih menggunakan air alkali atau dalam bentuk basah.

"Ke depan rencananya mau membuat mi kering. Tetapi masih dikaji lagi metode mana yang tepat agar kandungan manfaat dalam porang ini tidak berkurang ketika dikeringkan," ujarnya.

Meski baru dua setengah bulan berproduksi, sudah banyak yang memesan mi dan daging dari porang. Dalam seminggu, pihaknya bisa menjual 500 bungkus dengan berat 200 gram netto. Satu bungkus dijual Rp7.500. Selain di Bali, pembelian mi dan daging porang ini juga sampai ke Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Timur, hingga Pontianak.

"Biasanya yang beli itu yang tahu manfaat dari porang dan peduli kesehatan serta dari kalangan vegetarian," ujarnya. 

Berita Terkini Lainnya