TUTUP
SCROLL UNTUK MELANJUTKAN MEMBACA
Gabung di IDN Times

Tarif Tiket Penerbangan Domestik Melejit Rugikan Pariwisata Bali

Gimana pendapatmu? Tiket pesawatnya masih mahal ya?

IDN Times/Hisyamudin Keleten Kelin

Badung, IDN Times – Mahalnya tiket pesawat dirasakan oleh berbagai pihak sehingga berdampak pada kunjungan wisatawan domestik ke Bali. Target tujuh juta kunjungan wisatawan asing ke Bali tahun 2019 diprediksi tidak bisa tercapai. Bahkan Presiden Joko "Jokowi" Widodo pernah menyemprit pihak pertamina untuk menurunkan harga avtur (Bahan bakar pesawat) untuk mengantisipasi kenaikan harga tiket tersebut. Berikut ini fakta-faktanya:

1. Tiket pesawat domestik mahal, Bali kehilangan 30 persen turis domestik

Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Bali dan Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), IGA Rai Suryawijaya. (IDN Times/Ayu Afria)

Berdasarkan pemantauan Ketua PHRI (Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia) Bali sekaligus Ketua Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD), IGA Rai Suryawijaya, kenaikan harga tiket tahun 2019 menyebabkan kunjungan wisatawan domestik ke Bali menurun 30 persen.

“Karena terlalu mahal tiket ke Bali. Justru yang paling banyak lari ke luar negeri devisa orang Indonesia. Justru banyak yang ke Singapura, Thailand atau ke Jepang bahkan banyak. Kebijakan ini siapa yang melakukan, bukan tanggung jawab kami,” terang Surya kepada IDN Times, Senin (9/12).

Sementara itu untuk kunjungan wisatawan asing ke Bali permasalahannya bukan ada di harga tiket pesawat yang mahal. Turunnya kunjungan ini sebagai dampak beberapa penerbangan ke Bali tutup, misalnya dari Tiongkok dan Mumbai, India.

2. PHRI sudah mengusulkan ke Presiden Jokowi terkait mahalnya tiket penerbangan domestik

ilustrasi pesawat Garuda (IDN Times/Mela Hapsari)

PHRI telah menyampaikan usulan dalam acara Rakernas (Rapat Kerja Nasional) PHRI di Jakarta tahun 2019. Saat itu ketua PHRI pusat menyampaikan terkait tiket mahal. Banyak wisatawan domestik yang justru memilih pergi keluar negeri, dan berdampak pada banyaknya devisa yang mengalir keluar. Sementara pihak PHRI mengharapkan wisatawan domestik akan berlibur di negara Indonesia, meskipun bukan Bali.

Mahalnya tiket penerbangan domestik ini karena tidak ada LCC (Low Cost Carrier) atau maskapai yang memberikan tarif rendah dengan menghapus beberapa layanan penumpang yang biasa. Termasuk Bali kehilangan yang kehilangan 30 persen wisatawan domestik.

“Kami laporkan ke Pak Presiden untuk segera mengevaluasi. Beliau langsung memanggil Pertamina. Untuk menurunkan harga avtur, mengevaluasi. Karena komponen avtur itulah yang memengaruhi hampir 40 persen harga tiket itu. Nah kalau tidak bisa diturunkan oleh Pertamina, barulah masuk rencananya kompetitor dari luar. Itu, biar sama-sama jalan,” jelasnya.

Namun jika alasan mahalnya karena penerbangan Five Start Air Lines, pihaknya tidak bersedia berkomentar. “Memang kami rasakan tahun 2019 ini harga tiket relatif lebih mahal. Kita sama–sama memberikan subsidi menggairahkan wisatawan nusantara kita,” ucapnya.

Berita Terkini Lainnya