TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Belum Ada Kasus PMK, Tabanan Siaga dengan Biosecurity

Tabanan memiliki 54.024 ekor ternak sapi

Ilustrasi sapi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho)

Tabanan, IDN Times - Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) yang menyerang ternak, khususnya sapi, telah merebak di beberapa daerah Indonesia seperti Aceh dan Jawa Timur. Kabupaten Tabanan yang memiliki populasi 54.024 ekor sapi tentu saja harus siaga.

Meskipun kasus PMK belum ditemukan di Tabanan, namun pihak Dinas Pertanian Tabanan telah mengambil langkah antisipasi agar peternak menerapkan biosecurity secara ketat.

Baca Juga: Daging Sapi Terinfeksi PMK Aman Dikonsumsi, Tapi Ada Syaratnya

Baca Juga: Mentan: Daging Sapi yang Terjangkit PMK Aman Dikonsumsi 

1. Tabanan berisiko tinggi terjadinya penularan PMK

IDN Times/Humas UGM

Kepala Dinas Pertanian Tabanan, I Nyoman Budana, menjelaskan PMK adalah penyakit infeksi virus yang bersifat akut dan sangat menular pada hewan berkuku genap atau belah (sapi, kerbau, kambing, domba, babi) serta beberapa jenis hewan liar seperti unta, bison, antelop, menjangan, jerapah, dan gajah.

Risiko terbesar transmisi PMK terjadi melalui lalu lintas hewan dan produk ikutannya. Mengingat Tabanan termasuk kabupaten yang dilewati oleh arus lalu lintas perdagangan hewan ternak dan produknya. Sehingga risiko terjadinya penularan PMK menjadi tinggi.

“Sementara ini belum ada laporan munculnya kasus PMK pada ternak milik warga. Akan tetapi kami sudah menyiapkan langkah-langkah antisipasi atau pencegahan,”  ujar Budana Kamis (12/5/2022).

2. Peternak diharapkan menerapkan biosecurity secara ketat

Ilustrasi ternak sapi. (IDN Times/Prayugo Utomo)

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Distan Kabupaten Tabanan, drh Gede Eka Parta Ariana, menjabarkan langkah antisipasi untuk mencegah penularan PMK di Tabanan, yaitu:

  • Meningkatkan upaya respons cepat pengendalian penyakit hewan menular dengan melakukan tindakan isolasi hewan sakit atau terduga sakit
  • Melakukan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) dan meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman dan risiko bahaya penyakit hewan menular, serta menerapkan prinsip-prinsip biosekuriti pada unit usahanya.

Selain itu, cara menerapkan biosecurity adalah:

  • Lokasi usaha tidak mudah dimasuki oleh hewan liar dan bebas dari hewan peliharaan lainnya yang dapat menularkan penyakit
  • Melakukan disinfeksi kandang dan peralatan dengan menyemprotkan disinfektan
  • Melakukan penyemprotan insektisida pembasmi serangga, lalat, dan hama lainnya di sekitar kandang ternak
  • Mencegah penularan penyakit dari suatu kelompok ternak ke kelompok ternak lainnya
  • Menjaga agar tidak setiap orang dapat bebas masuk-keluar kandang ternak yang memungkinkan terjadinya penularan penyakit
  • Membakar atau mengubur bangkai ternak yang mati karena penyakit menular
  • Menyediakan fasilitas disinfeksi untuk staf/karyawan dan kendaraan tamu di pintu masuk perusahaan
  • Segera mengeluarkan ternak yang mati dari kandang untuk dikubur atau dimusnahkan
  • Mengeluarkan ternak yang sakit dari kandang untuk segera diobati atau dipotong.

"Jika ada ciri-ciri mengarah ke PMK agar mengisolasi serta mengarantina seluruh hewan ternak yang terjangkit dan yang masih sehat. Sehingga penularan wabah ini bisa dikendalikan mulai dari kecamatan," saran Eka Parta.

Berita Terkini Lainnya