TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Harga Daging Babi di Tabanan Tembus Rp100 Ribu Per Kilogram

Warga pilih gunakan daging ayam untuk rayakan Galungan

Foto hanya ilustrasi. (IDN Times/Wayan Antara)

Tabanan, IDN Times - Daging babi biasanya menjadi menu wajib dalam perayaan Hari Raya Galungan. Namun berbeda dengan hari raya kali ini. Populasi babi potong di Kabupaten Tabanan mengalami kelangkaan dan ketersediaannya tidak sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan. Akibatnya, harga daging babi pun melonjak tinggi.

Menyikapi kondisi ini, masyarakat Tabanan ada yang memilih mengganti daging babi dengan daging ayam. Namun ada pula yang tetap membeli daging babi meski harganya mahal.

Baca Juga: Jelang Galungan Stok Babi Turun, Distan Tabanan: Coba Beralih ke Ayam 

1. Harga daging babi di pasar Tabanan tembus Rp100 ribu per kilogram

(Petugas menyiapkan babi guling saat sosialisasi daging babi yang aman dikonsumsi, menyusul adanya kekhawatiran penyebaran virus African Swine Fever (ASF) di Denpasar, Bali, Jumat (7/2/2020)) ANTARA FOTO/Nyoman Hendra Wibowo

Salah satu warga Tabanan, Ni Putu Parisani, mengatakan untuk Hari Raya Galungan kali ini, ia tidak membeli daging babi. "Harganya mahal. Sampai Rp100 ribu per kilogram," ujarnya.

Meski tidak membeli daging babi, menurutnya hal itu tidak menyurutkan makna dari perayaan Hari Raya Galungan. Lagipula, biasanya ia memang mempersembahkan daging ayam untuk di banten (persembahan). Sementara daging babi hanya untuk menu komsumsi dirinya dan keluarga. 

"Untuk menu hari raya kali ini, menunya daging ayam saja. Tidak daging babi untuk saat ini," tuturnya.

2. Membeli daging babi lewat prosesi mepatung di sekaa

Foto hanya ilustrasi. justonecookbook.com

Apabila Parisani memilih untuk tidak membeli daging babi pada Hari Raya Galungan kali ini, berbeda dengan Wayan Arya Putra Manuaba. Warga Tabanan yang juga Kepala Puskesmas Selemadeg Barat ini mengaku tetap membeli daging babi untuk merayakan Hari Raya Galungan.

"Kebetulan ada langganan yang sering mengantarkan ke rumah," ujarnya.

Menurutnya, beberapa stafnya di Puskesmas Selemadeg Barat juga tetap membeli daging babi, hanya saja lewat prosesi mepatung (urunan) di sekaa mereka masing-masing.

"Awalnya puskesmas mau buat mepatung. Setelah dirembuk, mereka memutuskan untuk mepatung lewat sekaa di masing-masing desanya," jelas Arya.

Berita Terkini Lainnya